hundred years war

191 45 16
                                    

WARNING !!!

this part (obviously next part) contains violence scene. i warn you so if you feel uncomfortable, you can skip this part and next part for sure.

thank you



κελασ σεςαραη • 5σοσ


lo udah baikan sama mike?" tanya zayn,

"belum, zayn," ujar gue pelan,

"gue udah ngomong sama dia," kata zayn, "dia bilang dia mau ngobrol sama lo,"

"he didn't say anything," ujar gue,

"he will," kata zayn. gue tersenyum. gue dan zayn sekelas di pelajaran bahasa indonesia. that's why kali ini gue dan dia berjalan bersama menuju kantin, rencananya. namun seketika perjalanan menuju kantin ini terganggu karena gangguan alam ketika gue melihat toilet di depan gue.

"eh, zayn, gue ke toilet dulu. i'll catch up," ujar gue,

"it's okay, gue tungguin," kata zayn,

"gak," ujar gue, "lo duluan aja," kata gue.

"okay. see you," zayn lalu meninggalkan gue. gue segera memasukki toilet dan segera masuk ke salah satu bathroom stall.

setelah selesai, gue berdiam di wastafel. gue mencuci tangan dan mendengar kerumunan cewek yang sepertinya menuju kesini.

"serius ya gue capek berantem sama michael gara-gara di–" ucapannya terhenti–mungkin saat melihat dan gue berada di toilet.

"well," ujarnya diiringi anak cheers yang lain dibelakangnya.

gue menoleh kearahnya sebentar. lalu gue memalingkan pandangan gue menuju kaca seolah-olah gue tak memperdulikan mereka. ya emang gue gak peduli juga sih.

"wanda!" panggilnya,

"heh lo punya telinga gak sih," serunya memakai nada tinggi,

gue gak suka denger orang bising. ya jelas toilet kan menggema. lu ngomong pelan aja satu toilet pasti ngedenger. walaupun gue anak ips, gue gak sebego itu.

"lo wanda, kan?" ujarnya lalu berjalan mendekati gue.

"as you know," ujar gue pelan. agak risih melihat gerak gerik mereka yang seperti mengintimidasi gue.

"oh, jadi ini ya 'sahabat'nya michael," ujarnya dengan penekanan di kata sahabat. well, kinda distracting for her saying thing like that to me. gue hanya menatapnya bingung.

"gue gaakan macem-macem sama lo kecuali lo ganggu hidup gue," ujarnya. gue ganggu hidupnya belah mana anjir?

mike kayaknya pacar lu perlu direparasi.

atau doi butuh ditabrak yatno

eh tayo


"well, can you just make it clearly?" pinta gue pada crystal.

"lo mau gue to the point?" tiba-tiba tangan crystal sudah mengenggam rahang gue erat. tangannya mengangkatnya sedikit keatas yang membuat gue susah bergerak.

"lo bisa gak sih jauh-jauh dari michael?!" teriaknya didepan muka gue.

"bisa gak?!" ia membentak gue. gue membenturkan lutut gue ke perutnya yang membuat crystal melepaskan cengkramannya di rahang gue. gue mengatur nafas gue. sedangkan crystal menatap gue penuh amarah setelah gue mencoba melindungi diri gue sendiri.

kelas sejarah • 5sosWhere stories live. Discover now