6

81.4K 4.4K 113
                                    

            Fikri nama orang yang sedang menjelaskan segala sudut ruang resepsi. Dia menjelaskan ruangan ini mampu untuk kapasitas seribu orang, fasilitas, serta makanan. Semuanya juga di jelaskan dengan detail.

Adam tidak suka pada pria itu. Jelas sekali pria itu tertarik pada calon istrinya. Walau belum resmi, tetap saja sebentar lagi Gea akan jadi miliknya. Adam memperlihatkan wajah datar, apalagi saat Gea dan Fikri berbincang-bincang.

"Bu Gea mau lihat tempat tunggu pengantin?" Gea mengangguk dan mengikuti Fikri yang memimpin jalan. Adam menahan lengan wanita itu.

"Gak perlu" kata Adam tegas. Fikri yang mendapatkan tatapan tidak suka memaksakan tetap tersenyum. Dia tahu kliennya ini orang besar, dia harus sopan dan menghargai kliennya.

Gea dan Adam pergi. Adam yang menyetir mobil hanya diam tanpa berkata apa-apa. Gea juga ikutan diam dan memilih memain ponselnya. Karena tahu Gea mulai tidak nyaman, Adam membuka suaranya.

"Dia naksir kamu"

Sekali dengar Gea langsung tahu, pasti pria tadi yang dimaksud Adam. Gea jadi senyum mengetahui fakta itu. Ternyata ada yang naksir padanya. Toh wajah Gea memang lumayan cantik.

"Kamu senang dia naksir kamu?" tanya Adam sensi melihat wajah gembira wanita itu. Gea mengangguk antusias, dia lagi menahan tawa. Adam menatap wanita itu tidak suka.

"Harusnya tadi saya beberin kalau kamu lagi hamil anak saya" Gea langsung melotot. Itu namanya mengumbar aib. Jujur, dia malu ketahuan hamil di luar nikah.

"Jangan gitu. Kamu sudah janji mau jaga rahasia ini"

Adam tidak menanggapi wanita itu. Harusnya tadi dia bilang saja wanita di sebelahnya itu sudah hamil. Di luar nikah dan di dalam perut wanita ini ada anaknya. Supaya tidak ada laki-laki lain yang mendekatinya. Adam cukup puas berkhayal hingga sadar mereka sudah tiba di tempat tujuan.

Meraka harus fitting baju pengantin. Tidak mungkin diresepsi nanti mereka memakai baju tidur. Resepsi pernikahan bukan ajang ratu dan raja di kamar tidur. Dia sudah memilihkan baju untuk Gea, wanita itu juga suka dan sekarang Adam menunggu Gea mencoba bajunya. Lama sekali pikir Adam, padahal sekali Adam mencoba baju tidak memakan waktu lama. Kenapa wanita itu lama sekali.

Adam tidak sabaran, lantas dia menghampiri tempat wanita itu mengganti baju. Ada seorang pegawai yang menunggu Gea. Adam memberi kode pada pegawai itu untuk pergi. Dengan pasti Adam membuka tirai yang menghalangi dirinya dan wanita itu.

Ada kaca besar di sana. Adam melihat pantulan wajah Gea di kaca. Wanita itu membelakanginya. Adam melihat kembali punggung mulus wanita itu. Dulu pertama kali Adam melihat punggung mulus Gea, dia sempat kagum.

Gea melihat Adam melalui kaca di hadapannya. Untung dia sudah berpakaian lengkap, jika tidak mau taruh di mana mukanya. Gea sadar pakaian ganti dan branya masih tergeletak di lantai. Gea segera menendang pakaian dan branya ke bawah kolong meja agar tidak terjangkau oleh mata pria itu.

Adam mendekat dan sekarang tepat berada di belakang Gea. Adam menarik ikat rambut wanita itu dan membiarkan rambut Gea terurai dan menutupi punggungnya. Adam memutar tubuh Gea hingga menghadapnya. Entah mengapa Adam berpendapat baju itu sangat cocok untuk Gea.

Gea kaget, pria itu memeluknya erat. Seketika jantung Gea berdetak kencang. Adam menelusupkan tangannya di balik rambut Gea, pria itu mengelus punggung Gea.

"Punggung ini milik aku" bisik Adam.

Bulu kuduk wanita itu berdiri ketika elusan tangan Adam turun ke pinggangnya. Adam mencium leher Gea, cukup lama bibirnya menyentuh permukaan leher Gea. Wanita itu menegang, apa yang dia lakukan hingga membiarkan Adam bertindak sesuka hatinya.

Pay One Get TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang