"...."




"Aku baik-baik saja. Tenanglah. Aku masih menyadari posisiku," tukas wanita itu lagi yang kini terdengar agak dingin.




Kalau boleh jujur, terkadang sulit baginya untuk mengenyahkan rasa cemburunya pada Kim Jennie. Ia tidak bisa melakukan apa-apa pada saat Jennie mendatangi kantor Jungkook. Atau bisa merangkul Jungkook dengan bebas layaknya Jennie.



Bagaimanapun ia juga seorang wanita. Seorang manusia. Ia juga memiliki kecemburuan yang tersimpan di hatinya. Dan terkadang itu melelahkan.




"Nona Kim?"



Sohyun sontak menurunkan teleponnya yang belum diputuskannya saat salah satu pekerja datang dan menyapanya.




"Mohon dicek dulu apa lighting yang terpasang sudah sesuai."





"Sebentar," ucapnya singkat pada Jungkook yang masih menanti wanita itu kembali.




Sohyun yang tidak awas, menaruh ponselnya di meja sementara ia bergegas ke area setting. Tanpa sadar seseorang memasuki ruangannya dan melihat nama yang jelas muncul di layar ponselnya.





Hanya lima menit ia pergi, Sohyun kembali ke ruangan dan mengambil ponselnya kembali. Hanya ada dirinya yang meneruskan pembicaraannya dengan Jungkook.


***

Suka atau tidak suka, tega atau tidak, ia tetap harus melakukannya. Dendamnya pada Jungkook harus dibalaskan bila mengingat semua derita sang adik. Ya, singkatnya ia tidak mungkin memaafkan Jungkook dengan mudah.




Lagi, pria berkulit putih itu memandang foto wajah sang adik dan tanpa sadar air matanya menitik.
Ini adalah pilihan yang sulit, tapi ia harus membuat Jungkook merasakan sakit persis yang dirasakannya. Walau itu artinya ia akan membuat orang lain ikut menjadi korban untuk pelampiasan balas dendamnya.



"Aku ingin kalian mendapatkan Kim Sohyun," titahnya singkat pada seseorang yang berada di ujung panggilan.


Pria itu merebahkan tubuhnya, bersandar pada kursinya. Jemarinya menyatu erat seiring pikirannya dipenuhi dengan hal-hal buruk. Idenya memang gila, terlebih wanita itu tidak bersalah apa apa padanya. Akan tetapi, ia sudah keputusan yang diambilnya.




Meski ia cenderung tertarik wanita Kim itu, tapi salahkan takdir yang kenapa harus bertemu dengan orang yang salah hingga menyeretnya masuk ke garis nasib yang buruk.




Balas dendam terlanjur mengusai hatinya ketimbang mengutamakan belas kasihannya. Ia ingin Jeon Jungkook menderita.


***


Melakukan pemotretan untuk dua projek berturut turut, membuat leher Sohyun menegang. Bukan bahu atau lehernya yang terasa kaku, tapi  tubunya juga merasa tidak nyaman saat ini. Mungkin efek karena terlalu banyak berdiri dan bergerak. Ia sempat berpikir itu alasannya. Namun, mau bagaimana lagi, inilah dunia kerja.





Sohyun tidak bisa memilih hidup nyaman dan tetap dibayar tanpa melakukan sembarang pekerjaan yang membuatnya merasa pantas mendapatkan bayaran setimpal. Sejak dulu ayahnya sudah menempa Sohyun jadi wanita pekerja keras.




"Saeron-ah, titik fokusmu masih terlihat kurang. Coba bergerak sedikit ke kanan." Sohyun bahkan masih sempat mengajari Saeron, asistennya di sela jam istirahat.




DANDELION [END]Where stories live. Discover now