Part 3

78.2K 4.2K 68
                                    

“Masuk dan duduk dengan baik, kakak akan antar kamu ke kantor”

“sejak kapan kakak bisa memerintah aku!!!, jangan ngelunjak ya” katanya dengan nada marah

“selagi aku masih kakak kamu” jawabku dengan nada dingin.

Adikku satu ini memang sekali – kali harus ditegasin, bukan karena apa – apa, bagaimana jika tadi diganggu preman atau bagaimana kalo tadi dia diculik, apalagi hari ini dia mengenakan baju yang astaga, apa ini baju untuk kerja, ckckckkckc tipis dan pendek.

“apa gak masuk angin pake baju seperti itu? Ckckckkckc mentang – mentang kerja dikantor Ayah, bisa seenaknya dan tidak mengikuti aturan pemakaian baju” kataku menyindirnya.

“bukan urusan situ, mau pake baju sexy kek, pake baju tipis kek atau gak pake baju sekalian, its not your business” jawabnya dengan nada makin tinggi.

Aku yang mendengar jawabannya merem mendadak.

“tapi merusak pemandangan, bikin dosa aja, kakak gak mau tau kamu ganti atau kakak yang gantiin” ancamku.

“astaga…. Berani sentuh aku, aku kaduin Ayah, kalo kakak melecehkan aku” jawabnya dan dia berancang – ancang mau melindungi badannya.

Hahahhaha siapa juga yang mau sentuh badan yang kayak papan penggilasan itu, datarrrr.

“pokoknya kita bei baju dulu, kamu mau beli apa silahkan ambil, pokoknya jangan pakai baju seperti ini lagi, apa Rayhan gak marah ya tunangannya pake kelambu  kayak gini”

“udah aku bilang  INI BUKAN URUSAN KAKAK, suka banget sih ikut campur dan jangan sok kaya, kakak kira aku Runold yang mata duitan, aku juga punya duit sendiri dan jangan pernah coba – coba mengatur aku”

Pokoknya aku gak mau adikku ini memakai baju seperti ini, sebagai kakak aku harus melindungi kehormatan dan marwah adikku.

“loh loh loh kantor aku belok kiri kok ini malah lurus sih”

“kakak sudah bilang kita ganti baju dulu” kataku dengan tegas.

“belok gak atau aku loncat nih dari sini” katanya mengancamku.

“loncat aja Maika, apa gak akan menyesal, aspal ini panas loh, kalo kena kulit bisa melepuh dan wajah cantik kamu atau bahkan tubuh kamu bisa lecet gak berbentuk” aku sengaja menakutinya.

Dan diapun ketakutan dan menghentikan usaha untuk meloncat dan kembali memanyunkan bibirnya Manahan kejengkelan.

“kalo nurut ginikan lebih baik Maika, udah jangan kayak anak – anak ini juga demi kebaikan kamu” kataku lagi dan dia memalingkan wajahnya kearah jendela.

Mungkin ini cara supaya kakak bisa melindungi kamu Maika, membuat kamu merasa aman dan membuat dirimu merasakan ada pelindung yang selalu ada disisi kamu.

“ayo sudah sampai, ini butik punya kenalan kakak, barangnya bagus dan sopan, silahkan kamu pilih dan apapun yang kamu mau tinggal ambil” kataku lagi.

“kakak tunggu disini dan jangan lupa pilih yang sopan”

Dia diam dan meringis kesal. Ini akan menjadi hari yang panjang, menemani wanita shopping sama saja dengan membuang – buang waktu.

Aku duduk di ruang khusus untuk tamu VVIP. Aku memberi perintah supaya petugas butik ini  melayani Maika.

“Mbak kalo adik saya itu menemukan baju yang cocok untuk dipakainya, tolong dibawa kesini, saya akan melihat apa baju itu pantas dipakai” kataku kepada pelayan.

“baik pak” kata pelayan itu dengan ramah

“eh kak, jangan lebay juga kali… emangnya kakak siapa aku, tunangan aku saja gak kayak gini kali, kalo kayak gini lebih baik kakak belikan aja aku gamis atau baju kurung” katanya kesal.

6. Sedikit Cinta Untuk GemalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang