Two Brother

8.3K 554 40
                                    


Final chap... Yeah....

.


.



.

Dengan kedua tungkainya yang kuat Keisuke melompati atap-atap rumah penduduk dengan mudahnya. Ia sedang terburu-buru, hari ini adalah hari yang istimewa. Ia tidak ingin terlambat.

"Nii-san, turunkan aku atau aku akan marah." Keisuke tersentak, karna beban di punggungnya ini memiliki berat yang tidak seberapa, ia jadi lupa akan keberadaannya.

"Maaf Dai, nii-san lupa." Keisuke segera turun dari atap rumah -yang entah milik siapa- dan mendarat dengan mulus di tanah.

"Dai-kun, Kei-kun, kalian disini.?" suara lembut seorang wanita sukses mengalihkan perhatian kedua bocah itu.

"Oh, Shion ba-chan, konichiwa." Keisuke dan adiknya membungkuk dengan sopan.

"Ayo masuk lah dulu, ba-chan membuat kue loh." Shion menghampiri mereka berdua dan langsung menggandeng tangan Dai.

"Ta tapi kami sedang-..." Keisuke menepuk dahinya, bagaimana bisa ia tidak mengenali atap rumah Hokage, kini ia tau jika kadang terlalu fokus bisa menyebabkan hal buruk.

"Kei-kun, ayo.!" Keisuke mendengar Shion berseru dari dalam rumahnya, dan mau tak mau ia ikut ke dalam. Tapi sebelum ia bahkan bisa mencapai pintu, seorang anak kecil berambut pirang yang usianya satu tahun lebih tua di banding adiknya menghadang jalannya dengan wajah yang tak ramah.

"Kenapa nii-san membawa Daisuke ke rumah ku.?" anak Hokage itu berseru kesal.

"Ya ampun Bolt, nii-san tidak sengaja. Ini hanya kebetulan." Keisuke menjelaskan.

"Nii-san harus menemani aku main kalau begitu." Boruto menggandeng tangan Keisuke dan mengajaknya pergi, sebelum itu ia berteriak pada ibunya. "Kaa-chan, aku main sama Kei-nii sebentar ya.?"

Keisuke menghela nafasnya. Ini akan jadi hari yang berat.

.

"Ulangi lagi." Keisuke berkata pada bocah pirang di depannya, mereka saat ini sedang berlatih di pinggir hutan.

Bocah berambut kuning itu sedang coba membuat bunshin, tapi yang muncul malah dengan bentuk yang tak karuan.

"Nii-san, ayo kita pulang. Hari sudah semakin sore,Dai pasti menunggumu."

"Ah, kau benar Sarada. Ayo."

"Sekali lagi nii.!" Boruto berkeras.

"Besok lagi saja bodoh." Sarada berseru tanpa memandang Boruto, ia berjalan di samping Keisuke dan menggandeng tangannya, tak lama Boruto juga menyusul dan menggandeng tangan Keisuke juga.

"Terima kasih banyak, maaf merepotkan." Keisuke membungkuk pada Sakura.

"Kau ini bicara apa Kei-kun, kau lama tidak membawa Dai kesini. Kami jadi rindu." Sakura berkata sambil tersenyum.

"Kau benar, Kei, ajaklah Dai sering-sering kemari." Shion menambahi.

Keisuke tersenyum. "Baiklah, kalo begitu saya permisi, Sakura ba-chan, Shion ba-chan, Boruto, Sarada." Keisuke lalu melompat kembali. Di gendongannya kini Daisuke tengah tertidur dengan lelap.

Keisuke tersenyum mendengar helaan nafas tenang dan teratur adiknya. Jika di fikir, sifat adiknya ini sangat berbeda dengan sifatnya. Fisiknya pun juga jauh berbeda.

Daisuke memiliki rambut biru yang pudar, matanya berwarna amethys seperti mata sang ibu. Dan Dai memiliki sifat manja yang berlebihan, hingga membuat Keisuke sering kesal. Terlebih saat Dai memanfaatkan keimutannya untuk mendapat perhatian dari ibu-ibu lain, hingga mereka akan memberinya makanan yang manis-manis. Dan perhatian itu menjadi bumerang bagi Keisuke. Sarada dan Boruto adalah yang paling sering marah padanya karna ibu mereka akan langsung melupakan mereka saat ada Daisuke.

UnbelievableWhere stories live. Discover now