Part 6

69.6K 4.1K 82
                                    

“Jangan macam – macam Maika, ini Rumah Sakit” kataku mencoba menghentikan rencana yang entah apa yang akan dia lakukan.

“Alah jangan muna kak, kamu itu lelaki normal dan lelaki normal akan suka apa yang akan aku sajikan ini, aku ingin tau apa benar kamu menganggap aku adik atau malah menganggap aku sebagai wanita” katanya lagi.

Dia kembali mendekatiku dan mulai melepaskan bajunya satu persatu, astaga mampus gue… ini mah terlalu besar godaannya.

“Maika berhenti!!!! Pakai baju kamu kalo ada yang masuk gimana? Kamu ini udah gila ya” kataku mencoba menghentikannya.

“Iya aku udah gila, gila karena kamu” katanya dan gerakan membuka baju tidak dia hentikan.

“Kenapa mata kamu gak berhenti menatap aku? apa mau sentuh?” katanya dan dia makin mendekatiku.

“Sadar Maika ini dosa” kataku masih berusaha menghentikan kegilaannya ini.

“Ayolah kak, kamu itu suka juga kan dengan aku, apa karena takut Ayah makin membenci kakak makanya kakak menolak aku?”

“Ya Allah Maika, stopppp jangan lanjutkan, kamu apa gak punya malu, apa gak ada otak, malah memperlihatkan tubuhnya kepada orang yang bukan suaminya, apa kata Rayhan kalo dia tau masalah ini”

“Kalo gitu nikahi aku, aku maunya nikah hanya sama kakak, tidak pria lain” katanya dan kali ini dia duduk di pahaku.

Ya Allah aku gak kuat kalo dia semakin nekat seperti ini. Bertahan Gemal, jangan dikalahkan oleh nafsu, hubungan dengan keluarga ini sudah lumayan membaik, jangan dibuat makin buruk.

“Bangun dan pakai baju kamu atau kakak benaran marah dan jangan harap bisa melihat wajah kakak lagi”kataku mengancamnya dan kali ini wajahnya sangat sedih dan aku merasakan tetesan air mata di pahaku.

Jangan nangis Maika, kamu kayak gini buat kakak semakin bersalah, apa kamu tau kakak sangat sangat ingin menyentuh kamu, tapi kakak gak mau merusak kamu, apa kamu tau hati kecil kakak ingin memperjuangkan kamu, ingin rasanya menanam benih di rahim kamu hingga kamu hamil dan itu akan mempermudah langkah kita buat bersatu, tapi… tapi itu bukan cara yang tepat, Ayah dan Bunda akan kecewa dan mereka akan menganggap kakak jahat sama seperti orang tua kakak. Biarlah sakit sekarang tapi dimasa depan kamu akan berterima kasih.

Aku menggendongnya dan mengambil baju nya, aku pasangkan satu persatu, dan air matanya sama sekali tidak berhenti mengalir, aku tau dia pasti merasa kotor atau murahan.

“Maika… please jangan seperti ini, jangan dengan mudahnya kamu memperlihatkan aurat kamu dengan orang yang bukan muhrim, walau itu tunangan kamu, tapi apa kamu tau? Mencintai itu tidak harus memiliki, dekat dan menjaganya saja sudah lebih dari cukup” kataku menghapus air matanya.

“Kenapa aku harus semenderita ini kak, aku… aku merasakan sakit disini, dan apa kakak tau obat sakit itu hanya kakak, please perjuangkan aku, perjuangkan cinta ini, aku gak mau menikah dengan Rayhan, aku maunya kakak,  aku bisa bernafas kalo kakak ada disisi aku” katanya lagi.

“Kakak disini saja kok, disisi kamu selamanya tapi bukan sebagai suami, tapi sebagai kakak sulung” aku memegang tangannya yang mulai gemetaran.

“Kak… apa begitu besar keinginan kakak menjadi anak dan kakak dikeluarga ini? aku tau perasaan kakak sama seperti perasaan aku”

Ya, kakak juga sangat ingin bersama kamu Maika, apapun akan kakak lakukan asal kamu bisa bahagia, tapi kita gak bisa, kita akan menghancurkan hati Ayah, apa kamu tau semenjak kakak masuk keluarga ini Ayah sudah mendoktrin di otak kakak bahwa kamu sangat terlarang dan gak pantas untuk kakak. Kakak harus bagaimana.

6. Sedikit Cinta Untuk GemalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang