Mantra Ketenangan

387 40 7
                                    

Bibir udara menipis

Puan-puan berpisah di ujung gurun

Suaranya menetes, memecah liat

Di antara bayang pohon-pohon bersujud 

Termakan rumput dan bunga cekur

Anak-anak menari bersama si tua keladi

Selimut senja jatuh

Sedari lama

Bintang pertama yang ranggi

Mengantar tubuh lenyai menuju mimpi

Bermalaikan samudra dan kapal

Awan dan rudal

Esok bumi akan menyala

Oleh pasir gemerlap

Yang duduk-duduk di seberang dunia

Saat itulah kau dan aku tenang 

Sebab mantra telah berkumandang




Kira-kira kalian menafsirkan prosa ini bagaimana? 

Btw author lagi ketagihan dengerin lagu-lagunya Banda Neira, uhuhuhuy

Fragmen DirgahayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang