"Ashley, tolong ikatkan dasiku" dia berkata dengan lembut sambil kembali mengulurkan dasi itu padaku, tapi aku kembali menolaknya.

"Kau bisa melakukannya sendiri Sean, aku tidak mau lagi mengikat dasi sialanmu" aku berujar sambil berdiri dan berjalan kearah kamar mandi untuk menghindarinya dan aku harusnya lebih tahu untuk tidak bersembunyi di kamar mandi untuk menghindarinya, ini adalah ide yang buruk.

"Kau berjanji untuk tidak bersikap seperti ini Ash" dia memperingatkanku tapi aku hanya mendengus dan berbalik untuk menatapnya dengan amarah didalam dadaku.

"Persetan dengamu Sean!, kau tidak bisa mengatur hidupku, aku mengetahui rahasia busukmu dengan wanita lain dan kini kau memperlalukanku seperti aku adalah gundikmu!" aku berteriak didepannya dan disana dia hanya menatapku dengan tenang seolah dia tahu aku hanya mengalami fase-fase sulit dalam kehidupan dewasaku, Sean tidak mengambil masalah ini dengan serius, dia berpikir bahwa aku akan dengan mudah melupakan apapun yang telah terjadi diantara kami selama beberapa hari ini, dia berpikir bahwa aku akan jatuh kembali kepelukannya seolah hal ini tidak pernah terjadi. Dia salah jika dia berpikir seperti itu.

"Hentikan itu Ashley" tegasnya.

"Atau apa Sean?, kau akan membiusku lagi?"

"Wanita itu bukan siapapun, dan anak itu bukan anakku" Sean berkata dengan penekanan disetiap katanya.

"Bagaimana kau bisa tahu Sean?!, katakan padaku bagaimana kau bisa mengetahuinya!!!"

"Apakah sebuah tes DNA sangat berarti untukmu Ash?" Sean berteriak didepanku dengan sangat keras hingga aku hanya bisa terdiam karena aku tidak menyangka Sean akan melakukan itu padaku.

"Apakah itu yang sungguh-sungguh kau inginkan?!" Sean mendekat, dia mengguncang lenganku selama beberapa saat hingga aku merasakan pening dikepalaku.

"Kau memang berniat untuk pergi bukan?, sejak awal kau memang berniat untuk meninggalkanku, aku bodoh karena berpikir kau benar-benar akan mencintaiku" kata-katanya seakan memberikan tamparan padaku, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu padaku setelah semua ini, setelah aku memang benar-benar mencintainya, setelah dia membuatku mencintainya, setelah dia mengkhianatiku dengan wanita lain dan bahkan menghasilkan seorang anak.

"Kau menyeretku ke tempat ini dengan alasan yang sangat menjijikkan dan sekarang kau melemparkan kotoran itu kepadaku seolah ini adalah kesalahanku. Aku tidak pernah mengkhianatimu Sean, dan aku tidak pernah memiliki anak dengan lelaki lain, kau tidak berhak mengatakan hal sialan itu padaku setelah apa yang telah terjadi. Jika aku berniat pergi darimu Sean, jika aku memang benar-benar berniat pergi darimu maka aku bisa menjanjikan satu hal padamu, bahwa kau tidak akan pernah bisa menemukanku lagi, dan terima kasih telah memberiku alasan untuk melakukannya" Aku mengusap airmata yang menuruni pipiku dengan kasar dan berjalan melewatinya, aku meninggalkannya mematung disana.

"Ashley..."

"Kau takut untuk melakukan tes DNA bukan?!, percayalah Sean aku tahu kau takut, tapi setiap kali memikirkan itu, kau semakin mengingatkanku pada orang tuaku. Ya mereka adalah pengecut dan kini aku melihatmu sama seperti aku melihat mereka!, kau pengecut Sean!, saatnya kau untuk tumbuh dewasa dan menghadapi kenyataan, bukannya melemparkan semua kesalahan itu padaku!" kini Sean sepenuhnya mendengarkanku, aku bisa melihat ada amarah dan rasa takut disaat yang sama dimatanya, dia berusaha untuk meraihku dalam pelukannya tapi aku tidak membiarkannya mendapatkanku.

"Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan Ashley, tapi jangan katakan itu padaku, kumohon jangan tinggalkan aku" ujarnya sambil berlutut dihadapanku.

"Kau tidak bisa memberitahuku apa yang harus kulakukan Sean, kau tidak bisa menuntutku untuk melakukannya lagi" suaraku bergetar ketika aku mengatakannya, bukan karena aku ketakutan tapi karena aku berusaha menahan airmataku dengan sekuat tenaga. Aku tahu kata kataku itu akan menghancurkan hati Sean tapi aku tetap melakukannya.

Forever MineWhere stories live. Discover now