Tatapan para mahasiswi terlihat seperti ingin memakanku.

Kau mengira aku bercanda? Tidak, aku serius. Mereka benar-benar ingin menerkamku. Dan saat mereka melihat Zayn, tatapannya berubah. Tatapannya menjadi memuja seakan ingin sekali berada di dekatnya. Ingin sekali memilikinya.

Aku mendengus, bagaimana bisa mereka berpikiran seperti itu? Mereka bahkan tidak tahu bagaimana sikap Zayn yang sebenarnya. Dia amat sangat mengesalkan. Abaikan betapa berbahayanya dia. Dalam pikiranku sekarang adalah dia sangat mengesalkan.

Mengapa? Karena, tidak ada angin topan, badai, ataupun gempa bumi, dia justru membawaku ke kampus. Dia merusak rencanaku. Aku sudah berencana untuk absen alias bolos hari ini. Mungkin tiga hari ke depan. Atau mungkin seminggu. Atau mungkin ...

Lupakan.

Zayn masih terus menyeretku yang sudah pasrah, sampai akhirnya dia masuk ke dalam kelas –dengan aku yang masih dipaksa ikut– begitu jam pertama mulai. Dia duduk di kursi depan dengan memaksaku juga untuk ikut duduk pada kursi sampingnya.

Aku kembali terngaga saat para mahasiswa lainnya masuk ke dalam kelas. Mereka menatapku heran, mungkin heran karena melihatku masuk kuliah di jam pertama. Dan saat itu juga, Ms. Grey masuk ke kelas. Dia adalah wanita yang mengurusi biaya administrasi sekaligus dosen sejarah. Mata pelajaran yang tidak kusukai. Seperti Ms. Grey yang tidak menyukaiku.

“Zayn, kau gila?! Aku bahkan tidak membawa apapun!” bisiku kesal. Yang ditanya hanya menatap datar ke depan tanpa menjawab pertanyaanku.

Ajku menggeram kesal, “Zayn kau-“

“Miss. Morgan, tumben sekali kau di sini?” ucapanku terpotong ketika suara Ms. Grey menginterupsiku.

Aku mengalihkan pandanganku padanya lalu berdehem kecil. Mencoba mengatasi dosen menyebalkan ini. Sudah lama aku mempunyai masalah dengannya. Bukan hanya karena aku yang sering terlambat membayar biaya kuliah--karena uang hasil balap selalu kugunakan untuk melunasi hutang orang tuaku--tapi juga karena ia yang sering memergokiku tidak masuk kelasnya.

Memang, awalnya ia tahu jika aku tidak mengikuti kelasnya tiga kali berturut-turut. Tapi aku melakukannya karena suatu alasan, ingat kecelakaanku dulu? Nah, karena itu. Namun ia tetap tidak peduli dan melanjutkan sikapnya untuk terus tidak menyukaiku.

Aku tidak betah dan mencoba untuk keluar dari kelasnya. Tapia ia justru melarangku dan memintaku untuk tetap hadir di kelasnya hingga kuliahku selesai nanti. Dan sekarang, aku kembali bertemu dengannya setelah mencoba menghindar bertemu dengannya di kelas selama hampir satu bulan.

Oh, sepertinya bertemu dengan Zayn memang benar-benar membuatku tambah menderita.

“Aku hanya ingin menjadi mahasiswi yang baik Mrs,” ucapku dengan nada sesopan mungkin. Ms. Grey tersenyum puas. Seakan-akan aku masuk dalam jebakannya.

“Kalau begitu, mengapa kau tidak membawa apapun? Kau mau menulis semua materi yang aku sampaikan di udara?” tanyanya tajam.

Aku menelan ludah. Zayn benar-benar sialan. Aku sudah berkata kalau aku tidak akan bisa masuk kuliah tanpa membawa apapun. Tapi dia malah tetap memaksaku.

“Dia juga tidak membawa apapun.” Aku menunjuk Zayn yang sedang bersender pada senderan kursi dengan santainya. Dia hanya mengangkat alis saat mendengarku protes.

Aku melihat ekspresi Ms. Grey, dia tersenyum meremehkan padaku.

“Sayangnya dia berbeda dengamu Morgan. Zayn Malik adalah mahasiswa yang sangat pintar. Dia alumnus universitas ini sejak empat tahun lalu dengan nilai memuaskan meski umurnya masih muda.” balasnya puas.

Aku membelalak kaget. Yang benar saja? Zayn sudah lulus kuliah sejak empat tahun lalu? Tunggu, berapa umurnya sekarang, aku yakin umurnya tidak terlalu jauh denganku. Mungkin beda satu tahun? Aku 21 dan ia 22. Berarti empat tahun lalu ia berusia 18 dan sudah menyelesaikan kuliahnya?

Aku menggeleng, merasa masih tidak percaya. Bahkan ketika aku berusia 17 aku sedang berhenti sekolah karena tidak ada biaya. Aku baru melanjutkan sekolah ketika berusia 18 tahun, tahun dimana aku bertemu dengan Liz dan juga mulai mengikuti balap liar.

“Kau tidak bisa merendahkanku dengannya. Ia memang bisa lulus pada usia semuda itu. Tapi aku.juga bisa lulus secepat mungkin dengan.nilai yang tinggi juga.” ucapku asal karena sudah sangat geram pada Zayn dan juga Ms. Grey.

Terlebih Ditambah dengan tatapan para mahasiswa yang lain. Mereka seperti ingin tertawa! Dan aku tidak suka ditertawakan karena ketidakmampuanku. Aku bisa saja melakukan itu kalau aku mau. Hanya saja kehidupan malam serta balap liar menyulitkanku untuk fokus pada kuliah.

Well, Kau yakin Miss. Morgan?” Ms. Grey tersenyum meremehkan padaku.

Aku merasa jengah, dan dengan mantap aku mengangguk. Ms. Grey hampir saja bertepuk tangan saat melihatku mengangguk. Dia lalu beranjak menuju mejanya dan membuka sebuh buku. Mencari-cari sesuatu.

Setelah menemukannya, dia menatapku dengan senyum yang masih merekah di wajahnya.

“Kalau begitu, buatkan aku essay 200 lembar tentang sejarah Yunani dan Romawi. Tidak boleh menyalin, harus karyamu sendiri. Kutunggu minggu depan. Itu hanya tugas awal, aku akan terus memberinu tugas hingga akhir semester. Lalu kau juga tidak bisa lepas dari tugasku hingga kau benar-benar lulus. ” ucapnya tenang.

Aku menelan ludah, mataku menatap kosong. Ini adalah bencana. Bencana besar. Sejarah Yunani dan Romawi dengan tebal 200 lembar? Yang benar saja! Dan dia hanya memberi waktu seminggu?

“Kau tidak sanggup bukan?” tanyanya lagi dengan nada seolah dia sudah menduga reaksiku. Dengan keras kepala aku menjawab, “Tentu saja tidak, aku sanggup. Sangat sanggup.”

Seiringn dengan terlontarnya perkataanku, Ms. Grey langsung tersenyum. Senyum dengan arti kalau-begitu-kutunggu-hasilmu-minggu-depan-dan-hari-dari-penuh-tugasmu.

Menghela nafas, akhirnya Ms. Grey memulai mata pelajaran yang biasanya dia ajarkan. Sejarah, pelajaran paling membosankan sepanjang masa.

Aku pun menopang daguku dengan tangan di atas meja. Aku menatap Zayn dari ujung mataku dengan pandangan kesal. Ia seperti menangkap pandanganku namun tetap terdiam. Tatapannya lurus ke depan tanpa menghiraukan aku yang sudah sangat kesal padanya. Ia memperhatikan Mr. Grey dengan baik. Sedangkan aku hanya bisa.mendengus.

Untuk apa ia masuk kelas ini kalau ia sendiri sudah lulus sejak empat tahun lalu?

______________________________________

Hai, Chap 8 here...

Kemarin sempet nggak update karena terhalang oleh sesuatu. Maaf banget ya, maaf juga nggak bisa buat chap panjang. Jadi, nikmati aja chap pendek ini, hehehe XD

Jangan lupa vomments, Thanks :)

06 Agustus 2014

Protect You || Malik [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang