Part 16

70.9K 4.1K 65
                                    

“Maika… Maika” panggilku lagi.

“Bunda disini kak, kakak mau apa?” tanya Bunda lagi.

“Maika mana Bun? Kenapa dari tadi Gemal tanyain Maika Bunda gak pernah jawab” kataku semakin tidak sabar mengetahui ada apa dengan istriku itu. Ini sudah terlalu lama dia tidak muncul.

“Maika ada kok” kata Bunda pelan.

“Ada dimana kenapa gak disini bersama Gemal? Apa dia sudah bosan menunggu aku yang gak sadar – sadar?” kataku putus asa.

“Ishhh kakak gak boleh gitu, udah jangan terlalu dipikirkan, nanti kakak juga bisa bertemu dengan dia, yang penting sekarang kakak istirahat dulu” kata Bunda lagi.

Ini ada apa sih, kenapa Bunda tidak mau berkata jujur, ada apa dengan istriku itu, dan tanggal berapa ini, sudah berapa lama aku terbaring dan tidur, sampai Maika bosan dan meninggalkan aku sendiri. Hufttt katanya cinta dan sayang suami sedang sakit dia entah hilang kemana.

“Bun”

“Kenapa lagi kak, udah jangan terlalu dipikirkan”

“Bukan aku mau nanya ini tanggal berapa?”

Aku melihat Bunda melihat jam yang melingkar di tangannya.

“28 Desember 2014, kenapa kakak nanya tanggal?”

“Ya ampun ternyata 5 bulan ya Gemal tidur panjang, pantesan Maika bosan dan hilang kayak gini” kataku putus asa.

“Ih si Kakak sudah Bunda bilang, jangan terlalu dipikirkan, yang penting kakak sehat dulu nanti pasti kakak tau dimana dan kenapa Maika” kata Bunda dengan nada tegas.

Lihat saja nanti ya Maika, kalo aku sembuh dan sehat seperti dulu lagi, aku akan meminta penjelasan kenapa kamu hilang.

****

Semua pemeriksaan sudah aku jalanin dan Dokter memberitahu bahwa keadaanku sudah mulai membaik, hanya harus sering melakukan physiotherapy kaki karena sudah 5 bulan tidak dipakai berjalan membuat otot – otot kaki menjadi kaku.

Tepat 1 bulan aku bangun dari tidur panjang, dan selama itu pula Maika tidak pernah menampakkan batang hidungnya, setiap aku bertanya, Ayah atau Runald selalu mengalihkan atau tidak menjawab sama sekali

Tok tok tok

Aku mendengar pintu diketok.

“Siapa?” tanyaku

Aku melihat pintu dibuka dan masuklah pria yang paling aku sayangi di dunia ini.

Ayah

Aku melihat penampilannya bisa dibilang seperti tidak terurus, jambang dan kumis tumbuh subur dimukanya, sangat berbeda dengan Ayah 5 bulan yang lalu.

“Ayah, ayo masuk… maaf Gemal gak bisa salam Ayah kesana, maklum kaki Gemal belum terlalu bisa digerakkan”

AKu melihat Ayah berjalan menuju tempatku tidur.

Setelah Ayah mendekat aku mengambil tangannya dan menyalaminya. Ah kenapa Ayah semakin kurus. Apa Ayah tertekan dengan masalah pernikahan kami.

“Gimana keadaan kamu Gemal? Apa sudah mendingan?” tanyanya.

“Gemal baik – baik saja kok yah, Gemal sehat dan sebentar lagi juga sudah boleh keluar dari Rumah Sakit”

“Bagus deh…” katanya pelan.

“Ayah apa kabar” tanyaku lagi

“Baik – baik juga, ehem bagaimana ya memulainya. Kamu pasti marah dan benci sama Ayahkan?” tanyanya lagi.

6. Sedikit Cinta Untuk GemalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang