4 - Sadar

245K 3.8K 17
                                    

Sementara itu di ruang meeting.

" Kau yakin tidak ada yang tertinggal son ? atau ada hal lain yang kau lupakan ... ?" Ahmad menepuk ringan bahu Anton.

Rapat belum mulai di karenakan dirinya tadi keluar memohon ijin untuk menerima telpon yang ternyata dari istri tercintanya,Ani.

Saat Ahmad mengangkat panggilan Ani,Ahmad langsung mendapat amukan kemarah Ani yang seharusnya di tunjukan pada Anton.

Tapi karena Anton tidak membawa ponsel nya jadilah Ani menghubunginya dan melampiaskan semua kemarah dan unek unek nya pada Ahmad.

Ahmad menduga pasti terjadi sesuatu antara Anton dan Sein,sampai sampai Sein menghubungi Ani dan meminta agar supir menjemputnya.

Jadilah dia menyuruh supir yang tadi mengantarnya ke kantor untuk mengantar Sein pulang ke rumah nya.

Sein tidak biasanya mau menginap atau main ke rumahnya,setelah tinggal satu atap bersama Anton.
Pasti ada alasannya kenapa Sein mau pergi ke rumah nya,apalagi kalau bukan karena merajuk pada Anton.

Semenjak kedua orang tua Sein meninggal dan Sein lebih memilih tinggal bersama dengan nya,Ani selalu memanjakan Sein
tapi Ahmad sendiri memang selalu memanjakan Sein karena baginya Sein sudah seperti anaknya sendiri.

Anton mengerutkan kening nya,mulai berpikir dan membuka beberapa berkas untuk melihat apakah ada dokumen yang tertinggal,tapi tidak ada berkas yang tertinggal.

" Tidak ada yang tertinggal pah,semua berkas untuk meeting sudah lengkap ..." Jawab Anton setelah memastikan tidak ada berkas berkas yang tetinggal di ruangan nya.

Ahmad diam,tidak berkata sepatah kata pun.
Tapi mata Ahmad terus menatap Anton dengan intens dan sebelah alis terangkat.

Membuat Anton mau tak mau kembali berpikir,mengingat hal apa yang ia lupakan.
Anton masih berpikir dengan keras,sesekali Anton mengetukan jari tangannya ke atas meja.

Anton langsung menegakan tubuh nya dan menatap Ahmad dengan mata melotot.
" Sein ...?" Tanya Anton ragu ragu,yang langsung di angguki Ahmad.

Anton memijit pelipis nya,kenapa dia bisa melupakan keberadaan Sein,pasti Sein sudah pergi tak mungkin Ahmad berbicara seperti itu kalau Sein masih di ruangannya.

" Apa kalian bertengkar ...?" Tanya Ahmad penasaran menatap Anton,menuntut penjelasan.

" Apa Sein yang menghubungi papah barusan ...?" alih alih menjawab pertanyaan Ahmad Anton malah balik bertanya.
Membuat Ahmad mendengus tak suka.

" Yang menelpon papah barusan mamah ..." Ahmad diam,menunggu reaksi yang akan Anton tunjukan.
Ahmad menghela nafas nya sebelum akhirnya kembali melanjutkan kalimat nya.

" Dan kamu tahu An,mamah sangat marah.
Papah gak mau bantu kamu ya kalau nanti mamah kamu gak setuju Sein kerja di kantor ini,kamu tahu sendiri kan kalau mamah tuh maunya Sein melanjutkan S2 nya di London ..." Ucap Ahmad panjang lebar.

Perkataan Ahmad seolah menampar Anton,bagaimana bisa dia lupa kalau Ani itu sangat over protective terhadap Sein.
Bahkan Anton merasa kalau Sein lah anak Ani dan bukan diri nya.

" Papah ... " Anton mengerang frustasi.
Baru saja Anton akan kembali berucap tapi terhenti saat Ahmad mengangkat tangan kanan nya,membuat Anton hanya bisa menghela nafas nya pasrah.

" Bisa kita mulai rapat nya ...?" Ahmad menatap satu persatu para petinggi perusahaan yang kini sudah duduk di kurisnya masing masing.

Semua orang kompak menganggukan kepala nya dan meeting pun di mulai,membahas kelanjutan kepemimpinan perusahaan yang memang rutin di lakukan 5 tahun sekali.

Because I Love You [ Tersedia Dalam Bentuk Cetak ]Where stories live. Discover now