Dan, Jongin mengulas senyum miring, kemudian menarik Krystal dan mempersatukan bibir mereka yang mampu mengundang kehangatan serta perasaan kasih sayang yang kian membesar.

---oOo---

15.30

"Sampai bertemu di Seoul!" Eunhee melambaikan tangannya dari arah layar ponsel. Dia menyempatkan diri melakukan video call bersama sahabatnya, Wendy―untuk mengabarkan tentang kepulangannya hari esok, sebelum beranjak tidur. Mengingat Eunhee mengatakan bahwa waktu di Hawaii saat ini adalah pukul 20.30 malam.

Wendy membalasnya dengan anggukan semangat, disertai lambaian kecil di depan dada, lantas sesi video call itu berakhir.

"Sayang, di mana kau meletakkan ramyeon-nya?" teriak Jongdae dari arah dapur Wendy. Sore ini, kekasihnya itu sedang bertandang ke rumahnya, berhubung hari ini mereka sama-sama sedang tidak ada jadwal pekerjaan.

Bergegas, Wendy melangkah ke dapur dan memeluk Jongdae dari samping sambil tertawa senang.

"Sayang, esok, Eunhee dan Sehun akan pulang. Aku benar-benar merindukan mereka," kata Wendy, tidak menanggapi pertanyaan yang diajukan kekasihnya tadi.

Jongdae menutup lemari dapur dan beralih memeluk pinggang ramping Wendy. Dia ikut senang mendengar kabar itu. "Oh, ya?" responsnya. "Ajak aku kalau kau ingin bertemu dengan mereka, ya."

"Tentu saja." Wendy menganggukinya. Tiba-tiba, ekspresinya berubah penasaran. "Dan lagi, aku ingin tahu apakah Eunhee sudah mengandung..."

Jongdae tertawa singkat. "Wow! Bagaimana bisa kau berpikiran sampai ke sana? Maksudku, tidak mungkin juga secepat itu Eunhee mengandung, kan?"

Wendy memajukan bibir bawahnya. "Aku hanya ingin segera memiliki keponakan! Apa salahnya?"

"Uh... mm... baiklah, jadi, di mana kau letakkan ramyeon-nya, Sayang?" Jongdae bertanya lagi sambil berpura-pura mencari ramyeon dari lemari dapur. Lebih baik ia tidak membahas mengenai masalah ini lebih lanjut atau ia akan diusir begitu saja dari sini.

"Ramyeon-nya habis. Aku belum sempat membelinya," aku Wendy, setengah ketus.

"Apa?" Jongdae terperangah. "Jadi, maksudmu..."

"Iya, kau yang pergi untuk membeli ramyeon."

"Bukankah tadi kau bilang, kau punya banyak stok..."

"Aku lupa."

"Mm... baiklah. Kalau begitu, kau temani aku..."

"Tidak mau. Aku mau menonton film saja." Wendy berbalik, meninggalkan Jongdae.

Sabar, Jongdae. Sabar. Kau harus bisa bersabar menghadapi tingkah laku perempuan yang sedang datang bulan. Memang tidak mudah, tetapi kau harus tetap melakukannya.

---oOo---

Kafe Starlight, tempat di mana Chanyeol dan band-nya tampil, cukup mengundang banyak pelanggan sore ini. Salah satunya Seulgi, yang duduk persis berhadapan dengan Chanyeol yang duduk memangku gitar dan bernyanyi sepenuh hati.

Namun, bedanya, Seulgi mendapat undangan langsung dari si vokalis utama band itu untuk datang kemari dan menyaksikan penampilannya.

Gadis itu masih saja terpana melihat pesona yang dikeluarkan Chanyeol saat memainkan gitarnya dan mendengar suaranya, meski tidak semerdu penyanyi-penyanyi band terkenal di luaran sana. Yang menjadi daya tariknya adalah suara berat Chanyeol, pun senyuman lebar hingga menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi.

Her, Who I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang