Kisah Dua Puluh Enam-Mengapa Menulis?

5 1 0
                                    

Perkenalkan, aku adalah aku. Segitu saja perkenalannya, kalau menurutmu aneh, baca saja sampai tuntas. Ini murni rangkaian kata dariku. Menulis adalah caraku. Silakan katakan aku kuno atau istilah jeleknya adalah norak seperti yang mereka katakan. Tak perlu takut aku akan membalasnya, sebab aku adalah aku.

Percayalah menulis sungguh menyenangkan. Sebab saat sudut memori tak mampu merekam semuanya, hasil tulisan lah yang dapat membantu mengingatnya. Tiap jejak yang aku lakukan akan abadi dalam tulisan. Rasa pedih, haru, dan bahagia akan terlukis lewat kata-kata penuh rasa.

Saat deretan huruf penuh makna menjadi pengingat suatu kejadian, maka ingatan tak perlu takut bila terhapus tanpa izin. Semua akan abadi bila telah ditulis. Sekalipun usia sudah tidak bisa menginjak tanah ini lagi. Pun saat jiwa tidak ada dalam raga ini. Sekali lagi, menulis tetap menjadikannya abadi.

Aku selalu menyukai cara ini. Bila kau memilih mengabadikannya dengan foto atau video, maka aku memilih tuk menulis. Sekalipun medianya telah kena tetesan air mata atau pun terkena debu, ia tetaplah karya hidupku.

Jadi bagaimana, kau setuju?

Sudut KisahWhere stories live. Discover now