ㅡ05. Hatredㅡ

2.6K 510 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Di luar sana cahaya meredup. Mendung memenuhi sekitar, pertanda alam pun ikut merasakan kesedihan yang Hana rasakan. Air hujan perlahan turun satu per satu, membasahi bumi, mewakili atas mereka yang tengah berduka atas kehilangan.

Busan. Keluarga Hana sudah pindah, sebuah kota besar lain di Korea Selatan. Busan jelas berbeda sekali dengan Seoul. Di sini Hana tinggal di salah satu kerabat ibunya, setelah menjual apartemen juga rumah. Chanyeol membeli sebuah perusahaan kecil di Busan dab mulai mengelolanya.

"Sayang, aku harus berangkat sekarang. " Chanyeol mengusak surai hitam Hana, ketika sang istri tengah mencuci piring.

Hana meninggalkan pekerjaannya sejenak, membasuh kedua tangannya hingga benar-benar bersih lalu berbalik menghadap Chanyeol. "Hati-hati di jalan Chan, kembali dengan selamat ya. " kata Hana, memasangkan dasi yang sebelumnya lelaki yang pegang.

Chanyeol tersenyum manis, mengecup singkat bibir Hana. "Tentu sayang. "

Chanyeol berbalik, berjalan ke arah pintu masuk lalu menghilang di balik pintu. Hana kembali melanjutkan pekerjaannya, mengeringkan piring dan menyimpannya di rak.

Kedatangan seorang wanita muda memutus perhatian Hana, ketika ia tengah duduk beristirahat di ruang televisi. Menonton sebuah reality show. Berdiri di ambang pintu, tersenyum dan berkata. "Halo, saya Subin. Apa orang tua saya ada di dalam? "

"Ya ada, silahkan masuk. Bibi ada di dalam. "

Penampilan begitu kekinian, wajahnya putih mulus seperti idol; atau mungkin dia memang idol terlihat dari dandanannya. Wajahnya tersenyum berseri, memikat dan membuat orang tak bisa berpaling jika sudah melihat ke arahnya.

Hong Subin, dia bukanlah jenis wanita yang akan cocok untuk orang seperti Hana. Dia seorang idol, dan memiliki kehidupan yang sangat berbeda dengan Hana, ibunya banyak bercerita tentang Subin, wanita tua itu bercerita dengan sangat bangga karena anaknya yang sukses menjadi idol ternama.

Bukannya Hana membenci pekerjaan sebagai idol, hanya saja Hana tidak terlalu menyukai profesi itu. Terlihat berlebihan dan palsu, banyak kebohongan di dalam sana. Hana bukan mengatakan sebuah fitnah, Hana sudah mengetahui begitu banyak dunia entertainment. Kebanyakan relasinya adalah orang-orang entertainment.

"Sedang berlibur ya? "

"Iya, aku mengambil liburan untuk beberapa hari. "

Perhatian Haba pada televisi yang kini sudah menayangkan acara berita. "Banyak teman-temanmu yang menanyakanmu setiap bertemu bibi. "

"Hahaha tentu saja. "

Subin duduk di sebelah Hana lalu berkata. "Kakak suka politik ya? "

Hana mengangguk singkat.

"Hm, kenapa di jaman seperti masih melihat hal seperti itu. Apalagi wanita seumuran kakak, jaman sudah berubah. Wanita jaman sekarang kebanyakan menyukai dunia entertainment kak. Ketimbang dunia politik yang hanya kebanyakan lelaki berkepala plontos di dalamnya. "

"Pekerjaanku di dunia politik, setiap manusia memiliki ketertarikannya sendiri. " kata Hana agak tersinggung oleh cara Subin menilai politik. Wanita itu mengerutkan keningnya pertanda tidak setuju atas ucapan Hana.

"Kolot. "







tbc.

Hello, Subin is here

Hello, Subin is here

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hatred [ three PCY ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang