21. Fakta

1.7K 141 14
                                    

Entah apa yang dirasakan iqbaal saat ini, kenapa hatinya begitu sakit setelah mendengar pernyataan Ari beberapa minggu yang lalu.

"Baal"

Iqbaal melihat orang yang memanggilnya, mengerutkan dahi heran.

"Kenapa kak ?" tanya Iqbaal sopan.

"Lo dateng sekarang ke kantornya Aan" perintah puca yang tiba tiba datang didepan gerbang sekolahnya.

"Ngapain bang?" Iqbaal cukup terkejut mendengar ucapan Kak Puca.

"Ada yang mau gue omongin, gue izinin kok semuanya udahan" ucap Kak Puca.

Akhirnya Iqbaal mengangguk pasrah sebagai jawaban. Puca menarik tangan Iqbaal untuk segera mengikutinya.

Lain halnya dengan Zidny yang sedari tadi berdiam sendiri didalam kelas, mukanya sudah bak kepiting rebus. Menunggu sendirian tidak ada teman.

"Kasian, tuan putri gak punya temen ya" ucap Dianty dengan nada bicara yang sengaja dibuat-buat.

"Uluh uluh kemana dayang dayangnya? Udah bosen ya ? gak mau nemenin lagi" perkataan Namira malah membuat Zidny naik pitam, bagaimana bisa dirinya ditinggal sendirian dikelas tanpa ada teman satupun.

Guru pelajaran sudah berdiri didepan sana, semua memulai pelajaran .

Lain hal dengan kantor Kak Aan yang sekarang sedang berkumpul diruang depan. Dengan kegiatan mereka sendiri sendiri, ternyata Kak Puca memanggil semua anak CJR.

"Puca, maksud lo apa ngumpulin anak sekolah kayak gini?" tanya Kak Aan sedikit emosi.

"Itu mau nanya aja " jawab Kak Puca santai.

"Jangan bilang kak Puca mau ngomongin (namakamu)" Tebak Iqbaal.

"Males ahh kalo mau ngomongin itu" ucap Salsha sedikit sewot.

"Cha, lo kenal (namakamu) berapa tahun sih?" Tanya Kak Puca yang langsung mendapat tatapan kaget dari anak anak yang lain.

"Udah hampir 4-5 tahunan lah" jawab Salsha acuh.

"Trus alesan kalian semua ngehindar dari (namakamu) apa sih?" tanya Kak Puca.

"Asal kakak tahu, dia itu anak yang gak tahu di untung. Udah tahu dia anak pungut, sok sok an ambil papanya Zidny. Seharusnya dia itu bersyukur udah di asuh papanya Zidny. Nyesel gue kenal sama dia" Jelas Salsha.

"Iyaa, gue juga lebih ngebela Zidny secara dia kan yang tersakiti" tambah Iqbaal.

"oke gue mau nanya, jawab bareng ya! Kalo ada anak kecil yang kehilangan bundanya dia cuma tinggal sama ayahnya dan gak pernah ngerasain kasih sayang bundanya sama sekali. Dibandingkan seorang anak kecil yang punya orang tua lengkap tapi ayahnya hanya sedikit tidak perduli padanya. Menderita yang mana?" Tanya Kak Puca.

"Ya.. yang gak punya bunda lah. Kalau yang kedua seenggaknya dia masih bisa merasakan kasih sayang ayahnya meskipun itu sedikit" Jelas Kak Aan dan dibalas anggukan oleh semuanya.

"Jawaban yang bagus. Sekarang liat ini" perintah Kak Puca dan memperlihatkan sebuah video di handphonenya.

Video dirumah sakit saat (namakamu) mengetahui semuanya, Ojan yang dengan diam diam memvideo semua kejadian sebagai barang bukti jika Zidny keterlaluan. Kemarin Puca memintanya kepada Ojan dengan sedikit paksaan.

Video berakhir dengan suasana sunyi diruangan ini.

"Gue mah udah tahu" ucap Aldy dan Kiky bersamaan.

"Maksud lo" tanya Iqbaal yang mulai emosi.

"Santai, kemarin waktu bang bisma pulang ke Jakarta katanya ngehubungin Iqbaal tapi gak bisa. Akhirnya dia minta bantuan gue buat surprise in (namakamu) yang lagi sakit dan dia sweet seventeen. Gak mungkin kan kalo berdua ya udah gue ajak bang Kiki yang waktu itu belum tidur. Dan saat ini semua terjadi kita ada didepan pintu sambil bawa balon gitu, tapi (namakamu) gak tahu kalau ada kita, soalnya habis bang bisma ngusir ayah mereka gue ikut keluar pulang sama Bang kiki" Jelas Aldy.

Still💞 ( IDR )Where stories live. Discover now