BAB 8

19 2 0
                                    

Gedung sekolah Nara terlihat begitu sepi, siswa siswi yang datang masih dapat dihitung dengan jari. Nara menelusuri koridor dengan bersenandung kecil sesekali membenarkan tatanan rambutnya.

"Nara!"

Nara yang merasa namanya dipanggilpun mencari sumber suara.

"Kenapa Vin?" ,tanya Nara.

"Bilangin ke anak yang lain kita bakal jam kosong sampek nanti pulang. Guru mau rapat setelah istirahat pertama dan kita 2 jam pertama kosong"

Nara mengernyit bingung," kok kosong?"

"Pak Wondo ada seminar di Surabaya", Jawab Alvin sang ketua kelas di kelas Nara.

"Kenapa gak lo aja sih Vin?", kesal Nara.

"gue mau keparkiran, udah siang keburu bell. Bye Naraa" , Ucap Alvin diikuti dengan setengah berlari meninggalkan Nara.

"Tahu gitu mending tidur dirumah", gerutu Nara.

Tepat Nara sampai didepan pintu, sekelompok perempuan dari kelas Nara datang secara bersamaan.

"Masuk, ada pengumuman!" perintah Nara.

Setelah dirasa semua sudah duduk pada tempatnya, Nara berdiri untuk maju kedepan memberitahukan wasiatnya tadi dari Alvin.

"Kita bakal free sampek nanti pulang, guru rapat dan Pak Wondo seminar. Bye" Singkat Nara.

Yang lain menatap Nara dengan wajah cengo sekaligus bingung dan setelah beberapa detik mereka baru faham atas apa yang diucapkan oleh Nara.

"Kenapa bilangnya baru sejarang oncom?" , Tanya Chaca geram.

"protes sama ketua kelas" , ketus Nara.

"Lo pms ya Ra?" tanya Gea.

"hm"

"Pantes macannya keluar" ,gumam Dilla.

" Tahu gitu mending gue dirumah ", sebal Chaca

"Jangan nanti gak dapet uang jajan" celetuk Nara.

Mendengar celetukan Nara membuat semua terkekeh pelan dimeja masing masing.

Setelah acara kegabutan mereka usai sekarang Nara memulai ritual mereka kalau sedang jam kosong seperti ini.

"Cha, sini" , teriak Nara.

Bukan hanya Chaca yang datang kepada Nara, namun hampir semua yang sudah dekat dengan Nara ikut gabung.

Posisi mereka duduk lesehan didepan meja guru membentuk lingkaran, dan saat inilah semua dapat menceritakan keluh kesah mereka, cerita cerita lucu tentang mereka dan cerita yang menurut mereka harus dibagi-bagi.

"Ge, duduk bawah sini sama gue" Ajak Nara.

"Diatas aja, gue lagi pakek sragam yang pendek", jawab Gea dan mendapat anggukan oleh Nara.

Teman- teman baru sudah dianggap oleh Nara teman lamanya. Nara sosok cewek yang mungkin bisa dikatakan urat malunya sudah putus. Seperti sekarang Nara meminta handphone temannya satu persatu dan mengisinya dengan foto selfienya.

"Naraaaa.." Panggil Gea heboh.

"Apasih?" , sewot Nara.

"Liat kepintu sekarang"

Karena posisi Nara yang lurus dengan pintu masuk, Nara hanya mengubah posisi melihat kearah pintu. Dengan cepat Nara berjalan menghampiri pintu tersebut.

"Udah gak ada" , ucap Nara enteng sambil berjalan kembali ketempat duduknya semula.

"Lo kenapa heboh Ra?" , tanya Gea.

Nara sedikit terkejut dengan pertanyaan Gea, Ia mulai berfikir kenapa harus heboh hanya melihat kakak kelas itu.

Nara mengangkat bahunya acuh," Gak tahu"

"Win", Panggil Nara.

"Kenapa Ra?" Windy yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya sekarang sudah dihadapan Nara.

"Kakak kelas yang duduk sama lo waktu ujian siapa sih namanya?" ,Tanya Nara santai.

pertanyaan tersebut membuat seluruh teman temannya mengernyit heran. Nara menanyakan kakak kelas?

"Oh siapa ya? Fir.. fir.. gitulah namanya" Jawab Windy dengan sedikit lupa.

"Firaun kali" , kekeh Nara.

"Bukan Ra, bagus kok namanya"

"Yaelah", ucap Nara pasrah dan berakhir duduk kembali bersama teman-temannya.

Nara kembali bercerita, tertawa bahkan jahil kepada teman-temannya.

"Nara!"

"Kenapa cuy?", Tanya Nara pada Windy yang sudah memasang wajah senangnya.

"Namanya Firly", heboh Windy.

Nara memasang wajah datar, " oke, thanks".

"Kenapa lo suka ya ?" Tebak Gea.

"Enak aja, siapa juga yang suka", sewot Nara.

Gea tertawa kecil," kalau gak suka ngapain sewot".

Nara mengerucutkan bibirnya lucu.

"Awas, cinta datang tiba-tiba", celetuk Gea.

Dan entah kenapa seisi kelas langsung otomatis bernyanyi. Nara hanya mampu menggelengkan kepalanya dan menepuk dahinya pelan.

"Ge, lo tahu kan gimana dia? Mana mungkin gue suka ge. Pasti lo inget siapa yang hari pertama bilang I Love You ke Windy secara tiba tiba, trus yang waktunya salim ke guru dia malah cium tangannya. Gila kalo gue suka sama dia", Nara berucap dengan gaya seolah jijik pada yang dibicarakan.

"haha , asal lo tahu dia itu unik dari yang lainnya", tawa Gea meledak jika mengingat momen yang mampu membuat cengo Nara ditempat.

"Kalau lo mau, ambil aja", Tawa Nara tak kalah pecah dengan Gea.

......

Si LimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang