SEVENTEENTH

Mulai dari awal
                                    

"Arraseo, aku akan memanggilmu hyung. Tapi untuk situasi tertentu, aku akan memanggilmu Noona. Noo-na." Jungkook mengatakan itu dengan nada khas bocah lima tahun. Tapi sesungguhnya kenyataan berkebalikan, Jungkook terlihat menggoda dengan nadanya barusan.

Ampunilah pikiranku.

"Terserahmu saja, Jeon."

Jungkook akhirnya mengakhiri acara tawanya setelah bunyi pesan masuk didalam ponselnya menarik atensinya sendiri.

Kuseruput Matcha ku sambil menatap ke arah luar kantin.

"Tae hyung bilang kita ke apartment duluan, dan dia minta kita mampir dulu untuk beli cemilan dan minuman seperti biasa," jelas Jungkook saat selesai mengetik dilayar ponselnya.

"Jinja, pasti dia sengaja karena tidak mau ikut repot-repot berbelanja," dengusku.

"Tidak hyung."

Oh bagus. Jungkook mulai menurutiku, tapi entah kenapa rasanya tidak sebagus yang kupikirkan.

"Jungkook, sepertinya kau tidak perlu memanggilku hyung. Rasanya aneh, maaf."

Jungkook tertawa lagi. "Baiklah, tapi aku akan tetap memanggilmu, Noo .. na."

Whatever, terserah Jungkook saja. Aku sudah malas membicarakan ini.

"Ngomong-ngomong Tae hyung dan Jimin hyung memang ada kuliah tambahan 2 jam Han, makanya aku tidak ikut kelas mereka kali ini."

"Begitukah, yasudah. Ayo kita jalan."

Suasana sempat hening saat kami berada di mobil Jungkook.

"Ah bagaimana perkembangan rencana kalian mendekati Song Hana."

Aku tak tau mengapa mulutku malah mengangkat itu sebagai topik pembicaraan.

Jungkook masih hening, hingga mataku sempat melirik sebentar.

"Entahlah, dia menjadi sedikit kurang menarik akhir-akhir ini."

"Jinja? Bukannya kau yang paling semangat untuk mendekatinya."

"Hmm, ya kurasa. Tapi melihat para hyung tidak seantusias diriku, aku jadi malas juga."

"Kupikir kau benar-benar menyukainya, aku masih ingat kau bilang--"

"Ah, kita hampir sampai," Jungkook memotong pembicaraan, aku sadar itu. Tapi memang benar, apartment kami telah terlihat. Jadi aku memutuskan untuk diam.

Kami berdua turun bersamaan, keluar dari basement dan naik ke lobby utama. Jungkook bilang ingin berjalan kaki, jadi kami memutuskan untuk berjalan ke arah supermarket yang bisa ditempuh selama 10 menit.

"Pasti asik kalo kita bisa barbequan," Jungkook melirik tumpukan daging sebentar, terpaksa kami melewatinya begitu saja karena apartment Taehyung tidak mendukung untuk aktivitas barbeque. Seperti tujuan semula, kami pun singgah di rak cemilan. Kemudian melanjutkannya ke rak minuman dan mengambil bir, soju serta soda.

"Tidak ambil banana milk mu juga?"

"Ah iya. Tunggu disini ya," Jungkook segera berlari kembali ke belakang rak berisi jejeran susu pisang.

Dasar bayi!

Aku menunggui keranjang belanja sambil menunggu Jungkook datang. Mataku menatap kasir yang tidak terlalu penuh. Kakiku hampir menggeser sambil membawa keranjang hingga suara kelelahan menyapa telingaku.

HOUSEMATE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang