Raden Rakayaksa Admaja

22.5K 395 19
                                    

"Lo mau kemana sih sebenarnya? Pakai cuti segala lagi selama seminggu," tanya Fira bingung saat sahabatnya itu mengatakan ingin mengajukan liburannya yang seharusnya dua minggu lagi menjadi minggu ini. Akhirnya ialah yang menjadi keteteran karena harus menunda semua jadwal syuting serta pemotretan yang seharusnya di jalankan seminggu ke depan. Beruntung semua produser dapat menerima alasannya yang mengatakan jika Nada sedang tidak enak badan dan ingin cuti lebih awal. Selain itu mereka juga tahu jika Nada adalah bintang papan atas jadi wajar jika mengalami kecapean karena jadwalnya yang sangat padat.

Nada yang sedang memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper tersenyum ke arah sahabatnya, "ke suatu tempat yang bisa buat gue sangat bahagia!" ujar Nada bahagia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjangnya setelah pekerjaannya selesai.

"Gue makin enggak ngerti sama apa yang lo bilang saat ini, Nada? Jawablah pertanyaan gue dengan simple saja dan enggak usah di putar-putar!" ujar Fira merasa jengah mendengar ucapan sahabatnya.

"Gue mau bertemu seseorang yang telah lama gue rindukan," jawab Nada memandang langit-langit kamarnya dengan berbinar bahagia. Rasanya ia ingin segera tidur agar pagi segera datang dan ia bisa melihat dirinya yang begitu sangat ia rindukan. Apalagi pertemuan mereka telah tertunda selama tiga hari karena ia harus menyelesaikan beberapa tugasnya lebih dulu.

"Siapa sih?" tanya Fira semakin penasaran karena semenjak ia mengenal Nada, Fira tahu jika Nada tidak memiliki keluarga atau siapa pun di dunia ini. Apalagi setelah Nada bercerita jika ia adalah yatim piatu yang sejak kecil tinggal di sebuah panti asuhan, hanta itu yang Fira tahu tentang kisah keluarga Nada. Sebab meski mereka sahabat, Nada salah satu orang yang sangat tertutup terkait kehidupan pribadinya.

"Lo mau tahu siapa yang mau gue temui besok?" tanya Nada di balas anggukan cepat oleh Fira sebab ia sudah sangat penasaran.

"Ra-ha-sia!" ejek Nada segera memeluk gulingnya tidur membelakangi sahabatnya agar ia tidak lagi mendengar pertanyaan dari Fira terkait seseorang yang akan ia temui besok.

"Ihh Nada lo nyebelin banget sihh!" rajuk Fira kesal namun kekesalannya tidak berpengaruh sedikit pun kepada sahabatnya yang justru terlelap terbang ke alam mimpi.

🍁🍁🍁

Nada melihat jam tangan putih kesayangannya yang kini melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. Sesekali ia menghentakan kedua kaki jenjangnya ke lantai dengan kesal. Menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya, atau membetulkan letka kacamata hitamnya yang bertengger manis di hidung mancungnya. Tiga puluh menit sudah kereta yang membawanya ke tempat ini sampai namun batang hidung pria itu juga tidak terlihat juga. Sungguh menyebalkan! Padahal pria itu tahu jika dirinya paling tidak suka menunggu seperti ini. Tunggu saja jika pria itu sudah datang maka Nada akan langsung menghukumnya biar tahu rasa karena telah membuatnya terlalu lama menunggu.

Nada merajuk berlari menghampiri sebuah mobil hitam yang baru saja terparkir tak jauh dari tempatnya duduk. Tepat saat seorang pria membuka pintu kemudi lantas berdiri di depan kap mobilnya dengan kacamata berwarna merah yang menutupi kedua mata hitam tajamnya, senyum khasnya dan selalu mampu membuat perasaan Nada luluh lantak seketika. Setelah sampai di depannya bukannya memeluk Nada justru memukul secara brutal dada pria yang telah membuatnya menunggu terlalu lama sejak tadi.

"Awwwssssss sakit sayang!" ringis pria itu sembari mencoba menghindar dari pukulan gadisnya pura-pura kesakitan karena sebenarnya pukulan gadisnya sama sekali tidak sakit lebih ke geli.

"Biarin suruh siapa membuat Nada menunggu terlalu lama!" rajuk Nada kesal membelakangi pria itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada kebiasaannya jika sedang ngambek.

ScandalDonde viven las historias. Descúbrelo ahora