Bildungsroman by Honey Dee

603 46 3
                                    

Oleh honeydee1710

Memberdeul yang baik, karena bulan ini kita membicarakan tentang genre yang bisa membuat hidup jadi lebih penuh makna, maka kita wajib membicarakan genre yang satu ini.

Bildungsroman ini diupcakan dengan Bildunzrau-manSusah?Iyah, soale ini bahasa Jerman. Hihihi...Bildung artinya pendidikan Jadi, titik beratnya pada hikmah yang bisa diambil pembaca dari si tokoh, yak.

Bildungsroman lahirnya di Jerman. Pertama kali dipublikasikan oleh Johann Wolfgang Goethe antara tahun 1795 atau 1796. Istilahnya disebutkan pertama kali oleh Karl Morgenstern. Genre ini lahir dan berkembang dari visi humanisme Jerman di abad 18 dan menyebar ke Inggris dan Amerika. Bildungsroman juga sering disebut sebagai coming age literature karena membicarakan tentang peralihan usia tokoh dan aspek yang berpengaruh di dalamnya.

Awalnya genre ini dibuat sebagai sarana pendidikan saja karena dalam genre ini penulis menyajikan tokoh dari kecil hingga dewasa dengan perkembangan kondisi psikologis yang sangat berarti. Misalkan dari kecilnya dia anak yang nakal banget terus berubah menjadi sosok pemimpin yang luar biasa hebat.

Tapi, cerita fiksi, yak. Bukan biografi.

Genre ini menjadi sangat populer pada tahun 1905 di Jerman hingga merambah ke seluruh Eropa.

Dalam genre ini, biasanya tokoh utama mempertanyakan satu hal sejak kecil. Dia berusaha mencari kebenaran dan memperjuangkan sesuatu untuk menjawab pertanyaan besar di dalam dirinya. Perjalanan inilah yang membuat tokoh menjadi dewasa dan memiliki kepribadian yang lebih baik.

Contoh dari bildungsroman ini adalah jane Eyre dari Charlotte Bronte. Wuahhh... saya baca bukunya sampai ketiduran terus. hahahaha... Lebih asyik nonton filmnya. Mulai dari versi Ruth Wilson dan Toby Stephens hingga versi Mia Wasikowska dan Michael Fassbender tahun 2011.

Bikin meleleh perjuangannya Jane Eyre ini dari dia dikirim ke panti asuhan karena dibilang gila sama keluarganya sampai akhirnya dia ketemu sama Edward Rochester di Thornfield Hall untuk jadi guru private anaknya, Adele. Dasar Mas Edward ini model-model cowok kaya raya dan playboy, dia sendiri nggak percaya kalau Adele itu anaknya. Dia tahunya pas lagi di Paris, ada yang naruh keranjang bayi di depan pintunya dengan pesan untuk membesarkan Adele. Hahahaha...

Dari awalnya Jane disepelekan sama Edward, sampai akhirnya mereka sepakat untuk saling jatuh cinta, Edward mengalami kejatuhan yang parah, hingga mereka dipertemukan lagi dan Jane yakin kalau dia akan mengabdi pada Edward untuk selamanya sekalipun Edward sudah dalam keadaan tua, buruk rupa dan buta. Padahal saat itu Jane sudah jadi orang kaya karena ternyata dia punya warisan dari ortunya yang meninggal saat dia kecil karena tipes.

Bukannya jadi cewek kaya yang memilih laki-laki lain yang selevel sama dia, Jane malah mencari Edward lagi.

"Aku tidak butuh mata untuk mengenalimu, Jane."

So sweet, my Lovely baby...


Contoh lain adalah Huckleberry Finn karya Mark Twain. cerita yang sudah difilmkan sampai belasan kali ini membuat siapapun jatuh cinta dengan keindahan karakter Huck Finn. Filmnya bikin saya jatuh cinta sama Elijah Wood pada pandangan pertama. Hihihi...

Dalam cerita-cerita tersebut, yang dititikberatkan adalah:

1. Perkembangan kehidupan karakter dan perjalanan hidupnya yang penuh dengan cobaan, perjuangan, dan masalah.

2. Bagaimana perkembangan karakter ini memengaruhi cara berpikir dan cara karakter dalam menyelesaikan masalah. Misalkan karakter Jane yang dulunya penakut selalu memilih lari dan bersembunyi saat ada masalah. Dia baru tahu caranya melawan dan "nakal" saat bertemu dengan sahabatnya di panti asuhan, Helen Burns. Dari sini Jane belajar banyak hal tentang kekuatan dan keberanian.

3. Bagaimana karakter-karakter yang datang dan pergi dalam kehidupan tokoh utama meninggalkan bekas yang mendalam pada perjalanan hidupnya.

4. Bagaimana tokoh utama menemukan kepingan-kepingan yang menjawab pertanyaan terbesar dalam hidupnya, menemukan arti hidup, hingga menjadi seorang yang lebih baik.

5. Bagaimana tokoh utama bisa menyelesaikan semua rentetan masalah dan berdamai dengan dirinya.

Tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan baik, tidak semua dendam bisa segera terlihat. Namun, rasa damai di dalam diri agar kita bisa menerima masalah dengan hati lapang dan tenang ini yang terpenting.

Pada ending Rooftop Buddies (novel saya yang menjadi best seller pada bulan Agustus kemarin), pembaca agak kurang sreg karena tokoh jahat di dalamnya tidak mendapat azab yang pedih. Sebenarnya, ini yang ingin saya tampilkan. Tidak semua orang jahat mendapatkan hukuman di dunia. Dengan ending terbuka untuk mereka, saya ingin menampilkan bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita memandangnya sebagai sebuah pelajaran, bukan sekadar masalah.

Hingga akhirnya Bree lebih konsentrasi pada bagaimana mengatasi depresinya dan Rie lebih konsentrasi untuk menyembuhkan penyakitnya, bukan ribet sama orang-orang di luar sana.Jika kita menemukan inner peace, kita tidak akan peduli pada apa yang dilakukan atau tidak dilakukan orang lain. Kita akan menemukan kedamaian dalam hidup kita sendiri, bukan?Karena banyaknya hikmah di dalam bildungsroman ini, banyak ahli bahasa yang memasukkan bildungsroman ini ke dalam education literature.

Contoh lain Bildungsroman ini adalah Looking for Alaska dari John Green dan The Kite Runner dari Khaled Hosseini.

Bagaimana, Memberdeul?Tertarik menulis cerita indah dengan genre bildungsroman?Yuk nulis, yuk!
Salam sayang,Honey Dee

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang