DOEA POELOEH

297 5 0
                                    


Ginny tertawa riang. Frederik juga. Belum pernah mereka merasa sebahagia ini sebelumnya. Mereka berdua di dalam mobil yang membawa keduanya meluncur di jalanan selatan Jakarta.

"Pesta pernikahan kita pasti bakal seru, deh! Kamu belum tahu Tujuh Bidadari, kan?"

"Siapa, tuh?"

"Mami, sama enam adik perempuannya. Heboh, deh!"

"Oh, yang namanya dari huruf V semua, kan?"

"Anak-anaknya juga. Oh, ya, Kak Violeta sama anaknya juga bakal datang, lho."

"Keluarga kamu asyik-asyik, Gin. Aku senang."

"Mmm... tapi moga-moga pernikahan kita langgeng, ya?"

Frederik menggenggam erat tangan Ginny sebagai jawaban.

Keduanya sampai di rumah Ginny dan disambut Mami dengan riang. Lalu Frederik pun berpamitan pulang karena masih ada pekerjaan. Sepeninggal Frederik, Mami menggandeng tangan Ginny masuk ke dalam rumah.

"Mami senang, akhirnya kamu punya pasangan juga." Mami lega.

Ginny mesem. Pandangannya tertuju pada sehelai undangan pernikahan di atas meja. "Itu undangan dari siapa, Mi?"

Raut wajah Mami berubah serius mendengarnya."Gin, ada kabar baru."

Wajah Ginny pun berubah tegang. "Ada apa sih, Mi? Kok serius? Kabar bagus apa kabar buruk?"

"Mmm... bisa dua-duanya, sih..."

"Apa, sih?" Ginny penasaran.

"Vanessa sudah dilamar pacarnya."

"Hah? Vanessa kan belum lulus kuliah."

"Iya, tapi pacarnya kan umurnya beda 8 tahun. Pacarnya sudah mapan, jauh lebih dewasa, dan udah nggak sabar ingin kawin. Apalagi ibunya pacarnya itu sudah tua, sudah umur 70 tahun, sudah ingin cepat-cepat menimang cucu. Vanessa juga sepertinya sudah siap menikah. Jadi... Tante Viviana mengizinkan mereka menikah. Undangannya ya itu, tuh."

"Itu kan kabar bagus. Tapi, terus kuliahnya gimana?"

"Duh, kamu ini! Malah mikir kuliahnya Vanessa, lagi. Itu sih soal kecil. Itu urusan pribadinya dia sendiri. Entah dia mau meneruskan, atau berhenti dengan langsung hamil. Yang penting itu, kaitannya dengan kamu. Ini kabar buruknya."

Ginny bingung. "Kabar buruk gimana?"

"Gimana? Duh! Kamu kan akan menikah juga nanti! Mami bingung mana yang lebih dulu harus dinikahkan."

"Kok bingung, sih? Nggak masalah. Kan bisa rundingan sama Tante Viviana."

"Kamu ini naif banget, ya? Sejak pacaran kok jadi kurang analitis. Justru pernikahan kamu sama Vanessa ini bakal jadi masalah. Karena, kalau Vanessa menikah lebih dulu, jelas kamu harus jadi bridesmaid-nya."

"Apa?! Ginny harus jadi bridesmaid lagi?! Mami! Ini bakal jadi yang kesembilan kali! Ginny nggak mau, ah!"

"Gitu, ya... Jadi, mau langsung jadi bride aja, nih?" goda Mami.

"Iya, lah, jelas! Mi! Ginny ingin menikah duluan! Secepatnya!"

Mami mentertawakan, "Hebat. Dulu nggak mau menikah, sekarang ngebet ingin menikah."

Ginny tersenyum malu. Sebenarnya tidak terlalu masalah baginya, apakah di pernikahan berikutnya Ginny jadi bridesmaid untuk kesembilan kalinya, ataukah jadi bride-nya. Yang pasti, pesta pernikahan nanti akan jadi yang terbaik dan terbahagia bagi Ginny, karena ia tidak lari lagi dari Frederik!

SELESAI

SELESAI

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
BRIDE OR BRIDESMAID? (Married...? Nggak...? Married...? Nggak...?)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ