02 : Berdamai Dengan Cobaan

7.6K 460 8
                                    

-Awali dengan Bismillah, akhiri dengan Alhamdulillah-

**


لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا -٢٨٦-

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(Al-Baqarah 286)

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا مَا آتَاهَا -٧-

“Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang Diberikan Allah kepadanya.”
(At-Thalaq 7)

🌹🌹

Nayla memarkirkan mobilnya di garasi, rumah itu nampak terlihat tegang. Nayla mengembuskan napasnya berat.

Perlahan Nayla melanglahkan kakinya masuk, beberapa menit lalu ibunya menyuruhnya pulang dengan alasan ada hal yang penting.

"JANGAN!"

"aku tidak mau kehilangan Nayla untuk yang kedua kalinya, aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya. Mengertilah Albert, aku ini seorang ibu." Diana menangis sambil memegangi kaki lelaki bertubuh tinggi tegap berhidung mancung dan berkulit putih itu.

Niat awal Nayla ingin menemui ibunya, untuk sekadar bersapa salam, namun, dia mendengar rintihan tangisan ibunya.

"Kau tahu apa tentang mengurus anak, Hah! Kau itu ibu tidak berguna." Albert menendang Diana yang masih setia memegangi kakinya hingga perempuan rentah itu meringis kesakitan.

Nayla masih mendengar dari balik pintu marmer kamar yang terbuat dari emas. Nayla merasakan sesak di hatinya saat lagi-lagi suara Albert menendang Diana.

Nayla beristighfar, air matanya membashi wajah lelahnya. Bagaimana bisa dia menyayangi lelaki seperti Albert, jika kelakuan dan sikapnya terus seperti ini. Sudah tidak punya iman, dia pun tidak punya hati.

Seorang lelaki itu seharusnya menjaga dan melindungi perempuannya. Bukan merusak dan menyakitinya. Sadarkah kamu, bahwa setiap tetes air mata perempuan yang tersakiti disebabkan olehmu, maka akan memberatkan siksamu di neraka.

Duarrrrrr.

Nayla mendobrak pintu kamar yang semula tertutup itu. Dia mendapati sosok ibunya yang terbaring lemah di atas dinginnya lantai keramik, bercak darah keluar dari ujung bibirnya.

Nayla benar-benar marah. Bagaimanapun sosok perempuan yang saat ini di sakiti oleh lelaki bernama Albert yang mengaku sebagai ayahnya itu, dia adalah ibu kandung Nayla. Yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan Nayla ke dunia ini, atas izin Allah. Walau perempuan itu tidak merawat dan membesarkannya.

"Beginikah caramu memperlakukan perempuan, Tuan Albert yang terhormat!"

Nayla berkata dengan napas yang tidak bisa di atur. Dia benar-benar merasa sakit hati melihat ibunya terbaring lemah tidak berdaya seperti saat ini.

"Ohh, Darling. Kamu tidak tahu apa-apa. Ayo kembali ke kamarmu, semua tidak seperti yang kamu bayangkan, Dear." Albert menyentuh lengan bergetar Nayla.

"JANGAN SENTUH AKU!"

Nayla menunjuk wajah Albert, air matanya terus berlinangan. Dia benar-benar berada di luar kendali, naluri seorang anak pada ibunya saat ini benar-benar Nayla rasakan.

"Ii--bu," Nayla segera membopong tubuh lemah Diana, tangan kirinya terus menunjuk wajah Albert, wajah yang seakan tidak takut akan dosa.

Diana tidak sadarkan diri, sementara Nayla sedang membawa mobil menuju rumah sakit. Namun, Nayla tidak tahu letak rumah sakit di mana. Dia benar-benar kalut dan kebingungan.

Mahar Cinta Nayla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang