[25] Drabble - Pengabdian

46 14 0
                                    

Nama : Alexander Audy CassanovaUsername wattpad : Aldyva12Judul : Pengabdian Genre : General FictionWords : 324No

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Nama : Alexander Audy Cassanova
Username wattpad : Aldyva12
Judul : Pengabdian
Genre : General Fiction
Words : 324
No. Peserta : 25

Hujan kali ini sangat deras, angin berhembus kencang membuat suasana semakin dingin. Siti berlari kencang dengan sebuah daun pisang berada di kepalanya. Melindungi tubuhnya dari tetesan air hujan. Siti terus berlari hingga akhirnya sampai di sebuah gubuk.
Dia membawa masuk daun tersebut ke dalam gubuk. Siti menghampiri ibunya yang sedang duduk sambil menganyam. Siti tidak memperdulikan baju yang basah kuyup.
Si ibu yang melihat keadaan Siti pun langsung menghentikan kegiatannya. Dia menghampiri anaknya lalu melihat keadaan anaknya.
“Ya ampun, Siti! Kamu kenapa bisa basah kuyup gini?!”
Siti terkekeh. “Hehe ... tadi di luar hujan, Bu. Jadi, aku lari-lari pake daun pisang biar gak kehujanan.”
Si ibu hanya menggeleng. Dia mengajak anaknya untuk menganti baju, si ibu mengelap Siti mengunakan kain. Setelah itu, si ibu langsung memakaikan baju pada Siti. Si ibu mengajak anaknya untuk membantu menganyam. Siti dengan senang hati membantu ibunya.
Siti sangat senang membantu ibunya, dia selalu mempelajari banyak hal dari beliau. Ayahnya sudah meninggal sebelum dia lahir, tetapi ibunya tidak pernah luput untuk memberikan kasih sayang.
***
Siti dan ibunya terus berlari. Beberapa penjajah mengejar mereka dari belakang. Suara tembakan terdengar sebagai ancaman untuk berhenti. Beberapa warga yang ikut berlari sudah tumbang.
Mereka terus berlari hingga akhirnya salah satu penjajah mengulurkan senapannya, mengarahkan kepada Siti. Penjajah menembakkan senapannya, tetapi bukan Siti yang terkena tembakan. Melainkan ibunya.
Si ibu langsung terjatuh. Siti kaget, dia menjerit dan menangis dengan histeris saat melihat ibunya yang meninggal tepat di depannya. Ibunya mengorbankan dirinya demi Siti.
Salah seorang warga langsung menggendong Siti yang masih menangis. Tangisan masih membanjiri wajah Siti. Dia masih ingin bersama ibunya. Menghabiskan waktu bersama dan membahagiakan ibunya.
***
Para pemuda dan pemuda berkumpul di sebuah lapangan kosong untuk membahas sesuatu. Siti berada di antara remaja itu. Dia terlihat begitu serius dan ambisius. Dia akan melakukan segalanya untuk membuat negaranya terbebas dari penjajah. Membuat anak-anak kecil bisa mendapatkan ilmu yang layak.

Hidupku semua kupertaruhkan kepada negaraku. Merdeka atau mati. Batin Siti menguatkan tekadnya.
-END-

«Terima kasih sudah membaca»

Event 73 Tahun Indonesiakuحيث تعيش القصص. اكتشف الآن