[53] Drabble - Kemerdekaan 45

18 3 0
                                    

Nama : RerenId WP : HonestireneJudul : Kemerdekaan 45Genre : General FictionWord : 375 tidak termasuk formatIsi :

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Nama : Reren
Id WP : Honestirene
Judul : Kemerdekaan 45
Genre : General Fiction
Word : 375 tidak termasuk format
Isi :

Archer Brayden Anson ialah seolah ilmuwan yang hendak memasuki usia kepala tiga. Banyak eksperimen yang telah ia lakukan dan kebanyakan berakhir menuju gudang penyimpanan barang. Archer membuat sebuah pintu dengan berbagai macam kabel serta alat-alat yang membuat orang yang melihatnya selalu bertanya alat apa yang ia gunakan.

Mentari hendak pulang dan Rembulan akan datang menemani malam. Archer teringat sebuah benda yang akan menyempurnakan penemuannya kali ini. Ia menggunakan kemeja putih dan celana kain hitam setiap kali melakukan eksperimen dengan alasan ia harus tampil keren tiap percobaan itu berhasil ataupun gagal.

Archer membuka pintu dan melenggang masuk, namun langkahnya terhenti ketika menyadari suatu hal. Ia tidak berada di dalam gudang melainkan sebuah tempat asing yang terasa seperti bukan dunianya.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Archer saat dirinya ditarik paksa oleh beberapa orang yang tak dikenalnya, namun terasa familiar di dalam ingatannya.

"Ikut kami." Tak ada yang dikatakan mereka lagi selain menarik Archer mengikuti langkah kaki yang tergesa-gesa disusul dengan seorang pria paruh baya yang diperlakukan sama sepertinya.

"Bung, kita harus cepat melakukan proklamasi kemerdekaan," ujar seorang pria dengan pakaian yang tak pernah Archer lihat sebelumnya. Ia berbicara dengan siapa? Batin Archer memandang mereka penuh tanya.

"Kami tetap pada keputusan awal." Sahut seseorang yang wajahnya kuingat, seseorang yang kerap dipanggil Bung Hatta.

Ternyata, diculik tak mengenakkan, bagi Archer ia lebih memilih dikurung seharian dengan alat-alat eksperimennya dibandingkan dengan penculikan pada peristiwa Rengasdengklok yang ia ketahui dari sejarah. Desakan demi desakan mereka lakukan agar tujuan tercapai.

Tak lama ia dijemput oleh Kunto dan Achmad Soebardjo bersama seorang wanita dan pria yang bersama Archer.

Tanggal 17 Agustus 1945 dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56 menjadi tempat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Archer yang disangka sebagai Soekarno mulai ditanyai berbagai macam pertanyaan yang membuat Archer gugup luar biasa. Beruntung, ia memiliki ingatan kuat sehingga seluruh pembelajaran sejarah ia hafalkan.

Menit-menit pembacaan teks proklamasi membuat Archer gugup membayangkan dirinya bertingkah seperti Soekarno. Archer membuka pintu kamar yang ia tempati sebelum menuju ke ruang tamu yang membuatnya tertegun.

•••

Keesokan harinya di jam enam sore menjelang pergantian hari, Archer membuka pintu gudang dan melihat barang-barang yang tergeletak mengenaskan hasil penemuannya. Sebuah koran pagi tergeletak di lantai dan menunjukkan sebuah jam tangan milik Archer yang ditemukan di lokasi bersejarah.

«Terima kasih sudah membaca»

Event 73 Tahun IndonesiakuWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu