Kim Taehyung, pria yang berpijak di atas muka bumi ini dengan segala kesalahan. Dia telah di tangkap pihak polisi akibat cobaan membunuh temannya.
Jika sesuatu saat dirinya sudah bebas dari kurungan ini..apa kehidupannya akan kembali seperti sediak...
"Tentu. tapi hidupkan akan terasa lebih menyenangkan disaat Jimin berada disampingku"
Nama itu kesekian kalinya diungkit oleh Eunha kala berhadapan dengannya. Tidak bisakah dia terima akan hal itu lalu memaafkannya.
"Aku minta maaf" Dan untuk kesian kalinya kalimat itu hanya bisa dilontarkan Taehyung jika sudah menyangkut sosok Jimin.
"Aku tahu kekhilafanku,malah aku sangat berharap Tuhan bisa menukarkan nyawaku dengannya supaya kau tidak lagi membenciku"
Meskipun Eunha mengambil posisi membelakangi pria itu persis sedang acuh, namun kupingnya tidak bisa berbohong untuk mengabaikan kalimat tulus pria itu, bahkan jujur membuatnya tertusuk.
Namun apakah daya?.. jika rasa bencinya sekaligus dendam masih mengendalikan hatinya
"Aku sedang kangen sesuatu Eunha" ucap Taehyung,meski tak direspon oleh Eunha tapi ia tetap melanjutkan kata-katanya.
"Aku sedang kangen dengan masa lalu kita. Diwaktu kita masih digelar anak SD"
"Waktu itu arti kehidupan kita hanyalah bermain... bermain...bermain. tanpa harus memikirkan masalah,bebas dari desakan soal pelajaran dan... tidak ada perselisihan antara kita" lanjut Taehyung lalu merangkul pundak serta memusingkan tubuh Eunha supaya menatapnya.
Tangan yang lenggang sedari tadi lantas menggenggam erat tangan munggil Eunha membuatkan Eunha dengan terpaksa balik mengamati wajahnya.
"Aku rindu tangan ini. Aku rindu saat kau memukuliku ketika berlaku curang ataupun disaat aku menjahili Jimin. Bahkan sekalipun kau kesal dengan sesuatu pasti tangan munggil ini akan tetap menghinggap di bahagian tubuhku." lirih Taehyung sembari terus menerus mengelus tangan Eunha melampiaskan rasa rindunya.
"Aku rindu saat kau menjitak kepalaku. Aku rindu saat kau beradu mulut denganku. Dan... Aku rindu kau dan Jimin kembali ke dalam kehidupanku"
Kalimat Taehyung menghasilkan sesuatu yang diluar dugaan. Bahkan sehingga membuatnya tersentak kala mendapati jari munggil Eunha satu persatu menyatukan genggamannya.
"Eunha~"
~002~
Flash back...
Jam 6 sore, sepatutnya anak-anak sudah diandalkan dirumah karena sebentar lagi waktu malam menjelang. Langit yang masih oren akan berubah gelap sepergiannya sang matahari dan akan digantikan oleh sang bulan sebagai pembawa sinar malam.
Namun tepat disebuah taman permainan, terdapat tiga orang anak kecil yang masih keasikan bermain.
Mereka adalah Park Jimin, Jung Eunha dan Kim Taehyung yang masih berusia 6 tahun.
"98...99...100! Bersiap atau tidak, aku akan mencari kalian" seru Taehyung bersiap untuk mencari kedua temannya.
Taehyung mula menjelajahi sekitar taman berawal dari tempat yang terbuka hinggalah tempat yang tertutup. Namun tak kunjung menemuka kedua temannya itu sehingga terdetik sebuah ide diakalnya.
"Jimin!! Helmonie mu datang ingin menjemputmu pulang!!" teriak Taehyung dan selang beberapa saat tibalah seorang anak laki-laki bernama lengkap Park Jimin dengan wajah polosnya yang sepertinya sudah terpedaya dengan kata Taehyung.
"Helmonie!..Dimana Taehyung?!"
"Disini!" Taehyung menjitak kepala Jimin sehingga anak itu tersungkur pelan ke tanah.
Sementara itu, Jimin yang terkenal cengeng itu sudah menangis kesakitan membuatkan Taehyung tertawa puas.
"Kamu gampang bangat dibohongi Jimin... Hahah... Arkk!!" Disaat Taehyung yang tengah jahil menertawakan Jimin seketika dirinya balik dibuat meringis merasakan sebuah objek menghentami kepalanya.
"Hei bantet!! apa yang kamu lakukan!" hardik Taehyung memegang kepalanya yang terasa perih akibat hentaman itu.
"Rasain. Itu akibatnya kalau curang" balas seorang anak perempuan bernama lengkap Jung Eunha lalu dengan ibanya ia ke posisi Jimin buat membujuk anak itu.
"Kenapa kamu suka sekali memukulinya, malah sehingga ia menangis. Memang dia salah apa!" pekik Eunha seraya berusaha menenangkan Jimin.
"Jintakanku jelas-jelas perlahan, cuman dia saja yang cengeng" protes Taehyung ego seraya menyilangkan kedua belah lengannya.
Eunha mendengus kesal di atas jawaban Taehyung, lalu kembali fokus pada Jimin. Eunha meniup kepala Jimin sambil mengutarakan kata-kata semangat agar sakitnya berkurangan.
"Rasa sakit semua naik angkot dan ayo berangkat. Sekarang rasa sakitnya pasti sudah hilang." ucap Eunha dan berperan seolah apa yang dikatakannya benar-benar berlaku dan hal itu membuatkan tangisan Jimin mereda lalu mengukirkan senyuman kecilnya.
"Makasih,Na-ya " tutur Jimin mulai membaik. Eunha membantu Jimin bangkit lalu membereskan pakaian anak itu yang sempat terkena tanah.
"Sama-sama. Yaudah mari pulang"
"Pulang?! kan masih awal"protes Taehyung karena masih mahu bermain. Ia juga menahan tangan Eunha dan Jimin supaya menetap lebih lama, namun Eunha menempisnya dan tetap berkeras ingin pulang karena tidak tega melihat Jimin yang sudah tak berdaya untuk bermain.
"Aku dan Jimin akan pulang. Jadi kamu ketepi!" gertak Eunha lalu mendorong Taehyung sekuat tenaganya membuatkan anak itu malah terjatuh.
"Aduhh.. kakiku!"rengek Taehyung berpura-pura menangis seolah kakinya terasa sakit akibat dorongan Eunha.
"Tidak perlu sok cengeng. Kamu itu lelaki jadi sepatunya bisa bangkit sendiri meskipun sedang sakit. Ayo pulang!"timpal Eunha lalu memulakan langkahnya memimpin Jimin pulang.
"Tidak!...aku masih mahu bermain" balas Taehyung seraya menghentakkan kedua kakinya.
"Kalau begitu terserahmu. Aku dan Jimin tetap akan pulang." putus Eunha lalu kembali memimpin Jimin di sepanjang perjalanan pulang ke rumah,meninggalkan Taehyung yang masih tetap merengek disitu.
"Yak! Kalian tunggu aku!!!" hingga pada akhirnya Taehyung harus menyerah dan mahu tidak mahu harus menyusul kedua temannya itu pulang.