Y/n tersenyum tipis mendengarnya. Ia mendekatkan dirinya kearah Hanbin dan memeluk lengan pria itu.

"kenapa kau bertanya seperti itu?"

Y/n menggeleng "tidak ada, aku hanya ingin tau"

***

Pepatah mengatakan bahwa kau tak tau apa yang kau miliki itu berharga hingga akhirnya menghilang

"Hanbin, kau dari mana saja. Aku merindukanmu" kata y/n saat ia sudah dua hari tak bertemu pria itu. Dan melihat kondisi muka nya, y/n tau bahwa Hanbin baru saja berkelahi.

"kenapa kau suka sekali meladeni anak-anak itu. Lihat mukamu, kau tak lagi tampan jika seperti ini" omel y/n, tapi tangannya tetap telaten untuk mengobati luka dimuka Hanbin.

"aku suka melihatmu mengomeliku, kau tau..itu sangat membuatku merasa bahagia, karena artinya kau khawatir kepadaku"

Y/n memukul pelan kepala Hanbin "dasar bodoh! Apa dengan membuatku khawatir, membuatmu bahagia?"

Hanbin menarik y/n kedalam pelukannya "kuharap kita bisa seperti ini selamanya."

***

Kita masih muda, tetapi kita menjadi dewasa karena satu sama lain

"kau bertengkar lagi?" y/n menatap Hanbin dengan tatapan kecewa miliknya.

"tidak"

"apanya yang tidak! Wajahmu tak dapat berbohong wahai Tuan Hanbin. Sudah kukatakan, tak usah tanggapi orang-orang yang mengejekmu, lama-lama dia akan bosan sendiri"

Hanbin menyentil jidat y/n pelan "kau ini, seperti tau masalahku saja"

"tentu saja aku tau, aku mengenalmu dari saat kita sama-sama memakai popok. Muka tengilmu itulah yang membuatmu tidak bisa berteman dengan banyak orang"

"iya-iya aku memang tampan"

***

Kuharap kau bahagia karena kau membuatku sangat bahagia

"kenapa kau tak meminum obatmu" marah Dokter June, karena y/n datang dalam keadaan pucat pasi.

"itu percuma saja June, karena aku akan tetap mati pada akhirnya"

June menarik dagu y/n agar gadis itu menatapnya "hei, mati itu bukan karena sakit, tapi karena kau memang sudah ditakdirkan untuk mati."

"tapi tetap saja, akan lebih dulu mati orang yang sakit sepertiku"

"kenapa kau tak mengatakan hal seperti itu didepan kekasihmu? Kenapa kau hanya mengatakannya didepanku?"

Y/n menangis "aku sudah merasa lelah June. Aku lelah dengan obat, aku lelah dengan rumah sakit, aku lelah karena aku terus-terusan meenyusahkan orang tuaku"

June menarik y/n kedalam pelukannya, ia menenangkan gadis itu agar tidak drop. "kau tak boleh lelah, banyak yang menunggumu. Orang tuamu, kekasihmu, dan aku"

***

Ucapkanlah selamat tinggal dan berbaliklah...

"apa yang terjadi?" June datang dengan nafas yang tak teratur, melihat y/n yang mengalami serangan jantung secara mendadak.

"siapkan alat pacu jantung" June menggosokkan gel ke alat itu "240 joule. Shoot"

"satu kali lagi. Shoot"

Terdengar bunyi nyaring dari elektrokardiograf yang membuat nafas June tersengal seketika. Tangannya bergetar untuk menutup tubuh gadis itu.

"Dokter..waktu kematian" kata salah satu perawat mengingatkan.

"23 maret 2018. Pukul 18.10"

Terima kasih, aku sangat bersyukur karena bisa menjadi salah satu pasien dari Dokter hebat sepertimu.

***

"Hanbin, apa yang terjadi?" Jinan begitu terkejut melihat Hanbin dengan muka pucat pasi.

"kau tak meminum obatmu?" pekik Jinan marah, ia melihat kotak obat Hanbin yang tergeletak mengenaskan di tong sampah.

"Yah! Apa kau ingin mati!"

Hanbin tersenyum kecil dan mengangguk "maafkan aku yang selalu menyusahkamu hyung. Selamat tinggal"

***

Ditempat sepi yang penuh dengan bunga bermekaran ini, aku kembali bertemu dengan nya. Ia adalah pria ku, ia sangat tampan dengan setelan putihnya yang sama sepertiku. Ia terlihat sangat bahagia sama sepertiku.

Dan karena ia tak ingin berpisah denganku. Kami kembali bertemu disini, dan benar-benar untuk selamanya.

***

Intinya, y/n sama Hanbin itu sama-sama sakit dan sama-sama nyembunyiin penyakitnya. Mereka saling ngasih kekuatan. Saling sayang sampe akhir.

Aku nulis ini mewek sendiri, sumpah yah lagunya emang seenak itu dan aku terinspirasi nulis dari lagu itu

KPOP IMAGINEWhere stories live. Discover now