Part 1 : Aldino & Vanilla

15 2 2
                                    


Count On Me _ Bruno Mars, lagu yang yang Cukup Fun itu terdengar di seantri Cafe. Seharusnya lagu itu bisa menjadi moodbaker agar pengunjung cafe itu terus merasa Fun. Namun sepertinya hal itu tidak berlaku pada seorang gadis yang duduk di meja dekat pintu masuk.

Gadis berambut sepunggung itu menatap kesal ke arah Handphonenya. Bagaimana tidak, sudah hampir sejam lebih dia duduk di tempat itu untuk menunggu seseorang.

Dia, Davidya Vanilla Athifa. Panggilannya Vanilla, atau Nilla? Siswi kelas IX di SMA Nusa Bangsa. Dia sedang menunggu seseorang.

Tak berapa lama kemudian, Vanilla memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya karena sudah terlalu lelah menunggu. Dia kemudian meraih tasnya dan menyampirkannya ke pundaknya. Sesaat dia berbalik, tiba tiba...

Bruuuk....

Seseorang menyenggol bahunya, membuat handphone yang sedari tadi di genggamnya jatuh di lantai. Dengan segera Vanilla berjongkok dan mengambil handphone itu dengan harapan tidak rusak. Tapi nihil. Tidak menyala.

Vanilla mendongak ke atas melihat pria yang menabraknya itu. Sejenak Vanilla berharap Pria itu akan menolongnya, namun apa? pria itu malah menatapnya dengan dingin.

"Kalo jalan, Hati – Hati." Kata Pria itu dengan dingin lalu pergi dari hadapan Vanilla.

Vanilla mendengus tak percaya. Ia kemudian berdiri, saat menyadari posisinya masih berjongkok dengan fokus tertuju pada pria itu.

Melihat pria itu tengah tertawa pada temannya di salah satu meja, membuat Vanilla semakin emosi. Dengan langkah mantap dia menghampiri pria itu. Sepertinya dia sedan menelfon seseorang. Tiba –tiba ide terlintas diotaknya. Apa lagi posisi pria itu membelakangi dirinya. Vanilla tersenyum jahat.

Dengan perlahan, Vanilla menunduk di telinga Pria itu.

"Hp di balas Hp kan?" bisik Vanilla, Lalu dengan cepat dia merebut Handphone pria itu dan mecelupkannya ke dalam gelas Jus yang ada di meja Pria itu.

"Uupss...."

"APA APAAN NIH..!!" Teriak Pria itu, membuat Vanilla tersentak Kaget. Vanilla segera berbalik ingin kabur, Namun pria itu lebih dulu menangkap tangannya. Vanilla menatap ngeri saat melihat wajah pria itu yang terlihat sangat marah.

Merasa terpojok, Vanilla menendang tulang kering pria itu.

"Aagghhh..." Jeritnya, sontak cengkraman di tangan Vanilla terlepas. Tak menyia nyiakan kesempatan, Vanilla segera berlari keluar Cafe.

***

Pria dengan Jacket Blue Navy itu melangkah dengan santai memasuki Purple Cafe sambil membaca Chat dari teman temannya. Tak lama kemudian, dia mendongakkan wajahnya saat melihat seseorang melambaikan tangan kepadanya.

Dia, Aldino Argani Basupati. Panggilannya Aldino, atau Dino.

Dengan segera dia menuju ke meja dimana seorang pria yang tadi melambaikan tangan kepadanya duduk. Tapi tiba tiba saja..

Brukk...

Seseorang menyenggol bahunya. Dan orang yang menyenggolnya itu segera duduk meraih Handphonenya yang terjatuh di Lantai. Terbersit rasa bersalah di Hati Aldino.

"Kalo jalan, Hati Hati." Kata Aldino spontan.

Melihat cewek itu menatap Aldino dengan tajam, dengan segera Aldino pergi dari hadapan cewek itu dan menemui sahabatnya yang dari tadi memperhatikannya.

"Tuh cewek siapa?" tanya Rion, sahabat Aldino. Aldino hanya mengangkat bahunya Acuh.

"Yang lain belum datang?" Tanya Aldino.

"Ian, dia mau ke rumah pacarnya dulu. Kalo Naufal, gue gak tau. Tuh curut palingan Ngaret lagi." Jelas Rion.

Mendengar itu, Aldino kemudian berinisiatif menghubungi Naufal.

"Hp di balas Hp kan?" Bisik seseorang tiba tiba di telinga kirinya lalu, dan lalu orang itu merebut ponsel yang dia dempetkan di telingan Kanannya. Belum sempat Aldino menguasai diri, tiba tiba ia melihat Hpnya di celupkan ke dalam Jus yang ada di hadapannya.

"Upss.."

"APA APAAN NIH..!!!" Teriak Aldino marah. Aldino berdiri dari kursinya, lalu berbalik dan menatap tajam ke orang itu. Dengan sigap Aldino menahan tangan orang yang mencelupkan Hpnya ke dalam Jus itu saat orang itu sepertinya hedak kabur.

Dia adalah cewek yang di tabraknya tadi.

Aldino menatap tajam ke arah cewek itu. Tapi tiba tiba...

"Aghhh.." Aldino melepaskan cengkramannya dan memegangi tulang kerinngya yang baru saja di tendang oleh cewek sarap itu. Sedangkan Cewek yang menendangnya itu malah Kabur keluar dari Cafe

"Hahahahahahhahahaah...." Rion tertawa kencang melihat sahabatnya itu meringis kesakitan sambil melompat lompat dengan satu kaki.

"Tai Lo... Bukan nolongin malah ketawain Gue." dengus Aldino dengan masih mengusap kakinya yang kesakitan. "Sialan tuh cewek." Umpatnya saat kembali duduk di kursinya.

Rion kemudian menyodorkan Handphone Aldino yang sudah dilumuri Jus Alpukat. Lagi lagi Rion berusaha menahan tawanya melihat wajah Aldino yang sangat merah karena kesakitan dan menahan marah.

"Cewek Gilaaaaa...." Teriak Aldino sammbil memukul meja yang ada di hadapannya, membuat sebagian pengunjung cafe itu takut dan kabur.

"Woiii.. Jangan tereak-tereak Njiirr.. Orang pada kabur." Kata Rion.

"Bodo Amat." Balas Aldino, membuat Rion hanya bisa memutar bola matanya malas.

"Siap sih tuh cewek.???" Lanjut Aldino yang masih terlihat sangat Marah.

Rion mengusap usap dagunya sambil menatap ke arah pintu cafe, seperti tengah memikirkan sesuatu. Tiba tiba matanya membulat senang, seperti teringat akan sesuatu. Kemudian dia membuka laptop yang sejak tadi menyala di hadapannya, untuk memastikan dugaannya. Rion kemudian tersenyum gaje saat melihat ke layar laptopnya.

"Ngapain Lo senyum senyum kek gitu?" Tegur Aldino.

Rion lalu menutup layar laptopnya saat Aldino ingin melihat situs yang dia buka di laptopnya.

"Ck, kepo Lu." Jawab Rion.

"Yahh.. Hp gue gimana nih." Kata Aldino sambil menatap miris Hpnya.

"Yaelah.. Beli baru apa susahnya? Holang kaya kan??." Tanya Rion.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 18, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

stuckWhere stories live. Discover now