Chapter 45 : Teka-Teki Sialan!

Start from the beginning
                                    

Desahan Zea membuat libido Sean melambung tinggi karena terbakar api gairah. Oh shit! Sean tak bisa menahan gairahnya lagi tapi dengan tiba-tiba gadisnya membalik posisi mereka. Saat ini Zea yg berada di atas Sean. Mata gadis itu sayu ketika menatap leher Sean yg terlihat menggoda. Zea memejamkan matanya untuk sejenak. Ia berusaha menggontrol nafsu tingginya agar tak langsung menyerang leher matenya hanya karena rasa haus yg membakar tenggorokkannya. Sean mengerti akan perubahan gadisnya yg tiba-tiba, membuat Sean segera saja menarik tengkuk gadisnya untuk mendekat ke lehernya sendiri.

" Lakukan sweetheart dan jangan menahannya. " bisik Sean parau. Sean harus mati-matian menahan hasratnya sendiri untuk tak menerjang gadisnya di tempat ini. Sungguh, tempat terbuka seperti ini bukanlah favorite Sean untuk mendapatkan kenikmatan surga dunia.

Demi Tuhan! Sekarang bukanlah waktu yg tepat untuk membahas kenikmatan surga dunia. Mereka harus segera menuntaskan rasa haus di tenggorokan mereka dan lekas pergi dari tempat itu karena musuh pasti akan mencium darah Zea yg menguar akibat ulah Sean.

Sean mengeratkan pelukannya ke pinggang Zea ketika gadisnya itu telah berhasil menancapkan dua taringnya ke leher Sean sehingga membuat Sean tersenyum samar ketika melihat wajah Zea tengah menikmati darah miliknya. Bagi Sean, tak ada yg bisa menandingi kenikmatan darah milik gadisnya dan karena itulah ia jarang untuk menyesap darah orang lain, selain milik Zea.

Sedetik kemudian Zea tersentak ketika menyadari bahwa ia telah berlebihan saat menyesap darah milik Sean. Zea menundukkan wajahnya dan meruruki dirinya sendiri tapi Sean dengan lembut menarik tengkuk gadisnya untuk menuatukan bibir mereka. Sean tak pernah keberatan ketika Zea lepas kendali seperti tadi. Ciuman mereka terkesan lembut dan hati-hati tapi tak lama kemudian Sean melepaskan pangutannya. Sean lalu mengusap bibir bawah Zea menggunakan ibu jarinya untuk menghilangkan saliva miliknya yg telah menyatu dengan milik Zea.

" M-maaf, aku terlalu berebihan. " lirih Zea menyesal. Padahal Sean tak mempermasalahkan hal itu.

" Sstttt.. tak apa sweetheart. Aku baik-baik saja dan lebih baik kita pergi dari sini. " tanpa menunggu balasan dari Zea. Sean langsung saja mengangkat tubuh gadisnya ala bridal style dan segera pergi, meninggalkan tempat tersebut.

Sean merasakan makhluk itu mulai mendekat ke arah tempat dimana Sean dan Zea berada. Maka dari itulah, Sean bergegas meninggalkan tempat tersebut untuk menghindari pergulatan lagi karena jujur saja gadisnya butuh beristirahat terlebih dulu. Lagian, tujuan utama Sean dan Zea bukan mencari musuh untuk bertarung tapi mereka mencari keberadaan batu jiwa tak bertuan yg bersembunyi di lembah itu.

●●●●🌷●●●●

Selama perjalanan, Zea berusaha mengartikan maksud dari kertas yg ia pegang. Tapi sayangnya, Zea sama sekali tak mengerti karena teka-tekinya terlalu sulit untuk di pecahkan. Zea sudah berulang kali membaca isi kertas tersebut tapi sampai sekarang hasilnya tak ada. Otak cantiknya tak mampu menjagkau meksud kertas sialan itu. Rasa-rasanya, Zea ingin sekali membakar kertas yg berada di tangannya ini. Sean sendiri juga tak mengerti dengan teka-teki yg ada di kertas tersebut.

" TEKA-TEKI SIALAN!!! " jerit Zea frustasi. Sean hanya terkekeh geli mendengar teriakkan gadisnya. Ia tahu seberapa frustasinya ketika Zea berusaha keras tapi hasilnya sama saja. " Terus saja tertawa! " decak Zea kesal sembari melipat kedua tangannya di dada. Entah kenapa, ia ingin sekali mencekik leher Sean untuk melampiaskan amarahnya. Kertas sialan itu pasti akan membuat otak Zea meledak karena siksaan isi teka-tekinya.

Sean menahan tawanya agar tak meledak saat ini juga ketika melihat ekspresi wajah gadisnya yg menggemaskan. Zea sungguh terlihat semakin menggoda saat sedang marah seperti sekarang. Sean jadi gemas sendiri melihat tingkah lucu gadisnya tapi Sean menahan dirinya sendiri agar ia tak menerjang tubuh gadisnya. Ia memejamkan matanya sejenak dan perlahan membukanya lagi. Tatapan mata Sean langsung saja tertuju pada tempat yg saat ini tengah mereka buat beristirahat.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now