31

862 52 0
                                    

Erlang POV

Satria yang baru datang ke sekolah disaat jarum jam mendekati jam tujuh langsung berjalan menuju tempat duduknya yang berada di sampingku.

"Lo nggak cek line tadi malam?" tanya Satria.

"Tidak." Jawabku seadanya karena memang tadi malam kebetulan aku tidak menggunakan ponsel. Aku melarang Airin menggunakan ponsel karena hari ini dia ada ulangan ekonomi, tidak baik kan kalau aku yang menyuruh dia untuk tidak memakai ponsel sementara aku yang memakainya?

Satria menggelengkan kepala lalu berkata "adik Dika sudah lahir. Pulang sekolah gue sama Bayu mau ke rumah sakit. Lo mau ikut, nggak?"

"Boleh." Jawabku sambil menganggukkan kepala.

"Ehh. Pinjam tugas kimia lo dong." Kata Satria sambil membuka tasnya.

"Plus ajarin gue juga." Pinta Satria.

"Ada di belakang." Kataku sambi menunjuk Randi yang sedang menyalin buku tugasku.

**

Airin POV

"Bapak telah memeriksa ulangan matematika kalian, dan baru kali ini ada peningkatan." Kata pak Rizal sesaat setelah kelas disiapkan. Baru kali ini gue kangen sama pak Rizal, hahahah. Pak Rizal gitu loh, guru tergalak di sekolah ini. Gue duduk sebagai mestinya seorang siswa sambil menyimak pak Rizal.

"Ada enam orang yang tidak remedi."

Please, yang bertambah satu itu gue.

"Dirga."

Gue langsung deg-degan.

"Zahrah."

"Syifa."

"Farhan."

"Widia."

"Dan terakhir yang sekaligus meraih tertinggi...."

Mungkin bukan gue, soalnya itu kan tertinggi. Maaf, Lang. Gue ngecewain elo.

"Airin."

Gue langsung berdiri dari tempat duduk gue kemdian teriak, dan membuat seisi kelas menjadi terkejut. Terkejut karena nilai gue atau karena gue yang berteriak?"

"Beneran, pak?" tanya gue dengan nada antusias.

"Iya, beneran. Kamu dapat sembilan puluh tiga." Seisi kelas langsung melongo setelah mendengar nilai gue yang disebut pak Rizal tadi.

"Lo nyontek dimana?" tanya Zalza secara tiba-tiba dari bangku seberang.

"Enak aja, gue nggak nyontek."

"Beneran?" tanya pak Rizal dengan ekspresi yang kelihatan ngeraguin gue.

"Iya pak, beneran. Aku berani buktiin aku nggak nyontek, aku nggak akan mengulang di ulangan selanjutnya." Kata gue dengan penuh percaya diri.

"Oke kalau begitu, bapak pegang janjimu."

Gue lalu duduk kembali ke bangku gue, lalu menatap Zalza setelah itu Cinta yang ada di belakang. Mereka berdua menatap gue sambil mulutnya gue lihat berkata "jelasin ke gue sebentar!"

Gue memalingkan wajah kemudian berbalik melihat ke luar jendela, apalagi kalau bukan kelas Erlang dan lagi-lagi dia menutup tirainya.

"Anak-anak, hari ini kita masuk me materi ini." Kata Pak Rizal sambil menunjuk ke layar proyektor.

**

Sudah gue tebak, Zalza dan Cinta langsung datang ke bangku gue sesaat setelah pak Rizal keluar dari kelas.

[COMPLETED] My Jenius Boyfriend Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu