22. Video Call

1.7K 119 5
                                    

Kelas yang berpenghuni ini terasa seperti rumah kosong yang berhantu. Sepertinya kelas ini sedang merasakan kesedihan yang mendalam. Bahkan biasanya jika jam kosong seperti ini akan timbul hal hal yang membuat semua siswa tertawa.

"Kemana kalian kemarin? Ada job? kenapa Kak Aan gak bilang sama gue?" Zidny terlihat begitu emosi kali ini.

"Bukan urusan lo." Jawab Iqbaal dingin.

"Kamu kenapa sih baal?" Zidny terlihat bingung melihat perubahan pada diri Iqbaal.

Iqbaal yang ditanya malah berdiri meninggalkan Zidny dan teman temannya menuju bangku Ari.

"Ri, gue duduk boleh?" Tanya Iqbaal pelan.

"Duduk aja" Jawab Ari dengan senyumnya.

"Lo udah berapa lama pacaran sama (namakamu)?" Iqbaal memulai acara wawancaranya.

"Udah hampir semingguan, Kenapa?" Ari mendongakan kepalanya dengan tatapan bertanya pada Iqbaal.

"Berarti lo tahu semua tentang cerita dia, termasuk gue?"

"Tahu, mantan yang masih disayang sama dia kan? tapi sayang mantannya gak tahu diri." Jawaban Ari mampu menohok hati Iqbaal.

Iqbaal menoleh kearah Ari dengan tatapan serba salah.

"Gue juga tahu, sahabat yang amat dia sayang tanpa alasen nyampakin dia. Kalo dia bukan (namakamu), orang itu gak bakal sekuat ini. Bingung aja gue, kenapa bisa (namakamu) dikeliling orang yang gak tahu diri gitu." Ari memperjelas semuanya tanpa menatap Iqbaal.

"Tolong! gue mau ngomong sama (namakamu)" pinta Iqbaal.

Tanpa menjawab Ari mengeluarkan ponselnya, memencet beberapa kali hingga akhirnya keluar wajah (namakamu) pada layar.

' apa Ai?'

"Ada yang mau ngomong, diem! Jangan dimatiin! Kamu bisa hadapin dia"

Ari langsung mengarahkan kameranya menuju Iqbaal, wajah Iqbaal berbinar melihat wajah (namakamu).

'Iqbaal' lirih (namakamu).

"(nam), tolong dengerin aku. Aku minta maaf sama kaadamu, maaf gak dengerin kamu dulu."

'Lo punya salah apa sama gue?'

"(nam), pliss maafin aku"

'Lo gak salah, santai.. Jangan pakek aku-kamu. Inget kata kamu kita cuma temen'

"(nam), aku masih sayang sama kamu"

'Basi baal haha' (namakamu) tertawa tetapi air matanya sudah jatuh entah sejak kapan.

Ari yang melihat itu, langsung mematikan Video call tersebut secara sepihak.

"Jangan khawatir dia aman sama gue, kalo lo mau berjuang silahkan gue gak ngelarang. Kalo emang (namakamu) bahagianya di lo, gue gak bisa apa-apa. Ambil dia dari gue dengan perjuangan yang sama kayak gue bikin dia bahagia. Perjuangin dia baal, bukan gue gak sayang. Gue sayang banget sama dia, tapi gue sadar kalo sebenernya hati dia masih ada di lo."

Iqbaal tersenyum lebar, memeluk Ari ala cowok.

"Gue kasih lo kesempatan, Jangan buat dia sakit lagi. Sampek kejadian ini terulang, siap siap lo gak bakal ketemu dia sampai kapanpun." Ancam Ari.

"Siap kapten, thanks ya Ri" Iqbaal memberi hormat pada Ari.

"Santai. Tapi sebelum itu jinakin dulu macan tutul lo" Ari menunjuk bangku Iqbaal dengan dagunya.

Iqbaal terkekeh pelan.

"Tenang, kasih duit juga jinak."

"Hahaha" Tawa mereka pecah.

Iqbaal berjalan meninggalkan Ari dengan sisa tawa yang masih ada diantara mereka.

"Jan, Dan, To, Nam" Panggil Iqbaal.

Mereka hanya mendongakkan kepalanya dengan tatapan bertanya.

"Gue mau minta maaf" ucap Iqbaal.

"Habis dirukyah ya lo?" tanya Dianty tanpa melihat Iqbaal.

"Maksudnya Dan?" Iqbaal sedikit bingung dengan ucapan Dianty.

"Iya pintu hati lo udah kebuka, gak ada setannya lagi kan? mangkannya minta maaf" ucap Dianty.

"Maafin gue, emang ini salah gue"

"Tuh nyadar" ucap Namira sewot.

"Guys.. udahlah. Maafin yaa" Ucap Ojan.

"Iyaa" Jawab mereka serentak.

Mata Iqbaal berbinar mendengarnya.

"Jadi gue boleh nih bareng bareng sama kalian?" tanya Iqbaal antusias.

"Yang ngelarang juga siapa?" Jawab Rafto.

"Thanks guys" ucap Iqbaal dan mendapat tepukan pundak oleh mereka semua.

Iqbaal kembalia ke tempat duduknya dengan senyuman yang menghiasi.

"Selamat berjuang!!" Iqbaal tersenyum mendapat semangat dari teman temannya.

"Kalian kenapa sih?" Zidny mulai geram dengan tingkah semua orang yang berbeda.

Bukannya menjawab Salsha malah menggebrak meja dan keluar dari kelas. Aldi yang mengetahui itu hanya menghela nafas panjang.

"Kenapa Di?" tanya Bang Kiki.

"Dia marah karena kemarin bang, gue yang gak jelasin kedia itu" Ucap Aldi lesuh.

"Biasanya kalo ada (namakamu) pasti gampang buat baikkan" tambah Aldi.

"Lo harus terbiasa tanpa bantuan (namakamu), berdiri ! kejar dia sekarang!" perintah Iqbaal.

Aldi mencoba tersenyum dan berlari mengejar Salsha. Iqbaal hanya menggelengkan kepalanya, ia jadi mengingat hubungannya dengan (namakamu).

Dulu mereka selalu ada yang diributkan tapi tetap, (namakamu) mengalah. Katanya biar gak berantem. Mulai sekarang Iqbaal akan memulai semuanya dari nol lagi, dia akan cari tahu semua tentang (namakamu) seperti jaman dulu waktu mereka masih pdkt.

......

Gimana udah baca Bang Bims?
Mau dijadiin Iqnam version gak ?
Pliss coment yaa ..
Kalo mau cerita yang lain juga gak papa, coment aja. Bisa aja nanti ide kalian aku buat cerita.

So, thanks buat semua. Semoga enjoy with my story.

byebye 💞💞

Still💞 ( IDR )Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ