7. Honesty

3K 453 69
                                    

Hah...

Ini sudah 3 jam berlalu dan hampir ke 50 kali nya Jisung dan Hyungseob menghela napas kasar.

Kedua pria itu bahkan memilih memutar tulisan di papan kecil bertuliskan Oppen menjadi Closed untuk hari ini.

“Aku benar-benar tidak menyangka jika pertemuan mereka akan mengalahkan romantisnya drama senin malam yang setiap hari aku lihat”

Jisung nampak masih mempertimbangkan penjelasan Hyungseob tentang bagaimana dan apa yang di lakukan Daniel pada Jihoon selama pria manis itu bekerja disana.

“Hentikan hyung, kebiasaan mu melihat drama membuatmu sampai sekarang belum mendapatkan jodoh”

“Bukan belum, aku hanya belum-...”

“Bertemu seseorang yang spesial” Hyungseob mengambil alih kalimat Jisung dan pria itu kembali berdecak kesal.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang hyung?” Hyungseob bertanya dengan meletakan kepalanya di atas meja.

“Kenapa dia tiba-tiba berhenti?”
Jisung menggaruk pipi kanan nya yang tidak gatal.

“Lalu kenapa kau biarkan dia berhenti bekerja hyung?!”
Hyungseob sedikit menaikan nada bicaranya dengan posisi kepala yang masih sama.

“Ha? Aku? Kenapa aku mengizinkannya?”

Jisung nampak seperti orang linglung dengan mengulang pertanyaan Hyungseob untuk dirinya sendiri.

“Karena kau pemilik kafe ini ya Tuhan Yoon Immo!”

Hyungseob membenarkan posisi duduknya dan menatap Jisung dengan kesal bahkan pria itu nampak beberapa kali meniup poni nya dengan frustasi.

“Eyy, sebutan Immo hanya cocok jika Chan yang mengatakan nya. Hajjima!”
Jisung dengan santainya melempar sebuah kain lap yang entah sudah berapa lama berada di atas meja.

“Kau bahkan lebih menyayangi anak Daniel hyung dibandingkan dengan keponakanmu sendiri” Baiklah Hyungseob mulai melebih-lebihkan.

“Tutup mulutmu jika masih ingin bekerja disini dengan gaji pegawai negeri sipil”

“Ne” Hyungseob yang dengan patuh menjawab membuat Jisung menggelengkan kepalanya.

“Keundhe Hyungseob~aa, aku benar-benar tidak menyangka jika Jihoon bisa berkata tajam seperti itu didepan anak kecil seperti tadi”

Jisung meraih cup latte nya dengan kedua alis bertaut.

Jujur pria itu seolah sudah nyaman dengan Jihoon dari awal.

“Jangan salahkan Jihoon hyung, pria itu bahkan memiliki alasannya sendiri yang mungkin akan membuat hatimu terkoyak jika mendengarnya” Hyungseob mengubah nada bicara nya menjadi serius.

“Katakan, ah tidak-...certikan semuanya padaku”

#Flash Back

3 hari yang lalu di kafe milik Jisung menjadi lebih ramai dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

Bukan hanya pria ataupun wanita yang datang kesana, ada beberapa orang tua yang membawa anak-anak mereka, terlihat menggemaskan hingga membuat Hyungseob tersenyum gemas.

“Apa yang kau lihat?”
Jihoon menghampiri dengan sebuah nampan ditanganya.

“Bukankah mereka terlihat menggemaskan?”
Kedua iris Hyungseob masih menatap dua anak kecil yang sedang bercanda disana.

“Mereka-...menyebalkan. Aku tidak suka anak kecil”
Jihoon menjawab dengan raut wajah datar dan nada suara dingin.

“Eyyy, waegeure?”
Hyungseob bertanya dengan kekehan kecil.

SIMILIAR [END] Where stories live. Discover now