xiv. astaghfirullah

1.4K 262 106
                                    

"ardina! lari!"

jaemin dhiafakhri berteriak kepada ardina hyunjin yang masih berada di tengah lapangan softball padahal seharusnya tim mereka berlari ke zona aman di pinggir lapangan yang sudah di batasi dengan tali rafia.

hari ini, kelas mipa 3 mendapat pelajaran olahraga sebagai pelajaran ketiga.

olahraga kali ini, mereka hanya bermain softball menggunakan bola voli. cara bermainnya sama, posisi pemainnya sama, hanya bola nya saja yang berbeda.

permainan ini dicetuskan oleh guru ter-absurd di cakrawala, siapa lagi kalau bukan pak ferdi?

untungnya, semua siswa dan siswi cakrawala sudah hafal betul dengan kelakuan dan sifat nyeleneh-nya pak ferdi, jadi ya terima-terima aja mau diajakkin belajar dalam gaya apapun sama dia.

fokus kembali kepada ardina yang sekarang masih hah-heh-hoh. lupa kalau bola sudah dikenai ke lawan, tim mereka harus lari ke zona aman.

"LARI, ARDINA!" siyeon aquina ikut berteriak meneriaki ardina.

ardina yang baru sadar lantas berlari ke zona aman yang letaknya lumayan jauh dari tempat ia berdiri.


salah satu anggota tim lawan yang kebetulan sedang memegang bola itu dengan cepat melemparnya pada ardina agar mereka tidak menjadi tim yang kalah.

"ARDINA AWAS BOLA!"

ardina berusaha menghindari bola yang sedang menuju ke arahnya, tetapi naas, kaki ardina malah terpeleset pasir dan mengakibatkan kedua sikutnya harus mencium mesra lapangan softball.

"ARDINA!"

siyeon menghampiri ardina dan berjongkok di hadapannya. beberapa siswi mipa 3 lainnya juga ikut menghampiri.

permainan terpaksa dihentikan karena sikut dan tempurung lutut ardina mulai mengeluarkan darah segar.

"jangan dikerubungin!" somyi, si ketua kelas, membentangkan tangannya menahan anak-anak lain yang baru mau menghampiri ardina.

pak ferdi yang melihat kejadian itu hanya mengode siyeon agar gadis itu membawa ardina ikut dengannya.

siyeon mengangguk dan mulai mengangkat kedua lengan ardina.

"ayo, din, ke uks."

ardina cuma ngangguk sambil menahan perih.

prawira jisung yang baru saja hendak ke kantin karena lagi pertengahan jam istirahat pertama itu membulatkan matanya waktu melihat siyeon berjalan sembari membopong ardina di pinggir lapangan.

pemuda yang akrab disapa 'wira' itu dengan sigap menghampiri siyeon dan ardina, lalu kemudian setengah berjongkok di hadapan mereka.

"wira! lo ngapain?" siyeon mengerutkan alisnya, sedangkan ardina cuma ngeliatin tanpa ngomong apa-apa.

"naikkin ardina ke punggung gua, gece." pinta wira kepada siyeon.

siyeon menatap ardina seakan meminta persetujuan. masalahnya, ardina ini paling ogah sama yang namanya prawira jisung. kalo tiba-tiba dinaikkin ke punggung wira terus dia ternyata nggak mau kan berabe.

anehnya, ardina malah mengangguk menyutujui. siyeon makin bingung.

ardina dengan sendirinya menenggerkan tangan mungilnya di pundak wira, dan menjatuhkan dirinya ke punggung kokoh pemuda itu.

kemudian, wira memegangi kaki ardina dan kemudian berdiri dengan sempurna.

"ke uks kan?" tanya wira kepada siyeon yang masih belum mencerna kejadian barusan.

iridescent | millennialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang