BAB 5

24 2 0
                                    

Nara membulatkan matanya, melihat siapa yang sekarang berdiri didepan gerbang sekolahnya. Nara berjalan dengan tergesa-gesa, Gea menatap bingung kearah Nara yang meninggalkannya.

"ngapain?" tanya Nara to the point.

"Jemput lo lah"

"Lo bolos?" tanya Nara lagi, kini tanggannya sudah berkacak pinggang.

"iya satu jam"

"Loh? Naro kan?" tanya Gea yang baru datang.

"Iya kak" Jawab Naro sopan.

"Gak sekolah Ro?" tanya Gea yang bingung, bukannya ini masih jam sekolah untuk Naro.

"bol-"

"Duluan ya Ge" potong Nara cepat dan menaiki motor besar milik adiknya.

Semua mata tertuju pada dua insan yang baru saja meninggalkan gerbang sekolah.

"Ge, itu pacarnya Nara ya?" tanya Salah satu siswi

"haha iya kali"

Naro yang memakai jaket bomper, dengan celana jeansnya, dan juga motor besar anak jaman sekarang menambah pesona Naro. Meskipun sebenarnya dia masih bocah.

"Kak, maafin Naro ya" ucap Naro yang kini mengusap tangan melingkar dipinggangnya.

Bagi orang yang tidak mengetahui, mereka mengira Nara dan Naro merupakan sepasang kekasih.

"hm" Nara ingin melepaskan pelukannya namun ditahan.

"Jangan dilepas, kalau kakak masih marah" Ucap Naro pasrah.

Tidak seperti biasanya, selama diperjalanan mereka terdiam. Biasanya Nara akan mengomeli adiknya jika terlalu kencang membawa motornya, tapi sekarang Nara tidak peduli dengan kecepatan motor Naro.

Setelah menempatkan motor kesayangannya ditempatnya, Naro berjalan menuju kamarnya.

"Pasti cemilan  Kak Nara diumpetin, kan dia marah sama gue" Ucap Naro dia sudah berpakaian santai.

Naro berjalan menuju lemari es dan membukanya. Naro bingung kenapa semua cemilan ini masih utuh ditempatnya.

"Bun, kak Nara kok beda ngambeknya?" tanya Naro pada bundanya yang ada didapur.

"beda gimana dek?" tanya Bunda dengan menyuruh Naro duduk dikursi dapur.

"biasanya kalo ngambek cemilan dikulkas diambil semua, terus marah marah , sekarang malah cemilannya utuh dan diemin adik" Jelas Naro.

"Dek, orang itu punya batas kesabarannya masing-masing. Sama kayak kakak, dia sekarang gak marah sama kamu, tapi dia kecewa yang levelnya diatas marah. Jangan nyerah terus minta maaf sama kakak" nasihat Bunda.

"Emang Naro salah banget ya bun?"

"Kamu faham gimana kakak kamu dek, bayangin kalo kamu diposisi kakak. Kamu yang takut sendirian, trus kejadian kayak kemarin nimpa kamu. Gimana? mungkin bagi kamu ini masalah sepele, tapi buat kakak kamu ini udah keterlaluan. Inget dia sampai pingsan lo dek" Bunda menjelaskan dengan sabar kepada anak keduanya ini.

"Udah sekarang istirahat dikamar sana, kamu kayak pucet gitu" ucap Bunda, Naro hanya menganggukan keplanya dan berjalan menuju kamarnya.

Tanpa menyapa Nara berpapasan dengan Naro ditangga. Naro menatap punggung kakaknya.

"Mau kemana kak?" tanya Bunda.

"Mau kerumah temen bun" ucap Nara yang sekarang mengganti sendal rumahnya dengan sepatu.

"biar dianterin Adek ya" pinta Bunda

"Gak usah bun, itu temen kakak udah jemput kok" Jawab Nara.

"Kak gue anterin ya" pinta Naro.

"Gak perlu, biar gue biasa sendiri" ucap Nara yang menyalimi tangan bundanya dan berjalan keluar dari rumahnya.

Naro membalikan badan, berjalan menuju kamarnya unutuk beristirahat. Rupanya kakaknya memang kecewa besar dengannya.

Berjalan menuju depan rumahnya dengan langkah santai, tapi pikiran Nara menuju sang adik yang sudah seharian ini tidak begitu Nara pedulikan.

Nara menemukan Gea didepan sana dengan dua sepeda motor.

"Gue sama siapa?" tanya Nara.

"Lo sama Chaca, gue sama Dilla" Jawab Gea

"oke lets goo" ucap Nara girang.

Mereka sepanjang perjalanan tertawa karena lelucon, atau bahkan Nara yang menggoda salah satu pengendara.

"Makan disitu aja ya" tunjuk Nara pada salah satu cafe.

"kuy lah kita" ucap Chaca bersemangat.

Setelah memakan beberapa pesanan mereka, Nara menaruh minumannya dimeja.

"Kalian tahu gak? " tanya Gea

"enggaklah, kan lo belom kasih tahu" jawab Dilla asal.

"Nara tadi malu malu in tahu gak" ucap Gea

"emang kenapa?" tanya Chaca sambil menyomot kentang goreng milik Gea.

"Masa tadi waktu mau pulang, dia teriak kaget gitu. Padahal gak tahu kenapa" ucap Gea

"Amit- amit ya Ge, Cha, Dil. Jangan sampai gue suka sama itu kecoa got" ucap Nara bergidik jijik.

"Siapa sih Ra" tanya Chaca antusias.

"Cogan sih tapi malu maluin"

......

Si LimaWhere stories live. Discover now