1√ Pertemuan

66 7 2
                                    

Rasa yang terpendam sejak pertama jatuh
Rasa yang tidak mempermasalahkan hati yang tidak akan terbalas
Rasa yang tidak terlalu berharap kepada segala hal
Karena dia tau semua hal itu hanya akan menyakitinya secara perlahan

*
*
*
*

Ryanelli Alssya Pramesthi atau sering di sapa Alssya masih tertidur pulas dikasur empuknya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.15 dan hari ini adalah hari pertama, dimana dia mengikuti MOS.
Ibunya yaitu Adis sudah mengetuk pintu kamar berkali-kali untuk membangunkan-nya, namun seperti tidak ada tanda-tanda orang hidup di dalamnya.
Seorang anak laki-laki datang menghampiri, yang tak lain atau tak bukan adalah kakak kandung dari Allsya, yaitu Alvin.

"Ma, masih belum bangun juga Alssya-nya?" Tanya-nya

Bukanya menjawab, Adis malah menggedikkan bahu, dan pastinya Alvin tahu maksud ibunya itu.

"Maa biar Abang aja yang bangunin, kan mama belum nyiapin sarapan." Kata Alvin

"Yaudah, bangunin, udah siang ini, kebo banget tu anak, dulu ngidam apa coba mama."

Sekarang Alvin yang menjawab dengan menggedikan bahu, lalu berkata "Ma kalau Alssya bangun, uang jajan Abang nambah ya."

"Enak aja kamu bang, uang mama bisa habis kalau gitu terus."

"Sekali-kali napa ma. Ya Ma Uang Jajan Abang Tambah." Sambil sedikit berteriak karena Adis mulai berjalan menjauh.

"NGGAK BISA." Jawab Adis berteriak

"Pelit"

Setelah itu Alvin langsung membangunkan Alssya dengan menggedor-gedor pintu.

"WOYYYY DEK BANGUN, UDAH JAM 7 HARI INI KAMU IKUT MOS,"

"......" Belum ada jawaban apa-apa

"DEK, ABANG PANITIA OSIS WOYYY, MALU NTAR KALAU LIAT ADEKNYA GAK DISIPLIN, UDAH JAM 7, ABANG DULUAN AJA YA, MALES HARUS TELAT." Teriak Alvin sambil menggedor pintu.

(Kleekk) pintu kamar terbuka, menampilkan seorang gadis dengan wajah bangun tidurnya, rambut panjang yang acak-acakan seperti bebek yang terkena angin badai serta iler disekitar mulut yang nafasnya masih bau naga.

"Kenapa bang, masih subuh gini juga, udah teriak-teriak gak jelas" Ucap gadis itu dengan mata sedikit terpejam dan mulut menguap.

"Subuh gini? Subuh kata kamu? Sadar dek woy, ini tu udah jam setengah 7 dan kamu masih kayak gini?

Cepetan sana mandi, terus sekolah, hari ini hari pertama MOS, abang mau duluan berangkatnya. males kalau harus bareng kamu, nunggu kamu aja udah suka bikin abang lumutan."

"Jangan lupa sarapan juga." Kata Alvin, setelah berkata itu Alvin pun menuju kearah dapur untuk sarapan.

"Iya bang bawel ah."

Gadis itu kembali masuk ke kamarnya dengan setengah sadar sambil berguman " Hari pertama MOS ya? Ohh, baru jam setengah 7? Ah santai aja sih"

"Ehh bentar dehh, MOS ? setengah 7?

"WHATTTTTT?"

"MAMA KOK GAK BANGUNIN ALSSYA, ALSSYA TELAT MA, GIMANA INI?" Teriaknya, sambil berlari ke kamar mandi.

~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~

Alssya turun dari tangga dengan terburu-buru sampai dirinya hampir terjatuh, tapi dia tidak peduli, karena yang dia pikirkan adalah datang ke sekolah di hari pertama MOS tidak boleh telat.

"Hati-hati, jangan lari nanti kamu jatuh lohh Sya." Seru Adis.

"Iya mah, tenang aja Alssya buru-buru nihh, abang ninggalin segala lagi."

"Salah kamu juga sih pake acara kebo segala, uda tau hari ini sekolah, teruskan abang kamu anggota OSIS, jadi dia harus udah ada disekolah dari pagi. Sarapan dulu nih."

"Nanti aja mah disekolah, Alssya udah mau telat ini, Alssya diantar sama ojek aja ya mah, soalnya kalo sama mang ujang bisa tambah telat nanti?" Ucap Alssya sambil mengikat tali sepatunya.

"Kamu bawa bekal aja dari rumah, jangan jajan sembarangan, bener gamau diantar sama mang ujang Sya?" Adis yang bertanya sambil menyiapkan bekal untuk Alssya.

"Iya mah Alssya naik ojek aja biar cepet datang ke sekolahnya," Ucap Alssya sambil membawa bekal yang Adis berikan lalu Ia memasukannya ke dalam tas-nya.

"Assalamu'alaikum, Alssya berangkat mah." Ucapnya lagi sambil mencium tangan dan kening sang Ibu.

"Waalaikumsalam, hati-hati."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Mang cepetan, bisa telat duh, lebih ngebut lagi, cepetan, tapi hati-hati juga, saya masih belum siap mati muda diajak kebut-kebutan kayak gini, tapi kalo nikah muda si boleh, tapi males deng."

"Sabar neng, ini juga mamang ngebut pisan, eneng si kenapa tadi ke pangkalan ojeknya telat."

"Ahh, mamang gak usah banyak omong, ngebut aja udah sama fokus ke jalan, du'uhh mana udah jam 7 lebih lagi." Seru Alssya sambil terus melihat jam

Sepanjang jalan Alssya terus mengoceh dan berteriak seperti itu pada mamang ojek dan Ia juga selalu melihat kearah jalan dan jam tangannya setiap detik dan menitnya, Alssya dan mamang ojek juga, menjadi pusat perhatian para pengguna jalan, karena you know lah:c.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.17 dan Alssya masih berada dijalan dengan menumpangi motor yang kecepatannya sedikit diatas rata-rata. Alssya berharap cemas ia takut jika harus dihukum di hari pertamanya sekolah.

"Mang lebih ngebut lagi napa ih, saya telat banget ini nanti saya dihukum, mamang tanggungjawab loh."

"Nah bentar lagi neng, tuhh gerbangnya udah keliatan."

"Akhirnya, nihh mang ongkosnya, makasih, walau udah telat si, babay mamang, tiati dijalan ya."

Setelah itu Alssya lari kedepan pintu gerbang sambil melihat kiri kanan, berharap ada orang yang akan membukakan pintu untuknya.

"Duhh gak ada orang yang jaga apa? Ini pak satpamnya mana lagi, iihh gimana ini." Guman Alssya yang sedang cemas.

Dua menit berlalu, Alssya masih terus menunggu dan berharap cemas sambil memegang besi pintu gerbang, lalu terdengar suara laki-laki yang seperti sedang menyindirnya, dengan nada yang sinis sedikit dingin dan menusuk.

"Ekheemm, bagus ya di hari pertama jadi anak baru aja udah telat, apalagi nanti, mau jadi apa dimasa depanya kalo gini."

"Eh........"

#versi_revisi

TBC

LOVE IN SILENCE√Where stories live. Discover now