Satu

13.3K 815 22
                                    

Kantor Hokage pukul 04.00

"Maaf kan aku teman-teman. Karna memberi misi mendadak pada kalian." Naruto berkata dari balik meja kerjanya.

"Sebenarnya misi apa kali ini.?" Shino bertanya.

"Seharusnya misi kali ini adalah misi untuk ku, Lee, Sakura juga Kakashi sensei." ia mengambil nafas sejenak dan memijit keningnya.

"Tapi aku tidak bisa meninggalkan desa jika tidak benar-benar darurat. Sakura juga tak bisa pergi karna Sarada masih bayi. Dan Lee tidak bisa meninggalkan Tenten yang tengah hamil besar." lagi-lagi ia menghela nafas.

"Intinya saja Naruto.!" Kiba berseru kesal.

"Aku menugaskan kalian untuk pergi ke Tsuci no kuni. Menghadiri pelantikan Hikaru tsuci sebagai raja baru di sana."

"Wah wah, sudah menjadi raja pada umur 16 tahun." Kakashi berkata.

"Ya, ku rasa ia sudah lebih dari siap. Lagi pula ibu dan ayahnya juga telah bersama kembali." Naruto menjelaskan.

"Baiklah, kapal kalian akan berangkat setengah jam lagi. Dan kalian akan berada di sana selama tujuh hari. Tiga belas hari jika di hitung dengan waktu perjalanan."

"Baik, kami berangkat.!" ucap mereka serentak. Lalu melesat meninggalkan kantor hokage.

Sepeninggal mereka, Naruto kembali hanyut dalam fikirannya. Empat tahun sudah ia membangun rumah tangga dengan Shion. Namun belum juga ia memiliki keturunan. Teman-teman yang bahkan menikah setelah dirinya sudah memiliki anak. Atau minimal sudah hamik.

Huft, mungkin ini karma. Karma karna telah menyia-nyiakan gadis sebaik Hinata.

Memikirkan gadis itu membuatnya penasaran. Bagaimana kabar nya saat ini.

Semua salahnya, andai saat itu ia menolak ajakan minum di pesta yang di buat untuk merayakan kedatangan rombongan negri iblis. Pastilah saat ini ia sedang bahagia bersama wanita yang di cintai dan mencintai nya.

.

Kapal yang di tumpangi rombongan Kakashi melaju dengan tenang, ombak tak terlalu kencang dan angin bertiup dengan pelan.

Jika seperti ini, mungkin mereka akan lebih cepat sampai.

"Hei kiba, kapan kau akan menikah dengan Tamaki..?" Shino bertanya tiba-tiba saat mereka tengah duduk di atas dek kapal sambil menyantap makan siang mereka.

"Entahlah, kami tak terlalu terburu-buru. Kami menjalani nya seperti air. Dan pada akhirnya kami akan bermuara juga."

"Dan tiba-tiba kau menjadi sangat bijak  ya Kiba." kata Kakashi.

"Kau sendiri bagai mana sensei..? Umur mu 32, apa kah tidak ada sama sekali gadis di hidup mu.?" Kiba berkata dan seketika ia tau bahwa ia telah melakukan kesalahan. Ia sudah bersiap jika tiba-tiba Kakashi marah dan memberi chidori tepat di wajahnya. Atau jika ia di lempar ke tengah laut.

Namun Kakashi hanya tersenyum dan menggaruk tengkuknya. "Sendiri memang sepertinya adalah takdir hidup ku." jawabnya.

Perjalanan mereka lalui dengan tenang. Kapal berlabuh di dermaga pada siang menjelang sore hari. Dan di sana telah ada seorang pria paruh baya yang menjemput mereka.

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang