23. The Reason Why You are Important

401 48 9
                                    

Tapp tap tap

Derap langkah keras terdengar akibat hentakan kaki yang berlari dengan antusiasme meluap-luap. Jalanan yang gelap terasa sesuai dengan situasi malam yang kelam. Ruko-ruko tua pinggir kota nan senyap seketika dipenuhi hentakan kaki serta teriakan dan nafas yang beradu. Dua kelompok berbeda tujuan itu bergerak saling mengejar dan menghindar.

Ray, sang pemimpin beserta dua anggota inti lainnya-Kai dan Chuang-telah menemukan mangsa mereka. Secara tidak sengaja, ketika sedang melakukan pembicaraaan rahasia, mereka mendapati segerombolan lelaki sedang melakukan transaksi senjata. Mereka melihat sebuah mini gun yang dikeluarkan dari bungkusnya, sebagai bukti bahwa barang yang diberikan benar nyatanya.

Mereka bertiga sama-sama tahu jika warga Negara dilarang menyimpan senjata semacam itu sebagai milik pribadi. Seorang warga Negara dapat dikenakan hukuman karena melanggar peraturan tersebut. Mereka mungkin tidak mengetahui penyebab mereka membeli barang tersebut dari pasar gelap, tetapi mereka mencurigai hal buruk akan segera terjadi.

Semula mereka hanya mendapati seorang remaja yang menerima senjata kecil tersebut dari seorang lelaki yang disangka kurir tersebut. Mereka membuntutinya, si remaja yang menerima barang kiriman sang kurir. Setelah diikuti, ternyata dia menghampiri kawanannya yang tengah memukuli seorang pria berumur empat puluh tahun pertengahan.

Kai, lelaki yang temperamental ini sudah memanas dan tidak sabar untuk menghentikan aksi kejam mereka. Dia tidak berhenti jika kedua temannya tidak menahan lengannya. Jika saja pergerakannya lebih cepat, maka tidak ada yang dapat menghalangi keinginannya untuk menghabisi segerombolan anak itu.

Pria berumur empat puluhan itu nampak kehabisan tenaga dan lemah. Wajahnya hancur karena tinjuan dari mereka. Darah membasahi hampir seluruh kepalanya. Tidak ada satu pun yang berpihak pada pria itu, namun mereka semua terlihat puas menyaksikannya yang terkulai lemas.

Lelaki yang sedari tadi mereka ikuti menghampiri kawanannya, lalu melempar sebuah bungkus kain hitam yang berisi mini gun. Seorang lelaki yang berdiri tepat di depan pria tua itu menangkap benda melayang tersebut. Dia tersenyum miring, membuka bungkusan tersebut.

"Jangan mati dulu, Pria Tua," titahnya seraya mengangkat senjata ke atas. Dia bergaya layaknya seorak penembak jitu,"jika kau mati sebelum peluru ini menembus jantungmu, maka tidak ada gunanya kami menerima senjata ini," lelaki itu nampak mengancam. Dia tidak merasa kasihan, atau pun iba terhadap pria itu. Tanpa keraguan dia mengarahkan senjata membunuh itu kepada pria tak berdaya itu.

Demikian Ray, Kai dan Chuang segera mencampuri urusan mereka. Ketiganya memukul belakang kepala tiga orang terdekat, membuat mereka-yang terkena serangan-tumbang tak sadarkan diri.

"Sialan," gumam lelaki dengan mini gun, lalu melarikan diri beserta kawanannya yang tersisa.

Ketiga lelaki bertopeng itu ingin segera mengejar mereka, tetapi pria tua ini harus segera ditolong. Ray memilih tinggal, menolong pria tua ini, sementara Kai dan Chuang berlari mengejar kelompok itu.

Ray membopongnya perlahan ke arah yang berlawanan dari mereka. Setelahnya menemui jalan raya, lelaki bertopeng itu mendudukkan pria terluka itu di pinggir jalan, menyandarkannya pada sebuah tiang. Kepalanya menengok dari arah kanan sampai kiri, namun tidak ada satu pun kendaraan yang melintas. Dia tidak punya hati meninggalkan pria tua yang terluka ini di jalanan.

Ray berjongkok, memegang pundak pria tua itu pelan, "kau masih kuat, Paman?" pria itu mengangguk, namun tubuhnya sungguh lemah. Terdapat banyak luka luar maupun dalam yang mengakibatkan memar.

Man In Mask: Amour ets SecretWhere stories live. Discover now