Syarat Mendapatkan Maaf

18.9K 237 13
                                    

Raka tersenyum menatap gadisnya yang sedang merentangkan kedua tangannya menikmati setiap embusan angin yang menerbangkan setiap helaian rambut panjangnya. Air terjun di hadapan mereka seakan tidak mampu menandingi kecantikan dari gadisnya. Dengan memakai celana hotpants di atas lutut, kemeja warna biru yang Nada ikat di setiap ujungnya kacamata hitam senada dengan yang ia pakai menambah aura kecantikan Nada selalu terpancar indah di matanya. Membuat cinta yang Raka miliki untuknya terus bertambah setiap harinya.

Raka melangkah mendekat melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping gadisnya, memeluk tubuh Nada dari belakang. Menumpukan dagunya diatas bahu Nada dengan sesekali mengecup leher gadisnya membuat Nada merengek kegelian atas tindakannya.

"Nada terlihat sangat cantik pagi ini!" bisik Raka menghisap leher gadisnya memberikan tanda kepemilikannya disana.

Nada menggelinjang kegelian akibat perlakuan dari lelakinya, "Rakahhhhh jangan mulai lagi! Kita disini untuk jalan-jalan bukan bercinta!" rengek Nada karena jika sudah seperti itu ia yakin jika lelakinya pasti akan meminta lebih padanya.

Raka terkekeh lantas mengubah posisinya menjadi berdiri di samping gadisnya mendekap tubuh Nada dari samping, "Aku hanya bercanda Sayang, begitu saja marah sih!" ucap Raka mengecup bibir gadisnya yang mengerucut.

"Habisnya kamu mesum banget sih!" rajuknya berusaha menjaga jarak dari Raka namun gagal karena lelakinya itu mempererat pelukannya.

"Karena kamu yang membuat nafsu aku selalu meningkat sayang!" jawab Raka membuat Nada memutar kedua bola matanya jengah mendengar jawabannya.

"Rasanya aku ingin berada disini lebih lama lagi!" ujar Raka tiba-tiba kedua matanya menatap lurus ke depan. Menikmati ribuan tetes air yang jatuh dan mengalir ke bawah sungai tempatnya berdiri.

"Kenapa? Bukannya di Jakarta lebih enak karena dengan mudah kita mendapatkan segalanya," tanya Nada menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya. Ia tidak perlu takut jika akan ada yang mengenalinya di tempat ini sebab sekarang bukanlah weekend sehingga tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat itu. Selain itu selendang juga kacamata yang ia pakai sudah cukup menyamarkan keberadaannya di tempat ini.

"Karena disini suasananya nyaman dan aku selalu suka tempat seperti ini. Jakarta sesak, banyak polusi yang paling penting, di Jakarta banyak orang yang selalu ingin tahu urusan orang lain. Apalagi jika kita tinggal disini bersama kamu, calon masa depanku," ujar Raka mengalihkan tatapannya ke arah gadisnya membuat hati Nada menghangat saat itu juga mendengar ucapan Raka yang seakan menegaskan kemana hubungan terlarang mereka akan berlabuh.

"Jangan memberikan harapan yang sulit untuk kamu kabulkan Raka! Hidupku bukanlah sebuah papan permainan!!" Nada berkata sembari melepaskan pelukan Raka menundukan tubuhnya memainkan air yang begitu jernih. Raka memang selalu memberikannya perhatian juga kasih sayang namun Nada juga butuh kepastian.

"Maksud Nada apa?!" tanya Raka meraih pundak gadisnya agar berdiri menatap ke arahnya. Hanya mengarah padanya, "Nada meragukan semua yang aku katakan selama ini, hah?!" lanjut Raka mengeraskan suaranya emosinya terpancing saat mendengar Nada yang seakan tidak mempercayai setiap perkataan yang ia ucapkan selama ini.

Nada terkekeh kecil meski ia sedikit takut saat melihat tatapan tajam Raka kepadanya, "Nada tidak meragukannya Raka! Nada hanya mengatakan apa yang memang terjadi dengan hubungan kita Raka! Tiga tahun kita pacaran tapi kamu tidak pernah memberikan aku kepastian! Kamu hanya bisa berjanji tapi sampai sekarang tidak pernah kamu tepati Raka! Aku capek! Aku capek menjadi yang kedua dan simpanan kamu Raka!! Aku capek!!" sentak Nada terisak meluapkan isi hatinya selama ini sesekali ia berusaha menghapus kasar air matanya yang terus saja mengalir.

ScandalOnde as histórias ganham vida. Descobre agora