Talent (Hong Joochan)

147 18 8
                                    

Mendengarkan sang dosen menjelaskan materi Pengantar Ilmu Hukum membuat Hong Joochan bosan.

Entah sudah berapa kali lelaki itu menguap sambil membaringkan kepalanya di meja. Beruntung dia duduk di kursi barisan belakang sehingga dosennya tidak bisa melihatnya. Selain itu, ukuran tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan besar membuatnya bisa tertutupi oleh tubuh teman-temannya yang duduk di depannya.

Kini Joochan menatap buku catatan di hadapannya yang belum diisi dengan tulisan apapun dari si pemilik buku hari ini. Entah kenapa ia enggan untuk menggerakkan tangannya untuk menulis penjelasan dosennya.

Lelaki bermata sayu itu kemudian membuka lembaran buku catatan tersebut hingga ke halaman paling belakang, kemudian mengambil pulpennya untuk menggambar sesuatu dengan kepala yang masih berbaring di meja.

Mula-mula ia menggambar kepala sapi, kemudian dilanjutkan dengan gambar pohon di belakangnya.

Joochan terkekeh sendiri melihat hasil gambarnya.

Meskipun berkuliah di jurusan Ilmu Hukum, Hong Joochan memiliki jiwa seni yang tinggi. Dia suka menggambar atau membuat kerajinan tangan.

Namun gambar hasil karya Joochan bisa dibilang unik. Dia tidak menggambar pemandangan atau karikatur seperti yang sering dilakukan orang-orang yang suka menggambar. Hasil gambarnya adalah objek yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang.

Seperti perpaduan sapi dan pohon ini.

"Gambar apa sih, Chan?" bisik Park Woojin yang duduk di samping kiri Joochan sehingga bisa melihat dengan jelas apa yang digambar lelaki Hong tersebut.

"Pohon cemara." balas Joochan yang masih terkekeh sendiri melihat hasil gambarnya.

Woojin mengerutkan kening, "Pohon cemara dari mananya? Itu kok ada sapinya?"

Joochan berdecak kemudian menunjuk gambar kepala sapi yang dibuatnya, "Sapi bahasa Koreanya apa?"

"'So'?"

Pulpen yang dipegang Joochan kini terarah pada gambar pohon di belakang gambar kepala sapi yang sama sekali tidak mirip pohon cemara tersebut.

"Terus pohon bahasa Koreanya apa?"

"'Namu'?"

"Jadi?"

Butuh waktu beberapa detik untuk Woojin berpikir hingga membuat Joochan frustrasi sendiri.

"Pohon sapi?"

"Aku pingin ngumpat tapi kok masih jam kuliah." gerutu Joochan dengan suara pelan, membuat teman sekelasnya tersebut mengerutkan kening sambil menoleh ke arah dosen yang masih menerangkan pelajaran.

"Apa sih Chan? Bikin gambar pakai mikir segala. Udah tahu mikir mata kuliah susah, pakai ditambah mikir gambarmu."

"'So' sama 'namu' jadinya apa coba?"

So...namu..." Woojin masih berpikir "... sona...mu... Ya ampun Chan, sonamu! Iya aku paham sekarang!"

"Haksaeng yang duduk di belakang, apa mau bergantian menjelaskan materi di depan dengan saya?" tiba-tiba terdengar suara dosen yang kini menatap ke arah Hong Joochan dan Park Woojin, membuat keduanya langsung duduk tegap dan menggeleng bersamaan.

"Tidak, Gyosunim!"

"Kalau begitu, jangan membuat keributan di kelas ini."

"Ne, Gyosunim!"

"Berisik kamu!" bisik Joochan sambil mendengus.

"Kamu sih bikin gambar aneh gitu. Bikin bingung orang aja."

Thank You (Golcha's 1st Anniversary Special) [✔]Where stories live. Discover now