50. Too good at goodbyes

2.2K 378 181
                                    







Happy reading!!
💏💏






Apa kau tahu? Bahwa tidak mudah membuat perasaan orang lain tersentuh. Bahkan kau juga tidak akan pernah tahu kapan perasaan orang lain terluka. Jadi, bisakah kau menjaga sikap dan bicaramu?

Karena ada beberapa luka yang tidak bisa disembuhkan oleh waktu.


Untuk yang kesekian kalinya, Yoongi menghela napas. Ia mendudukan diri di kursi yang terletak disudut kamar, dengan kedua tangan bertumpu pada paha, menopang kepala yang seolah begitu berat karena dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran masa lalu yang membuatnya menyesal--mungkin.

Yoongi yang banyak dikenal orang adalah pemimpin perusahaan besar, wajah dingin yang terksesan angkuh sudah melekat pada dirinya selama ini. Dan jangan lupakan tatapan mengintimidasi yang ia berikan, bahkan mungkin dia bisa membunuh orang dengan tatapannya itu.
Keras kepala, sombong dan angkuh. Tiga hal yang tidak bisa dihilangkan dari sosok tampan seorang Min Yoongi.

Tapi sekarang, lihatlah. Dia berbanding terbalik dengan apa yang sudah orang-orang tahu selama ini tentangnya. Min Yoongi terlihat lemah bahkan menyedihkan. Sudah beberapa hari belakangan ini tidak ada pergerakan yang berarti darinya, seolah setengah jiwanya pergi entah kemana.

Seolah ia tak memperdulikan apa yang akan orang lain pikirkan jika melihat sikapnya kali ini. Yoongi benar-benar tidak perduli. Dia hanya--merasa sendiri. Merasa seolah tengah dicampakkan bahkan sebelum ia mengutarakan isi hatinya.
Senyuman dan pelukan hangat penuh cinta, Yoona--Yoongi merindukannya, sungguh.

Yoongi ingin pergi, mencari Yoona dan mengatakan bahwa ia mencintainya--sangat mencintainya. Tapi ia tidak bisa. Janji dimasa lalu seolah membuat tubuhnya kaku, seakan ia tidak punya hak untuk menggerakkan tubuhnya sendiri.

"Aku hanya ingin melihat senyummu, sekali saja" gumam Yoongi lirih.

Min Yoongi, saranghae

Yoongi mengusap wajahnya kasar. Bahkan bayangan Yoona terlihat begitu jelas ketika ia mengingat kalimat itu.

Yoongi merutuki dirinya sendiri akan kebodohan yang berulang kali ia lakukan kepada istrinya, dulu. Selalu membuatnya menangis, meninggalkannya bahkan meminta bercerai dengannya untuk--

"Kau tidak bekerja?"

Suara yang mengalihkan perhatian Yoongi. Ia mendongak, mendapati Hanna yang tengah berjalan kearahnya.

"Apa kau marah padaku?" lanjutnya.

"Tidak" sahut Yoongi datar.

"Ada apa? Wajahmu terlihat tidak baik-baik saja. Apa kau sakit?" tanya Hanna seraya menangkup wajah Yoongi dan mengusap pipinya lembut.
Yoongi menggeleng lemah.

"Yoongi--" Hanna menatap lurus manik Yoongi.

"Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan Korea? Aku akan kembali ke Inggris"

"Mwo?"

Hanna tersenyum tipis, terlihat jelas raut wajah Yoongi yang berubah jauh lebih ekspresif dari sebelumnya.

"Kau akan ikut denganku kan?"

Yoongi membisu.

"Yoongi, kau akan ikut dengan ku kan?" lanjut Hanna kembali mengusap lembut wajah Yoongi. Seolah memberinya tanda bahwa Hanna butuh jawaban sekarang juga.

Yoongi menggenggam tangan Hanna yang mengusap wajahnya. "Hanna--" ucapannya terhenti ketika melihat perubahan tatapan mata Hanna padanya, seolah tatapan memohon namun ia tak ingin mengatakannya.

Trust Me, It's Love [Min Yoongi BTS]Where stories live. Discover now