#49 》flashback

3.5K 191 9
                                    

Kesibukkan apapun Damar jalani, seperti dari mengerjakan tugas, belajar, mengajak Regina dan Denada jalan-jalan, mengantar Andra cek kesehatan, dan masih banyak lagi.

Itu semua Damar lakukan untuk melepas semua pikiran yang sudah sangat melekat di otaknya. Gadis itu, bahkan hingga saat ini Damar belum bisa berhenti memikirkan Kanaya. Ia menebak pasti Kanaya sudah bahagia di sana, dan mempunyai kesibukkan barunya.

Rezky dan Damar juga sudah lost contact. Kini mereka hanya berteman di instagram—sosial media yang paling terbuka. Banyak perempuan mendekatinya, tetapi tidak ada yang membuat Damar berpaling. Jika ia menerima salah satu dari banyak perempuan, ia hanya takut orang itu hanya dijadikannya sebagai pelampiasan.

Denada yang baru mengetahui masalah itu, sempat sangat marah kepada Damar dan akhirnya lelaki itu mencoba menceritakan sejujurnya, tapi tidak mengenai masalah Andra—papa Kanaya.

Tidak ada yang mengetahui keberadaan Andra. Menurut Damar, hanya Regina saja yang mengetahui itu juga sudah cukup.

Denada juga sudah mengetahui siapa Regina sebenarnya. Saat itu, Denada sempat menyangka kalau Regina merupakan pacar baru Damar setelah putus dari Kanaya. Tapi Regina menjelaskan sejelas-jelasnya pada Denada mengenai pernikahan mamanya dengan papa Regina. Denada mengangguk mengerti, meskipun ia kecewa dengan Regina dan Damar karena tidak memberi tahunya dari awal, Denada juga bersyukur karena ternyata ia mempunyai kakak perempuan.

Damar menyadari semua masalah terjadi karena ia tidak menjelaskan semuanya pada orang-orang yang berhak mengetahui masalah itu. Tapi percayalah, jika kalian menjadi lelaki itu sudah dipastikan kalian tidak sanggup menutupi semua rahasia yang sudah diketahui.

Pernahkah kalian mempunyai satu rahasia dari satu orang terdekatmu mengenai seseorang yang juga merupakan orang penting di kehidupan kalian. Sedangkan kalian sudah memegang janji untuk tidak menyimpan rahasia apapun kepada orang terpenting itu. Berat bukan?

Itu yang Damar rasakan. Tapi perlahan setelah beberapa orang terdekatnya kini sudah mengetahui siapa Regina sebenarnya, hatinya terasa lebih lega.

Yang harus Damar selesaikan saat ini adalah sekolahnya yang akan selesai dalam beberapa bulan lagi, untuk bisa mengejar cinta pertamanya. Itu harapannya, dan mungkin tidak akan bisa.

*flashback on*

Dua orang sedang duduk memperhatikan pemandangan yang ada di depannya, menikmati angin sepoy-sepoy yang lebih terasa jika mereka berada di rumah pohon, seperti sekarang ini.

"Tujuan.." gumam gadis yang sedang memutar ponselnya, pandangannya tetap fokus ke depan.

"Tujuan?" Tanya orang di sebelahnya.

"Iya." Jawabnya kemudian menoleh. "Tujuan kamu apa ke depannya?"

"Aku? Emm... gak tahu."

"Kenapa gak tahu?"

Seseorang itu mengubah posisi duduknya menjadi menghadap gadis yang tengah memandangnya. "Aku takut, aku gak bisa sampai di tujuan aku."

Gadis itu tersenyum. Ternyata dia hanya pintar dalam pendidikan, pikirnya.

"Kamu tahu? Setiap orang harus punya tujuan dalam hidupnya, meskipun itu cuma satu." Gadis itu menjeda ucapannya, menelan salifanya sekejap. "Walaupun kamu gak bisa sampai di tujuan kamu, seenggaknya tujuan itu udah ada di list hidup kamu. Jadi kamu tetap berusaha mengejar tujuan itu untuk hidup kamu juga."

Damar tersenyum segaris, ia menarik pelan hidung Kanaya gemas. "Pacar aku bisa bijak juga? Kirain cuma bisa ngomel?"

Kanaya memukul pelan tangan Damar yang sedang berada di hidungnya. "Emangnya aku suka ngomel?" Tanyanya.

unforgettable [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora