Bad Day

187 98 63
                                    

Selamat membaca dan selamat berimajinasi☺😉

~YORA POV~

Sambutan gerimis hujan di minggu pagi ini membuatku enggan untuk bangkit dari zona ternyaman, yaa apalagi kalo bukan di kamar tercinta.

Sambutan gerimis hujan di minggu pagi ini membuatku enggan untuk bangkit dari zona ternyaman, yaa apalagi kalo bukan di kamar tercinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru beberapa detik kembali ke alam mimpi, suara ketukan pintu dari luar terdengar sangat mengganggu. Akhirnya ku putuskan untuk bangun dan berjalan dengan malasnya ke arah pintu yang memang terkunci itu.

'Ceklek'

Terpampanglah sosok wanita paruh baya yang sudah berdiri tegak di depan pintu dengan tatapan mengintimidasi, sehingga membuatku langsung angkat bicara 'ada apa' dengan suara khas orang bangun tidur.

"Jam segini baru bangun?!!" katanya sinis padaku. 'Tidak seperti biasanya mamah berlaku sinis seperti ini' batinku heran.

'Hoamm'

"Iya, ada apa sih, Mah? Biasanya juga kalo weekend Yora bangunnya siang."

"Mulai sekarang jangan dibiasakan lagi seperti itu! Cepetan mandi! Mamah tunggu di bawah, ada hal yang ingin mamah bicarakan," tegasnya dingin, lalu pergi begitu saja menuruni anak tangga.

Whatt!! Ada apa dengan mamah hari ini? Aneh sekali. Biasanya mamah tidak pernah berkata tegas seperti ini padaku bahkan bersikap cuek pun jarang. Walaupun sedang marah pun mamah sebisa mungkin bersikap lembut, dan dia selalu membelaku dengan perkataan halusnya itu dari amukan papah ataupun kak Justin,  kakak ku.

Ya! Mamah memang dikenal orang yang lemah lembut dan juga baik hati. Tapi untuk hari ini bagiku sikap 'lemah lembut' nya itu tidak ada. Apa mamah sudah ketularan sikap papah dan juga Kak Justin yang protektiv dan tegas itu. Aargh! Jangan sampai!

Walaupun dingin karena cuaca tidak mendukung, aku tetap mandi. Males banget tapi ya harus.

》》《《

Dengan terpaksa aku menuruni anak tangga dan langsung menuju ruang makan. Di sana ku lihat mamah sedang membereskan bekas sarapannya."Mah? What this is your speaking?" ucapku to the point.

Mamah pun menoleh lalu ia duduk kembali dengan manisnya di hadapanku.

"Nanti malam kamu ikut dinner dengan mamah papah, and with family friends bisnis your father. Tidak ada penolakan kamu harus ikut!" jelasnya dengan sorotan mata yang bisa dibilang 'Memaksaku untuk ikut'. Karena mamah pasti sudah tau jawabanku yaitu TIDAK makannya dia bersikap seperti itu.

Tapi tetap saja aku tidak mau pergi. Apalagi pasti nanti yang dibahas masalah bisnis perusahaan, aku paling tidak suka dengan hal itu.

"I'am not go! Itukan urusan bisnis papah. So, buat apa melibatkan aku," jawabku acuh.

Tomboy's PatnerWhere stories live. Discover now