Bab Duabelas

19.1K 2.8K 626
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***






Setelah proses pengampelasan dinding kelar, Hyunjin mulai membersihkan dinding dari debu dan puing-puing sisa pengamplasan dengan vacuum.

Dinding yang bersih dan mulus mempermudah proses pembuatan mural art  sekaligus guna memberikan hasil finishing yang lebih oke, tanpa cela. Itu menurut Hyunjin.

Mesin vacuum berdengung.

Selang beberapa menit, tangan kanan Hyunjin meraba tembok, 'udah oke, udah bisa digambar kayaknya.' dia bergumam sendiri lewat mulutnya yang ditutupi masker, jarinya nepuk-nepuk permukaan tembok, merasakan teksturnya, yep dia puas sama hasil kerjanya sendiri.

Setelah dirasa cukup, mesin vacuumnya dia matiin. Hyunjin menghembuskan napas lalu ngelap keringet di dahinya, uh, rambutnya uda lepek.

Capek.

Temboknya belum pernah diapa-apain, banyak cacat dimana-mana, kayak berlubang, lecetlah jadi dia harus rela bercapek-capek di awal, ngerepotin sih, tapi ini udah hobinya—jadi Hyunjin sih nggak terlalu mikirin, yang penting hasil akhirnya gokil.

Hyunjin mundur, ngelihat karyanya sebentar dari sudut pandang yang lebih bagus.

Tahap pertama kelar. Lumayanlah.

Dia manggut-manggut singkat.

Oke—sekarang tinggal ngecat tembok pake lapisan cat dasar, lapisan pertama.

Hyunjin baru akan mencelupkan roller ke dalam cat dan membasahinya pake tinner ketika mendadak ada suara langkah kaki seseorang di belakang punggungnya, secara natural Hyunjin mengeryit, bentar deh, Hyunjin mikir, perasaan kalau sore jarang ada  yang lewat jalan sini.

Iya, sekarang dia emang posisinya lagi di pinggir jalan raya yang kalau sore selalu sepi dan jarang dilewati orang, jalan raya itu letaknya nggak begitu jauh dari sekolahnya, paling cuma sekitar 100 meteran.

Menurut kabar burung yang berhembus di kalangan pelajar, daerah sini emang ada urband legendnya, jadi jarang ada yang mau lewat jalan ini kalau nggak kepaksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut kabar burung yang berhembus di kalangan pelajar, daerah sini emang ada urband legendnya, jadi jarang ada yang mau lewat jalan ini kalau nggak kepaksa.

Stray KIDS - Kelas XI IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang