Like Home

7.6K 625 34
                                    


"Shino kun, Kiba kun." Hinata berseru dari balik pintu.

"Hinata." Kiba dan Shino berkata berbarengan.

Mereka lalu memeluk Hinata erat, jika mereka perempuan, pasti mereka sudah banjir air mata sekarang.

"Kau berhutang penjelasan pada kami Hinata." Shino berujar.

Hinata menghampiri Keisuke dan memegang pundak nya.

"Shino kun,Kiba kun. Kenalkan, dia Keisuke. Putra ku-"

"Putra kami." Kakashi menyela.

"Halo, aku Keisuke. Salam kenal paman." Keisuke membungkuk kan badannya. Memberi salam pada Kiba dan Shino.

"Apa maksud mu sensei.?" Shino bertanya.

Sedangkan Kiba hanya melihat Hinata, lalu melihat Kakashi.
Hinata lagi.
Kakashi lagi.

Buaght....

Satu pukulan telak mengenai perut kakashi.

Dan orang yang melakukan nya adalah Shino, orang terakhir yang Kakashi fikir akan memukul nya.

Ia kira Kiba yang akan memukul nya, tapi ternyata, Kiba hanya terlihat bingung.

Pukulan itu,tanpa cakra. Tapi melibatkan seluruh emosi pemiliknya.

"Aku tidak menyangka kau serendah itu sensei. Kau adalah orang terakhir yang berada dalam daftar ku, dari orang yang mungkin menyakiti Hinata." Shino mengepalkan tangannya.

Memandang Kakashi dengan penuh kebencian, seandainya ia tidak memakai kaca matanya sekarang. Pasti mereka sudah bisa melihat mata Shino yang memerah karna marah.

"Kau benar-benar sampah." setelah mengucapkan kata-kata itu, ia melompat menjauh.

"Shino kun." Hinata baru akan mengejar Shino, tetapi Kiba menghalangi.

"Biar aku saja Hinata. Kau, pasti banyak yang ingin kalian bicarakan." Kiba melihat Kakashi dari ekor matanya lalu pergi menyusul Shino nersama akamaru.

.

Setelah kepergian Kiba, Shino dan akamaru. Kakashi kembali masuk dalam rumah Hinata.

Mereka duduk membentuk segitiga, dimana Kakashi berdapan dengan Hinata. Sedangkan Keisuke berada di antara mereka berdua.

"Hinata, ayo kita kembali ke konoha. Aku ingin memulai semua dari awal, bersama mu. Bersama kalian." Kakashi berkata lirih.

Keisuke diam dan memperhatikan kedua orang tuanya berbicara.

Jika jujur, ia tidak marah sama sekali pada ayahnya. Ia malah merasa bangga, betapa ibunya berkali-kali berkata bahwa ayahnya adalah seorang pahlawan.

Betapa heroik dan hebatnya sang ayah dalam cerita ibunya. Tapi ia menutupi senyum lebarnya dengan sekuat tenaga. Ia akan tersenyum jika ibunya tersenyum.

Dan sejauh ini,ibunya belum pernah tersenyum dengan tulus. Selalu senyum kepura-puraan yang kentara sekali.

"Jadi kei kun.?" suara ibunya membuat ia sedikit terlonjak, rupanya dari tadi ia melamun.

"Ya kaa san.?"

"Apa menurut Kei kun, kita bisa kembali ke konoha.?" Hinata berkata pelan,bahkan nyaris berbisik. Menandakan bahwa ia ragu dengan apa yang ia ucapkan.

"Apa kaa san ingin kesana.? Benar-benar ingin kesana.?" Keisuke memandang wajah kaa san nya lekat-lekat.

"Kenapa kau malah balik bertanya pada kaa san.?"

UnbelievableМесто, где живут истории. Откройте их для себя