Satu

3K 352 32
                                    

Can, saat berumur 5 tahun....

Sore itu di sebuah taman bermain, Can, Pete, Tar dan Techno sedang bermain bersama. Mereka membuat istana pasir.

"Can. Pelmenmu sudah jatuh. Jangan dimakan lagi." Anak yang memeluk boneka memarahi Can.

"Tidak apa-apa, Tar. Rasanya masih tetap manis kok. Hehee." jawab Can menghisap kembali lolipop nya yang sudah terjatuh dipasir setelah ia bersihkan.

"Can. Jorok banget ih." Techno memasang wajah geli. Lalu mengusap ingusnya yang menetes dengan kepalan tangannya.

"Techno yang jorok. Ingus nya gak dilap pake saputangan." Can mencibir lalu menjulurkan lidahnya meledek ke arah Techno.

Pete cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah teman-temannya. Melanjutkan membuat istana pasir impiannya.

BRAK!

"Atduh... cakit..." Pete menangis karna bola yang mengarah ke tubuhnya. Dan merusak istana pasir buatan nya.

"Eh kamu gak papa?" Salah satu anak laki-laki yang sedang bermain bola berlari menghampiri Pete yang sedang menangis.

"Ae! Kamu sengaja ya nendang ke arah Pete?!" Can murka melihat Pete terluka.

Can melempar bola yang mengenai tubuh Pete ke jalan raya karna kesal. Bola itu terlindas mobil pick up hingga pecah.

"B-bukan aku yang nendang bolanya.." anak laki-laki bernama Ae gugup melihat Can yang ngamuk.

"Heh. Pendek! Kau merusak bolaku."

Kata-kata itu membuat Can semakin menjadi. Dia kesal dikatain pendek seperti itu.

"Heh Kamu! Orang kaya sombong. Ngatain aku apa tadi?!" Can mendorong bahu anak laki-laki yang mencelanya.

"Pendek. Dasar pendek. Kau itu pendek dan jorok."

Bugh!

Can memukul wajahnya.

"Tin. Kamu jangan sembalangan ya!" Can ingin memukul Tin lagi karna belom puas. Tapi Techno dan Tar buru-buru melerainya.

Itu adalah awal mula Can membenci Tin.



********


Can, saat berusia 10 tahun....

Can mendapatkan ciuman pertamanya saat dia masih duduk di sekolah dasar.

Saat itu tanggal 14 Fuebruari.

"Ciyeee. Banyak sekali kamu dapet coklat hari ini, Pete." goda Can kepada Pete.

"Kebanyakan dari kakak kelas. Aku tidak mengenal nya, Can. Cokelat-cokelat ini sudah ada di loker ku dari pagi." Pete membaca satu persatu pesan yang ada di cokelat itu. Wajahnya terlihat tak semangat.

"Cokelat dari Ae tidak ada yah?"

Can senang sekali menggoda teman nya. Membuat Pete jadi malu-malu.

"Heh. Bocah tengil."

Can menjadi tidak mood mendengar suara yang dia kenal itu. Membuat aliran darahnya menaik hingga ke ubun-ubun.

"Ayo kita pergi dari sini Pete. Sebelum hari ku rusak karna orang sombong ini." Can malas meladeni Tin yang selalu saja membuatnya kesal.

"Sensitif sekali sih jadi orang. Kayak pantat bayi."

Oke.

Tin memang suka mencari gara-gara.

"Tin! Denger ya. Tadinya aku malas meladeni anak sombong sepertimu. Anak orang kaya seperti mu memang haus akan perhatian. Makanya kau selalu mengganggu kami. Tapi bisa tidak sih kamu merubah sikap angkuhmu itu. Membuat bulu kuduk ku merinding saja."

Can nyerocos panjang tanpa jeda.

Anak berusia 10 tahun itu meniru kata-kata yang ada di drama yang ia tonton tadi malam bersama ibunya.

Membuat Tin kesal.

HMPH....!

Tin, menyumpal bibir Can dengan bibirnya.

Membuat Pete menarik nafas tak percaya apa yang dia lihat di depannya.

10 detik.

Can, tersadar setelah 10 detik ciuman itu.

Dia mendorong Tin.

Berlari pulang dengan rasa campur aduk.

Kesal karna ciuman pertama nya, telah direbut oleh orang yang paling dibenci nya....



**********

AN: Yuhuu.....
Gimana awal ceritanya?

Musuh ku adalah Sahabat ku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang