4

84.4K 4.4K 29
                                    

            Gea mendapat tatapan menusuk dari wanita paru baya yang baru dikenalnya. Dia adalah Wirna, mamanya Adam. Sekali lihat saja Gea langsung tahu, wanita paru baya itu pasti lahir dari keluarga terhormat yang dari lahir sudah hidup berlebihan. Gayanya anggun, tetapi ada aura yang sama seperti milik Adam.

Jelas sekali wanita itu tidak suka pada Gea. Gea hanya bisa menundukkan wajahnya karena takut dan malu. Jika saja dia tidak hamil anak Adam, dia tidak akan pernah ditatap serendah ini. Rasanya harga diri Gea sedang diinjak.

"Kamu dibayar berapa sama Adam?"

Belum sempat Gea menjawab, sudah ada suara bariton yang memotong. Adam membanting vas bunga. Gea ikut berdiri dan beringsut menjauh. Dia takut pada pria itu. Ketakutan Gea tidak sama seperti malam itu, melainkan benar-benar takut pada Adam yang terlihat jahat. Lebih tepatnya marah.

"Aku ngehamilin dia ma! Aku yang mau sama dia!" Gea tidak salah dengar. Wanita itu mengerjap beberapa kali memastikan pendengarannya. Adam berkata bahwa Adamlah yang mau dengannya, hal itu membuat Gea lega atas plototan Wirna yang mengiranya wanita murahan.

Wirna menggeleng, dia kekeh pada pendiriannya. Anak sematawayangnya tidak boleh menikahi wanita sembarangan. Apalagi wanita itu dari keluarga yang tidak sederajat dengan mereka. Wirna telah menyesal menikahi Robi. Dulu Wirna telah mempertahankan keinginannya walau ditentang orang tua. Hanya karena cinta sesaat, Robi pergi membawa kabur uang Wirna. Robi hanya mencintai uang Wirna. Wirna tidak ingin anaknya mendapatkan orang yang salah.

"Ngaku sama saya! Kamu dibayar dia kan?! Kamu sengaja ingin ngincar uang anak saya!?" Wirna menjambak rambut Gea. Gea menggeleng dan memilih menjauh. Tetapi Wirna lebih kuat. Gea tidak ingin membalas wanita itu, Gea hanya bisa memeluk anaknya yang di dalam perut.

"Ma! Sudah! Dia gak seperti yang mama pikirkan! Mama harus dengar penjelasan aku dulu!" lerai Adam. Mamanya tipikal orang yang mudah meledak. Adam tahu itu, dia khawatir wanita yang mengandung anaknya jadi kenapa-kenapa.

Suasana sedikit tenang. Wirna duduk dan mendengar penjelasan Adam. Gea ikut duduk di sebelah Adam. Sebenarnya Gea ingin menangis, dia ingin lari dari situasi seperti ini. Lebih baik dia membesarkan sendiri anaknya ketimbang harus melewati cobaan lagi, apalagi menghadapi seorang wanita paru baya seperti ini.

"Aku tidur dengan perempuan. Dia mengancam aku dan nyebar video aku dan dia saat making love, pasti mama sudah nerima video itu," Wirna mengangguk, dia sudah menerima video itu dan ingin menampar perempuan yang tidur dengan anaknya. Wirna sangat benci dengan perempuan yang mau jual badan demi uang.

"Aku mau ketemu empat mata dengan dia. Aku mau menyelesaikan masalah itu dengan dia. Tapi dia gak datang, aku gak ingat wajahnya dan malah mikir dia adalah wanita ini" kata Adam sambil menatap Gea sekilas.

Wirna tahu kelemahan anaknya. Adam terlalu banyak tidur dengan wanita, anaknya sering lupa dengan wajah orang yang asing dengannya. Tetapi tetap saja Wirna tidak suka pada Gea, bisa saja dia memanfaatkan anaknya untuk menjadi kaya.

"Kalau begitu kasih dia-" belum sempat Wirna menyelesaikan omongannya, Adam memotong.

"Jangan pernah kepikiran kasih dia uang dan suruh pergi"

Adam sangat serius. Wajahnya berkata untuk tidak dibantah. Wirna tidak bisa menolak permintaan anaknya lagi. Raut wajah Adam berkata ini adalah perintah. Dengan begini, rumah besar milik mereka akan bertambah penghuni.

...

Tidak ada balasan, Gea menutup kembali laptopnya. Besok dia akan dijemput oleh Adam. Mereka akan segera ke Surabaya, bagaimanapun juga Gea butuh saksi untuk di pernikahannya nanti.

Pay One Get TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang