Episode 13

17 2 2
                                    

David berdecak heran dengan plang toko kue orang tua Isfany. Nama toko tersebut meninggalkan tanda tanya di benak David.

"Vana Fany?." Decak heran David.
"Vana siapa?." David menoleh ke arah Isfany. Isfany kebingungan mencari jawaban. Ia tidak mungkin mengatakan jika Vana adalah saudara kembarnya. Bukan karena tidak mau mengakuinya namun jika ia mengatakan hal itu maka Dav bisa bertanya banyak hal.

"Vana itu mm V-vana...

"Kita masuk aja yuk!." David mengambil alih. Kini giliran Isfany yang terheran dengan sikap Dav. David tidak mau memaksakan rasa ingin taunya.

"A-yok!." Isfany mempersilahkan Dav masuk ke tokonya.
"Mama!." Isfany memanggil mamanya yang sedang mengaduk adonan kue.

"Fany!." Mama menghentikan aktivitasnya. Beliau menghampiri putrinya yang berdiri di etalase.
"Kamu dari mana aja? Mama itu nungguin kamu." Mama meluapkan kekesalannya.

"Maaf, ma. Fany terlambat pulang." Isfany menunduk menyesal.

"Emangnya kamu kemana aja? Terus baju kamu kotor itu kenapa?." Tanya mama dengan ekor mata melirik ke wajah David.

"Nanti Fany ceritain." Jawab Isfany.

"Ya udah sekarang kamu masuk." Isfany menuruti kata mamanya. Ia masuk ke toko.
"Terus kamu ada apa ke sini? Kenapa bisa sama anak saya?." Mama bertanya sinis pada David.

"Mama jangan galak galak dong? Dav tadi yang nolong Fany. Mungkin kalau nggak ada Dav, Fany belum pulang." Isfany menyebelahi mama.

"Iya, tante. Tadi saya liat Fafa eh maksudnya Fany lagi nunggu angkot di sekolah. Terus saya inisiatif antar Fany pulang." David membenarkan. Hatinya berbunga - bunga terhadap pembelaan Isfany pada dirinya di hadapan orang tuanya.

"Mama jangan marah lagi ya?." Pinta Isfany dan diangguki mama.

David memandangi kue - kue yang dipajang di dalam etalase.
"Tante bisa bikin kue apa aja?." Tanya David tiba tiba.

"Apa aja. Kue bolu, kue kering, kue ulang tahun, brownies, dan kue kue lainnya." Jawab mama Santi.

"Bentar lagi kan ulang tahun pernikahan mama papa. Nggak ada salahnya gue kasih papa kejutan." David melamun.

"Ada apa Dav tanya gitu?." Isfany menyirnakan lamunan David.

"Tante, bisa nggak saya pesen kue ulang tahun buat tanggal 23 September besok?." Tanya David.

"Bisa. Tapi saya nggak bisa antar pesanannya, soalnya tanggal itu saya lagi banyak banget pesanan." Jawab Santi.

"Nggak masalah tante. Saya bisa ambil sendiri." Balas David.

"Oke. Kamu pilih aja mau bentuk yang kayak gimana." Santi menyerahkan daftar kue kue di tokonya.

David membaca satu per satu macam - macam kue di daftar tersebut. Ia agak kebingungan memilih bentuk kue seperti apa. Ia terus membolak - balik daftar tersebut.

"Saya bingung, tan. Bagusnya bentuk apa ya?." David meminta pendapat. Isfany terus menatap wajah David penuh selidik. Ada rasa penasaran di benaknya.

"Memangnya mau buat apa kuenya? Nanti saya kasihkan saran. Di sini bentuk kuenya lengkap. Ada love, kotak, bundar, triangle, bintang, segi lima, dan macam macam bentuk lainnya." Santi memberi banyak pilihan bentuk kue untuk Dav.

"Itu kue anniversary orang tua saya. Saya mau kasih kejutan ke mereka." Jawab David.

"Ooh. Kalau menurut saya lebih baik love. Itu semakin memperkuat suasana." Kata Santi.

"Terserah tante aja mau bentuk apa. Pokoknya ukuran lebar kuenya 15 cm, kuenya rasa pandan, krimnya coklat sama vanila blue. Oh ya, terus ukir nama mereka di atas kue itu." Dav menunjukkan sebuah kartu nama berisi nama kedua orang tuanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 18, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The End of My LoveWhere stories live. Discover now