Chapter 12

3.5K 509 19
                                    

Semenjak Eunhee mengirimkan balasan pesan obrolan darinya, gadis itu mulai tidak bisa dihubungi.

Nomornya sedang dalam keadaan tidak aktif ketika Sehun terus mencoba menghubunginya berkali-kali. Bahkan ketika Sehun sudah sampai di tempat tujuan, dengan beragam macam tawa bahagia bersumber dari keluarga Kang di telinganya.

Untuk sesaat, Sehun merasa dirinya sedang berada di ruang yang hampa dan sunyi senyap. Ia hanya mampu mendengar debaran jantungnya yang begitu cepat sampai menyakiti telinganya. Napasnya seperti tercekat, dan rasanya ia tidak bisa bernapas dengan normal.

Baiklah. Hati-hati di jalan,Oh Sehun.

Sehun benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum lebar. Fakta yang ada di hadapannya terlalu nyata untuk ia abaikan. Park Eunhee menuliskan nama Oh Sehun di akhir kalimatnya. Hanya itu. Ya, hanya itu. Namun efeknya sungguh luar biasa.

Apakah Eunhee sudah mengingat siapa dia sebenarnya?

Jika memang iya, Sehun ingin untuk sekali saja mendengar suara gadis itu sekarang. Ia ingin menanyakannya. Ia ingin Eunhee mengatakan bahwa gadis itu sudah mengingat dirinya lagi. Sayangnya, nomor ponsel gadis itu benar-benar tidak bisa dihubungi. Dan Sehun dibuat menggerutu kecil karenanya.

Tidak ada pilihan lain. Yang bisa Sehun lakukan sekarang adalah mengirimi pesan obrolan lagi pada gadis itu, sembari berharap semoga gadis itu membacanya sekarang.

Sehun Oh : Park Eunhee, aku benar-benar ingin berbicara padamu.

"Sepertinya kau sedang menunggu seseorang untuk menghubungimu." Kang Seulgi menghampirinya yang sedang berdiri bersandar di ruangan balkon sebuah villa mewah milik keluarga Kang. Sehun sedikit terkesiap dan baru menyadari bahwa saat ini ia tidak sedang berada di Seoul. Melainkan berada di Pulau Jeju. Untuk yang kesekian kalinya, Sehun menggerutu kecil. Sehun lalu memasukkan ponselnya ke saku celana jins yang ia pakai.

"Apakah Kim Jongin meneleponmu lagi?" tanya Seulgi, menyelidik. Ia hanya tak mau Sehun masih memikul beban berat di kedua bahunya selama mereka masih berlibur di pulau yang indah ini.

Oh Sehun terdiam sejenak, dengan pandangan mengarah ke bawah kakinya, di mana ada beberapa anggota keluarga Kang yang sibuk menyiapkan acara pesta barbeque di bawah dengan penuh suka cita. Dari sini, Sehun bisa melihat Kang Younghyun, kakak laki-laki dari Kang Seulgi mulai mempersiapkan batu arang di atas pemanggang, sementara pihak keluarga lainnya menata meja panjang yang diletakkan di taman belakang villa tersebut untuk acara makan malam bersama.

"Oh Sehun?"

"Ya?"

"Kau mendengarku?"

"Oh ... ya," jawab Sehun gusar. Ia sebenarnya tidak mendengar apa lagi yang Seulgi katakan selain dari kalimat pertama gadis itu.

"Jadi, bagaimana? Kau mau pergi berkencan denganku?"

Apa?

Apakah Seulgi memang mengatakan hal tentang kencan padanya?

"Kencan?" Sehun sontak menunjukkan kebingungannya. "Kapan?" hei, kenapa aku malah menanyakannya?

Sementara itu, Seulgi tertawa mendengus. "Kau tidak mendengarkanku, rupanya," sahutnya setengah jengkel. "Baiklah. Lebih baik kau lupakan dulu urusan perusahaan, dan kita bersenang-senang di sini. Kau ingat? Kita hanya punya waktu dua hari sebelum kita kembali ke Seoul dan bergelut dengan beragam macam rapat penting serta acara-acara bisnis lainnya," ingat Seulgi di akhir pembicaraan singkat mereka.

Sehun belum sempat menjawab, karena Seulgi telah lebih dulu menarik lengannya. "Apa kau tega membiarkan kakakku sibuk memanggang daging sapinya sendirian?"

Her, Who I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang