1

6 1 0
                                    

"aduh bu tahan dulu ya ini saya lagi coba cari taxi" ujar Raina panik melihat ibu hamil di depan nya yang tengah bersandar pada dinding butik milik bunda Raina dengan keringat bercucuran dan cairan air ketuban yang mulai menetes pada betis nya

Hari ini adalah hari sabtu. Seperti biasa, jika Raina merasa bosan dirumah ia akan kebutik milik bunda nya untuk menghabiskan waktu weekend ketika tidak ada plan yang ia buat.

Dan sudah dua jam yang lalu bunda Raina meninggal kan butik karena memiliki urusan yang Raina sendiri tidak tahu urusan apa itu yang jelas bunda Raina hanya menitip kan butik pada nya selama bunda nya pergi.

Ketika Raina sedang melayani seorang ibu hamil untuk membeli pakaian di butik, tanpa disangka-sangka ibu hamil itu merintih kesakitan sembari memegang perut nya yang membelendung besar

Seketika Raina panik karena ini baru kali pertama dirinya mengahadapi hal seperti ini dan pelayan di butik pun sedang tidak ada. Raina hanya berdua di butik ini bersama si ibu hamil

Raina benar-benar bingung saat ini ingin rasa nya ia menghilang dari sini karena ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan karena rasa panik yang memenuhi pikirannnya

"huh... Huh... Mba sa....saya udah gak ku.....at" ujar ibu hamil itu tertatih tatih menahan rasa sakit pada perut besar nya, bahkan Raina ikut meringis mendengar nya

"aduh buk saya juga gak tau mana taxi gak ada yang lewat, kan gak mungkin kalo saya berhentiin mobil orang" Raina semakin panik karena tidak ada satu pun taxi yang melewati jalanan depan butiknya. Raina benci kondisi ini, kondisi dimana sesuatu sedang dibutuhkan namun sesuatu itu sulit untuk didapatkan

Cukup lama Raina celingak celinguk mencari taxi hingga akhirnya ia menemukam taxi yang akan melintas di jalan depan butik nya

Raina sengaja berdiri 40 meter dari jarak taxi untuk menyetop taxi tersebut, dari jauh taxi tersebut mengklakson Raina yang berdiri di tengah jalan

Mau tidak mau taxi tersebut berhenti tepat di depan Raina "woi dek mau mati ya" maki supir taxi tersebut dengan menyudulkan kepala dari jendela mobil

"aduh pak tolongin saya itu ada ibu hamil mau melahirkan saya gak tau cara bantuin orang melahirkan" ujar Raina pada supir taxi

Melihat kepanikan Raina yang kentara supir taxi tersebut menepikan taxi nya karena banyak kendaraan lain dibelakang yang sudah mengklaksonnya habis-habisan

Supir taxi turun dan masuk kedalam butik Raina untuk memastikan ucapan Raina

"aduh saya udah gak kuat to.....long" ibu hamil tersebut terus merintih kesakitan hingga wajah nya pucat pasi

"iya buk ini udah ada supir taxi nya, ibu tahan dulu ya kita kerumah sakit sekarang" Raina berjongkok disamping si ibu hamil berusaha menenangkan nya

Melihat tidak ada reaksi dari si supir taxi, Raina menaut kan alis nya heran ketika melihat si supir taxi diam mematung di depan si ibu hamil

"loh ayo pak bantuin malah bengong aja ini kasian ibu nya" omel Raina

"ehh maaf neng saya gak bisa"ujar si supir taxi tampak bimbang

"loh bapak gimana sih tinggal di gendong aja si ibu nya bawa ke taxi bapak apa susah nya, entar saya bayar kok pak"

Supir taxi tersebut menggaruk leher nya yang tampak tidak gatal "bukan gitu neng saya kan laki-laki mana boleh sentuhan sama wanita yang bukan muhrim saya" terus terang si supir taxi

Raina melongo tidak percaya atas alasan si supir taxi "ya kan ini darurat pak, Allah pasti ngerti kok bapak tega liat ibu nya terus kesakitan kaya gini"

YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang