36

803 45 0
                                    

Airin POV

Akhirnya Ujian Nasional selesai juga, akhirnya beban gue udah berkurang. Erlang, gue kangen sama kamu! Dengan sigap, gue langsung berhambur masuk ke dalam kamar untuk mencari hp gue yang gue sembunyiin di dalam lemari. Gue nepatin janji gue ke Erlang untuk tidak menggunakan hp, dan gue lagi rindu berat sekarang! Sudah rindu, berat lagi.

Dua minggu gue nggak pernah kontak dengan dia!

Gue langsung nyalain hp kemudian mencari kontak Erlang di WA kemudian menelponnya.

Baru kali ini dia angkat, biasanya dia memutuskannya dan meminta untuk di chat saja. Iya, dia tidak suka menelpon dan aku biasanya menelpon kalau ada chat yang lumayan darurat agar dia cepat sadar dan nge-check hpnya.

"Aku rindu, Lang!" kataku sesaat dia mengangkat teleponnya.

"Jangan berharap aku seperti Dilan, ya!"

Aku hanya tersenyum mendengarkannya, Erlang kemudian kembali berkata "Bagaimana ujiannya? Lancar, kan?"

"Iya, lancar. Dijamin! Aku belajar kok selama ini."

"Bagus!"

"Lang."

"Yah?"

"Kita ke pasar malam, yah sebentar!"

Terjadi keheningan beberapa saat, mungkin Erlang lagi berpikir.

"Boleh."

"Oke, kali ini aku yang jemput, ya!"

"Iya."

"Makasih Lang, muahh." Upss, gue kelepasan di kata terakhir. Erlang tidak berkata apa-apa dia langsung saja memutus sambungan telepon.

**

Sekarang gue sedang perjalanan menuju ke rumah Erlang. Bukan gue yang menyetir, tetapi pak Kasim. Iya, sudah beberapa kali pak Kasim yang mengantar gue ngedate sama Erlang. Bukan gue yang minta, yah! Papa yang nyuruh. Akhirnya kendaraan gue sama Erlang dapat sponsor juga, heheh.

Mungkin kalian berpikir hubungan gue ini hubungan yang sempurna. Tidak ada konflik, iya selama gue pacaran gue nggak pernah berantem sama dia. Terkadang dia yang memilih mengalah atau terkadang gue, walaupun gue yang paling sering. Dapat jalan dari orang tua, Erlang sudah sering main ke rumah, dan kali ini pak Kasim yang mengantar kita berdua. Kalau orang tua Erlang gue belum tahu, soalnya gue belum pernah ketemu secara langsung. Lihat sih pernah waktu gue ada acara dulu, tapi nggak mungkin, kan gue langsung bilang begini "Ehh tante. Kenalin, aku calon menantu tante. Aku pacarnya Erlang." Bisa-bisa mamanya Erlang ilfeel dan nggak ngerestuin gue lagi. Dia juga sangat perhatian. Kalau yang ini, nggak perlu gue ceritain satu-satu, kan? Terlepas dia yang kaku, nggak romantis, dan rada-rada garing. Itu kekurangan dia, anggap saja itu bayaran dari segala kelebihan yang dia punya.

Masalah ketidak romantisan dia, dia pernah bilang "romantis itu relatif, kecepatan cahaya yang mutlak." Hmmm, gue masih nggak tahu dimana letak kelucuan joke-nya itu.

Gue dapat pelajaran selama gue bersama Erlang, bahwa relationship goals itu nggak harus yang setiap menit mengumbar kemesraan di sosial media, nggak perlu seberapa banyak kata awww, unch, atau pujian-pujian lain di kolom komentar instagram lo. Tidak perlu dia memanggil lo sayang, atau setiap saat melapor dimana koordinat lo saat ini. Yang penting intinya lo saling percaya, dan saling paham aja, deh.

Sekarang gue sudah sampai di depan kompleks perumahan Erlang, dan dia sudah berdiri nungguin gue. Dia sering bilang kalau cukup jemput gue di depan kompleks.

Di pasar malam kita berdua mencoba beberapa permainan. Salah satunya permainan melempar kaleng dengan bola. Saat dia mencoba permainan itu, lemparan dia selalu saja meleset, dan gue akuin dia payah dalam hal itu. Malahan gue yang berhasil dan memenangkan hadiahnya, agak lucu sih sebenarnya. Karena biasanya, kan cowok yang bermain dan memberikan hadiahnya ke cewek.

Bukan hanya itu, dia juga beliin gue permen kapas. Kita berdua makan jagung bakar, naik perahu kora-kora. Btw, gue yang maksa untuk naik itu, padahal dia sangat takut. Dia bukan cowok yang jaim dengan soknya mengatakan berani dengan semua itu, padahal di dalam hatinya sebenarnya dia takut. Dia dengan tegas menolak untuk naik wahana itu, walaupun ujung-ujungnya dia naik juga karena gue yang memaksa. Intinya dia kurang suka dengan hal-hal yang memacu adrenalin seperti ini. Setelah turun dari perahu kora-kora tadi, Erlang beberapa kali bolak-balik ke wc karena muntah, hahaha. Gue ngerasa bersalah karena maksa dia tadi buat naik wahana itu.

Awalnya gue minta untuk pulang saja mengingat kondisi dia yang nggak baik, dan ternyata dia menolak. Akhirnya kita melanjutkan untuk tetap jalan-jalan di sini.

**

[COMPLETED] My Jenius Boyfriend حيث تعيش القصص. اكتشف الآن