Pembuatan Karakter by Stefani Jovita

2.1K 99 1
                                    

Mungkin di antara kita masih bingung, mo mulai nulis cerita dari mana? Karakternya bagaimana? Atau mungkin merasa kayaknya karakternya kurang 'ngena' alias ada sesuatu yang kurang tapi gak tahu apa? Nah, hari ini, Animon mau share teori yang pernah Animon dapat sekaligus pikirkan sendiri, gimana sih caranya bikin karaktermu biar jadi lebih baik.

[Secara Garis Besar]

1. Sesuai kebutuhan.

Sehubung bulan dongeng, kita juga bisa belajar dari mereka, bahwa tiap cerita memiliki makna sendiri-sendiri. Malin Kundang yang tentang bakti kepada orangtua, atau Cinderella yang baik hati, rajin, dan pantang menyerah, akhirnya mendapat apa yang pantas dia dapatkan. Karakter-karakter ini dibuat atas dasar makna yang ingin disampaikan penulis. Karena ingin menyampaikan usaha yang nantinya akan berbuah hasil, maka pengarang membuat karakter yang pantang menyerah.

Jadi, sebelum menulis karaktermu, coba pikirkan dulu, apa yang ingin kamu sampaikan dan kepada siapa. Terkadang, ini gak harus pesan. Bisa saja cuma sekadar suasana atau keren-kerenan. Ya buatlah karakter yang menurutmu keren. Hehe. Sudahkah memberdeul membuat karakter yang bisa menyampaikan suara memberdeul? Karena merekalah wakil kalian dalam cerita yang akan menyampaikan suara itu.

2. Buat karakter yang berlawanan atau kontras.

Kamu bisa membuat antagonis atau karakter lain yang kontras dengan protagonis supaya si protagonis lebih menonjol. Kontras di sini gak berarti mereka beda jauh. Kadang, bisa saja tujuan mereka mirip, tapi cara mencapainya berbeda. Kita bisa lihat ini juga dari saudara tiri Cinderella yang pemalas dan jodoh Cinderella yang kehidupannya mewah, berbeda sekali dengannya. Tapi si saudara tiri juga sama-sama ingin mendapatkan Pangeran.

[Character Detailing]

Setelah menentukan karakter-karaktermu secara garis besar, mari lihat secara detail. Aku akan kasih tahu beberapa hal yang biasanya dilupakan penulis ketika membuat karakter:

1. Kelemahan, selain kelebihan.

2. Ambisi jangka panjang (mimpi atau cita-cita), selain tujuan/ambisi jangka pendek yang sesuai konflik dalam cerita. 

Meskipun mungkin tidak relevan, tapi ada baiknya karaktermu punya tujuan hidup juga di luar cerita, yang menandakan bahwa dia adalah manusia yang bukan hanya bergerak karena plot.

3. Aspek relatable, selain keunikan.

Terkadang kita ingin membuat karakter yang unik, tidak pernah dibuat orang lain, sampai lupa kalau karakter itu juga sebaiknya merupakan refleksi dari orang-orang, yang membuat pembaca itu bisa merasa kalau karakter itu adalah mereka. Percuma unik, kalau pembaca merasa itu hanyalah karakter, bukan siapa-siapa.

4. Aspek panutan, selain realistis.

Realistis memang perlu, tapi jangan lupa kalau kita membuat cerita fiksi, bukan non-fiksi atau biografi. Fiksi butuh bumbu. Sekalipun relatable, pembaca lebih suka melihat karaktermu berkembang dan berhasil, bukan stuck dan gagal terus mentang-mentang menurutmu dalam realita, orang seperti itu gagal mulu.

5. Ketakutan, kepercayaan, dan prinsip hidup.

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang