SIA-SIA

1.3K 106 0
                                    

Tepat pukul 7 malam, keluarga Pak Rahman yang terdiri dari seorang istri, dan seorang anak, pergi menjauh dari komplek sambil berharap semuanya akan baik-baik saja.

Aku masih berpikir
Apakah urutan nomor hanya sebuah kebetulan?
Apakah pembunuh akan mendatangi rumah nomor 4??
Atau akan menunggu penghuni rumah nomor 3 kembali??

Malam ini kami bergadang di teras rumah sambil menanti kepulangan Rachel yang sedang kerja kelompok di rumah temannya.

Lea dan Leo sudah terlihat ngantuk, tapi tidak berani untuk tidur.
Mereka terlihat masih khawatir dengan kepulangan kakaknya.

45 menit berlalu.
Rachel sampai di rumah dengan selamat.
Kamipun tersenyum senang.

Tak bertahan lama, senyuman kami berubah menjadi rasa takut dan kaget.
Terdengar suara jeritan memecah keheningan malam.
Kemungkinan arah suara terdengar dari arah rumah nomor 4.

Oh Tuhan
Apa lagi yang terjadi ini?
Siapa lagi korbannya?

Pak Edo si penghuni rumah nomor 4 terlihat menenteng sebuah karung

Semua pun bertanya-tanya.

"Karung ini saya temukan di dapur saya saat saya sedang mengambil air" jelasnya

Karungnya tampak lebih kecil dan ringan dibanding karung pembunuhan yang pertama.

Sepertinya isinya bukan mayat, mayat tidak sekecil itu deh
Diriku mencoba untuk tetap berpikir positif.

Pak Edo dan Pak Budi membukany dengan perlahan.
Warga lain pun menyinaribya dengan cahaya ponsel masing-masing, karena kondisi lampu jalan yang tidak terlalu terang.

Yang kami lihat......

3 pasang potongan tangan dengan bentuk dan ukuran berbeda.

Sepertinya itu 2 tangan orang dewasa, dan satu anak-anak.

Di otakku langsung terlintas keluarga rumah nomor 3.
Tapi itu tidak mungkin, mereka kan sudah aman dan menjauh dari komplek ini.

"Coba kalian cek keluarga kalian masing-masing. Semoga bukan keluarga kalian korbannya" seru Pak Budi.

"Keluarga kami aman Pak" sahut para warga.

"Lalu 3 pasang tangan ini punya siapa?" Tanya Pak Budi kebingungan.

Kami semua tak berani berpendapat. Hanya bisa berharap semua baik-baik saja.
Akhirnya pihak berwajib datang dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

---------------------------------------------

Tak terasa mentari pun sudah mulai terlihat bersinar.
Sama seperti kemaren, suasana komplek tak ceria.

Beberapa ada yang sibuk mengemasi barang-barang.

Sepertinya ingin pindah.

Beberapa saat kemudian, Pak Budi mengumumkan sebuah pemberitahuan yang mengejutkan.

"Sepertinya percuma kita pindah. Pemilik potongan tadi malam, ialah penghuni rumah nomor 3" katanya.

"Tadi pihak kepolisian menghubungi saya, katanya pak Rahman sekeluarga ditemukan kecelakaan dan meninggal di tempat." Lanjutnya lagi

......

Sepertinya 3 pasang potongan tangan itu merupakan suatu bukti bahwa pembunuhan ini memang benar-benar berpola.

"Terus caranya gimana ini Pak Budi??" Tanya sepasang pasutri sambil memeluk kedua anaknya.
Mereka ialah penghuni rumah nomor 4, yang tak lain target pembunuhan selanjutnya.

"Lebih baik kita meminta jaminan keamanan pada pihak polisi. Saya akan menghubungi polisi sekarang" kata Pak Budi menenangkan.

-------------------------*********----------------------

The Neighbor (TAMAT)Where stories live. Discover now